chapter 14

180 34 11
                                    

Haiii, maaf lama banget updatenya, soalnya note abis keapus dan begitu juga dengan cerita di dalamnya *huft. But i'm backkk. Enjoy the story guys! Ini emang pendek karena cuma pengantar ke chapt selanjutnya. Thankyou.

◆◆◆

Aku memasukkan wedgesku ke dalam koper. "Dan selesai," gumamku sambil menutup koper dan menghempaskan tubuhku ke kasur. Ya, itulah barang terakhir yang ada di dalam daftar barang bawaanku ke Milan. I'm so excited. Entahlah, tiap kali akan keluar negeri, aku selalu merasa senang. Berada di tempat baru, suasana baru dan tentu saja negeri yang baru membuatku penasaran. Aku suka memanjakan mataku dengan sesuatu yang belum pernah kulihat.

Drrt drrt

From: Mr. Styles
To: Me

Cepat keluar. Kita tidak mau terlambat.

Dia bahkan tidak memberitahuku kalau akan menjemput. Jam berapa sekarang? Saat kulihat, jam menunjukkan pukul 5 sore. Ugh, Styles. Untung saja aku sudah mandi. Aku langsung menyampirkan tasku ke bahu dan menarik koperku. Saatnya berangkat.

Aku berjalan keluar dan menuruni tangga menuju pagar kompartemen. Kulihat disana sudah ada Harry dan yang lain dengan tiga mobil berjejer tepat di dekat trotoar. Zayn melambaikan tangan kearahku dan langsung kubalas dengan senyuman.

"Hey," sapanya.

"Hey," jawabku. Aku langsung melihat kearah Harry yang tiba tiba saja membuka bagasi mobilnya. Ia mengambil koperku dan menaruhnya di dalam sana.

"We're ready to go now," ujar Harry.

Dia baik sekali.

Tapi tunggu.

Memangnya itu mobil siapa?

"Aku akan semobil dengan siapa?" tanyaku pada Harry.

Harrypun mengedikkan bahu kearah mobil di belakangnya. "Tentu saja denganku."

"Kau akan semobil dengan Harry dan Layla, Elis," ujar Niall menimpali.

Aku langsung melihat kearah Layla yang sedang melipat tangannya di depan dada. Dia mengenakan atasan putih dan rok pendek ketat. High heelsnya begitu tinggi sehingga aku yakin tubuhku akan terbalap tinggi tubuhnya.

Sempurna. Layla adalah gadis sempurna.

Aku juga memakai rok, tapi rok jenis skater skirt, bukan yang ketat seperti Layla.

"Lagi lagi semua gadis ada di mobil Harry," ujar Liam. Ia menghela nafas dengan mendramatisir.

"Kenapa Elis tidak bersama kami?" tanya Zayn pada Harry.

Kulihat Harry mau menjawab tapi aku langsung menyelanya, "Kau mau aku pindah?"

"Of course," jawab Zayn dengan wajah yakin. Dia lalu melihat kearah Harry lalu kearahku. Kulihat Harry lebih memilih diam dan membiarkanku yang mengambil alih.

Sebenarnya ada dua alasan kenapa aku lebih memilih ada di mobil Harry.

Pertama, Harry sudah memasukkan koperku kedalam mobilnya.

Dan yang kedua, umm, sebenarnya ini bukan alasan. Tapi entahlah, aku tidak mau dia hanya berdua di dalam sana dengan Layla. Aku tidak tau kenapa berpikiran seperti ini. For god's sake, aku tidak mengerti.

"Untuk kali ini aku akan di mobilnya," jawabku yang pasti langsung mengecewakan Zayn. "Tapi, kau bisa duduk denganku di pesawat," ujarku mencoba menghiburnya.

"Can I?" tanya Zayn tidak percaya.

Akupun mengangguk membenarkan. "Itupun kalau kau mau."

a cup of tea [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang