-03- Meet Up

1.8K 208 32
                                    

[ ON DIRECT MESSAGE]

Niall Horan: hey, bagaimana cara aku memanggilmu?

Shea Loclyn: up to you

Niall Horan: honey? Haha

Shea Loclyn: shut up, Niall. Hey sekarang aku sudah tau kau siapa

Beberapa menit Niall tidak membalas messageku. Mungkin dia masih sibuk.
Kau tau kan, dia sering sekali tiba-tiba off .

Niall Horan: Aku hanya bercanda. Malam ini kau ada acara?

Shea Loclyn: kurasa tidak ada

Niall Horan: kirimkan alamat rumahmu. Aku akan menjemputmu pukul 7

Apa aku harus menerima ajakannya? Aku sama sekali belum mengenalnya. Mendengar namanya saja baru sekali ini.

Tapi kurasa dia orang yang mh--baik. Jadi tidak ada salahnya kan kalau aku menerima ajakannya.

Aku mengirimkan alamat rumahku dan segera mandi. Waktu terasa sangat cepat. Ah yang benar saja, ini sudah jam 6. Padahal rasanya baru saja aku bangun tidur.

Aku tidak tau harus memakai baju apa. Jadi aku hanya memakai dress selutut dan sneakers.

Terlihat dari balkon ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumahku. Tepat di depan rumahku. Apa itu Niall Horan? Jantungku nerdetak lebih cepat. Sangat cepat. Aku tidak tau kenapa ini bisa terjadi.

Perlahan aku menuruni satu persatu anak tangga. Mengambil tas yang sudah kusiapkan di sofa.

"Permisi, apa kau-- Niall Horan?" Aku menggigit bibir bawahku. Laki-laki itu membelakangi tubuhku. Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi dilihat dari belakang, dia seperti laki-laki yang tampan.

Laki-laki itu membalikkan badannya. Tersenyum manis kepadaku. Aku butuh oxygen sekarang!

Omfg. Dia sangat tampan dengan rambut blondenya. Mata biru yang sangat bagus. I love his eyes.

"Ya aku Niall. Kau Shea?"

Dia mengajakku berbicara? Aku benar-benar tidak percaya ada orang setampan dia di dunia ini.

Aku mengangguk. Rasanya mataku tidak mau berhenti menatapnya.

"Ayo kita pergi" dia membukakan pintu untukku.

Aku tidak tau apa yang harus dibicarakan dengannya. Tapi ada yang harus kalian tau. Di jok belakang kursinya, itu sangat penuh dengan berbagai macam cemilan.

Aku seperti mengingatnya. Aku pernah melihatnya sebelumnya. Aku pernah melihat tawa,mata,rambut, dan semua tentangnya. Tapi, siapa dia? Kenapa ingatan ini belum pulih. Belum balik secara utuh. Aku benar-benar ingin ingatanku normal seperti dulu. Sebelum aku mengalami kecelakaan.

"Uh, Shea, apa kau baik-baik saja?"

"Ya, aku tidak apa. Mau kemana kita?" Aku memijit pelan kepalaku yang terasa pusing. Baru kali ini aku merasa sepusing ini.

"Kau tau, pertanyaanmu mengingatkan sesuatu" Niall sesekali menatapku. Aku memberikan tatapan seperti 'apa?'

"Mengingatkanku dengan Dora! Kau tau kartun itu? Dia selalu bertanya 'mau kemana kita'. Pertanyaan yang bisa dia jawab sendiri, tapi dia malah menanyakan pada orang lain. Kartun itu menyebalkan. Tapi.. aku suka" ternyata dia cerewet. Awalnya kukira dia pendiam. Tidak bisa berbicara sepanjang itu.

Mobilnya diberhentikan tepat di sebuah tempat makan. Sebelum turun dari mobil, dia memakai kacamata hitam dan---masker? Eh? Untuk apa dia memakai kaca mata hitam? Ayolah ini malam. Kau akan terlihat seperti orang buta.

"Kau serius akan memakai itu?" Tanyaku. Dia mengangguk mantap lalu mengajakku turun dari mobilnya.

Restaurant ini sangat mewah. Lihatlah pembelinya pun terlihat seperti kalangan atas semua. Apa dia benar akan mengajakku makan disini?

Aku memakan makananku saat pelayan memberikannya. Lihatlah, gadis-gadis gaul disini menatapku dan Niall tajam. Seperti tatapan kesal atau--ah aku tidak tau. Sulit untuk dijelaskannya.

"Kau menikmati makanannya?" Tanya Niall disela-sela dia mengunyah makanan. Aku hanya mengangguk. Makanan disini pasti enak. Lihat saja harganya.

Setelah makan, Niall mengajakku untuk berjalan mengitari kota kecil ini. Hanya berjalan kaki. Dia tetap memarkirkan mobilnya di restaurant tadi.

Aku tidak tau apa yang harus dibicarakan olehnya. Tapi rasanya aku ingin sekali berbicara dengannya.

"Bagaimana kau bisa memfollowku? Kenapa banyak orang yang memfollowmu? Apa kau membeli followers?" Tanyaku dengan wajah datar

"Bodoh, untuk apa aku membeli followers" Niall terkekeh mendengar pertanyaanku.

"Bisa kau ceritakan tentang dirimu?" Tanya Niall.

"Sedikit saja. Namaku Shea Loclyn---"

"Ayolah, yang lain. Aku sudah tau itu"

"Niall, aku belum selesai bicara. Umurku menuju 21 tahun. Aku lahir pada tanggal 6 Desember. Hobiku bermain biola"

"Shea, aku tau kau sudah dewasa. Tapi cara kau bercerita seperti anak SD yang sedang menceritakan biodatanya" lagi-lagi Niall terkekeh.

Apa yang salah dariku? Laki-laki berambut blonde ini terus saja mentertawaiku.

Ternyata dia orang yang seru. Dia bisa tertawa walaupun tidak ada yang lucu. Aneh. Memang. Seperti orang gila. Sedikit-sedikit tertawa.

Beberapa pasang mata menatapku dan Niall tajam. Tatapan mengintimidasi. Apalagi gadis-gadis yang melewati kami. Tatapannya sangat tajam.

"OH MY GOD. NIALL HORAN" teriakkan gadis-gadis itu membuat telingaku sakit.

Niall langsung menarik tanganku. Mengajakku berlari menjauhi gadis-gadis itu.

"Aaa Niall Horan"

"We want more"

"One Direction"

"Marry me, Harry"

"Oh baby yeah"

"Beside you I'm a loaded gun"

"Daddyyy"

Suara itu. Suaranya muncul lagi. Memoriku mulai berputar. Aku berusaha mengingat sesuatu. Apa yang dimaksud oleh otakku ini. Kenapa aku tidak bisa mengingatnya.

Langkahku terhenti. Niall menatapku aneh.

"Kau tidak apa?"

"I'm okay. Lebih baik kau lari saja. Aku akan beristirahat di sini" aku menekuk kedua lututku. Rasanya pegal. Kepalaku pusing. Suara samar-samar di kepalaku belum hilang. Siapa One Direction? Siapa Harry? Daddy? Aku tidak bisa ingat itu.

"Bodoh. Ayo" Niall menggendongku di punggungnya. Membawaku lari menjauhi gadis-gadis aneh itu.

"Niall, kenapa mereka mengejarmu? Apa kau buronan? Kau meniduri mereka dan tidak bertanggung jawab? Kau memiliki hutang dengan mereka?" Tanyaku

-to be continued-
Gue mau ingetin kalo tiap part ga bakal panjang-panjang, k.

Dont forget to leave ur VOMMENT(S)

Jangan jadi sider, k

DIRECT MESSAGE // N.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang