-15-

1.1K 130 3
                                    

11.30 PM

Shea Loclyn: Niall

Shea Loclyn: Kevin mengajakku untuk makan siang bersama

Shea Loclyn: berarti dia bukanlah seorang gay

Shea Loclyn: maksudku, apa aku harus menerima tawarannya?

Shea Loclyn: kebiasan burukmu adalah, kau tiba-tiba menghilang saat aku membutuhkanmu

Shea Loclyn: oh ya aku lupa. Pantas saja kau suka lama membalasnya, pasti aku mengganggu latihanmu dan bandmu. Maafkan aku Nialler, aku tidak bermaksud.

Shea Loclyn: apa kau memaafkanku? Aku akan membelikanmu..um, bagaimana kalah nandos?

Shea Loclyn: aku akan memberikannya kalau kau memaafkanku, Ni

02.00 PM

Niall Horan: hey! Maaf aku terlalu lama membalas pesanmu

Niall Horan: itu tidak menjadi masalah bagiku. Kau sama sekali tidak menggangu latihanku.

Niall Horan: well, masalah nandos, kau harus tetap membelinya

Shea Loclyn: ew, aku tidak akan membelikannya untukmu. Lebih baik untukku sendiri

Niall Horan: untukmu sendiri? Cobalah kalau kau bisa

Shea Loclyn: tentu saja aku akan memakannya sekarang

Saat aku akan memakannya, Hap! Nandosku direbut oleh orang yang tak lain adalah--Niall?

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku setengah kaget melihatnya disini

"Membuntutimu?" Jawabnya. Tapi itu terdengar seperti pertanyaan?

"Bagaimana kau bisa tau kalau aku berada disini?"

"Jangan sebut aku Niall Horan, kalau hal semudah ini saja tidak kuketahui" jawabnya.

Ya benar, dia seperti orang yang tidak tau bagaimana iklim di London saat ini.

Untuk kesekian kalinya dia menggunakan pakaian yang aneh.

Tapi ini lebih aneh! Astaga aku tidak bisa menahan tawaku.

Bayangkan saja, seorang artis terkenal, keluar rumah memakai jacket, celana selutut dan--kaos kaki sampai betis? lebih tepatnya kaos kaki yang bermotif polkadot

Aku menutup mukaku agar Niall tidak bisa melihatku yang sedang mentertawainya.

Beberapa pasang mata tertuju pada Niall. Menutup mulut mereka. Yang kurasa itu tandanya mereka menahan agar tidak tertawa lepas. Ini sangat memalukan. Niall benar-benar aneh.

*
*
*

"jadi ini fotomu saat kau masih kecil?" tanya Niall sambil memperhatikan satu-persatu bingkai di dinding rumahku.

"menurutmu?" aku mengambil kentang goreng dan chicken nugget yang ada di meja makan.

"wow kau tau apa yang kusuka. Lebih baik kita makan saja" tangannya langsung menyambar piring yang ada di tanganku. Membawanya ke ruang keluarga. Mungkin dia berniat untuk menghabisinya sendiri. Dia saja tidak menawarkan satu pun untukku.

"apa yang pacarmu katakan saat kalian makan siang tadi?"

"dia bukan pacarku, bagaimana dengan calon kekasihmu? Apa kau sudah menyatakan perasaanmu Ni?"

"Aku? Kurasa kami lebih baik menjadi uh sahabat saat ini?" itu terdengar seperti pertanyaan

Aku mengangguk-angguk tanda mengerti. dan lihat apa yang kudapatkan. Seseorang bernama Chloe terpampang di layar handphone Niall.

"Jadi namanya Chloe?" Aku tersenyum miring ketika membaca nama itu. Kuyakin itu adalah calon kekasihnya.

"Chloe?" Tanya Niall

"Ya, itu yang ada di layar handphonemu. Chloe yang menelfonmu itu calon kekasihmu kan?" Kutunjuk layar handphoneku. Menunggu reaksi Niall. Apa mungkin pipinya akan memerah?

Niall mengalihkan pandangannya ke layar handphonenya. Membaca nama yang tertera di layar handphonenya.

"Chloe? Tunggu, apa kau lulus tk?"

"Kau merendahkanku Niall?"

"Tentu. Lihat saja, yang tertera di layar handphoneku adalah Lou bukan Chloe. Ayolah, itu sangat jauh sekali perbedaannya" Niall memutar bola matanya. Sepersekian detik, tawanya terdengar keras.

Untuk kesekian kalinya, aku melakukan hal bodoh di hadapan Niall. Siapa yang memalukan saat ini? Aku.

"Aku hanya salah membaca"

"Jangan membela dirimu yang bodoh itu, Shea" tidak berhentinya dia terkekeh.

"Lebih baik kau pulang saja"

*
*
*

"Menyerah lah sebelum kau kalah" Niall tidak berhenti memainkan jari-jarinya di stik ps3 ku. Menyenangkan bukan bisa bermain ps dengannya?

Aku menawarkannya untuk bermain balapan motor. Karna aku tau, tidak akan ada yang bisa mengalahkanku saat aku memainkan permainan ini. Bahkan ayahku saja selalu kalah. Hebat bukan? Biasa saja.

"Enyahlah kau Niall. Menyingkir dari motorku" Niall menyebalkan. Berkali-kali motornya dipepetkan dengan motorku

"Kami pulang" teriak seorang wanita dari bawah. Itu pasti mom dan dad!

Aku menjadi bingung. Melanjutkan permainan atau menghampiri orang tuaku dahulu?

Melihat peluang untuk mengalahkanku, Niall berhasil menuju garis finish terlebih dulu.

"See? Aku mengalahkanmu" Niall membangga-banggakan dirinya sendiri.

"Ah ayo ikut aku keluar. Orang tuaku sudah datang" aku membiarkan stik ps tergeletak di atas karpet. Kubuka pintu kamar. Berjalan keluar dan mendapati mom dan dad yang duduk di ruang keluarga.

"Hey sweetie, kau bersama---whoa Niall Horan? Senang bertemu denganmu" daddy tersenyum melihat Niall.

"Senang bertemu denganmu Mr. Loclyn" Niall ikut tersenyum

"Tadi aku bermain ps dengan Shea di kamarnya. Kalian tau? Aku berhasil mengalahkannya" lanjut Niall. Apa dia tidak memiliki urat malu?

Seketika mom dan dad terkekeh geli mendengar omongan bodoh Niall.

"Kenapa kalian tertawa? Jangan membuatku terlihat bodoh" Niall menepuk dahinya

"Kau memang bodoh" aku mendorong bahunya pelan.

"Uh kurasa aku harus pulang. Aku harus check sound. Senang bertemu kalian!" Niall berlari menuju pintu luar. Berlari hingga aku tidak bisa melihat punggungnya lagi.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya? Kau menyukainya? Kau sudah pernah kencan dengan Niall?" Setumpuk pertanyaan itu keluar dari bibir mom.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh mom, dia hanya temanku" aku memutar bola mataku.

"Ayolah Bell, itu rahasia remaja" dad terlihat menggodaku? Ew

----
Ikr its so weird
Tapi hargain gue yang udah buat haha. Kasih vote sama commen gitu

Btw sorry berminggu-minggu ga update☀
Hope ya like it

DIRECT MESSAGE // N.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang