Aku tidak sendirian ke taman ini. Maksudku bukan juga bersama Niall. Tapi bersama Owie. Anjing kesayanganku.
Aku mengajaknya jalan sore. Sudah lama aku tidak mengajaknya keluar rumah.
Aku menduduki bangku panjang. Bangku yang sebelumnya sudah ditempati oleh laki-laki berambut blonde yang tentu saja kukenali.
Kenapa setiap pergi, dia selalu menggunakan hal-hal aneh? Maksudku, ini tidak panas. Tapi dia memakai kacamata hitam. Menutupi mulut dan hidungnya dengan masker. Sungguh, dia orang yang sangat aneh.
"Terbiasa dengan pakaian seperti itu?" Tanyaku, yang sepertinya membuat dia kaget.
"Oh kau sudah datang? Dan bersama--anjingmu?"
"Yaa. Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau terbiasa dengan pakaian seperti itu?" Tanyaku lagi
"Tidak. Tapi hanya untuk berjaga-jaga"
"Berjaga-jaga? Apa kau seorang security?"
"Oh my god, Shea Loclyn, kau sangat pintar" pujinya. Tapi aku tidak melihatnya memuji. Itu seperti dia bilang kalau aku bodoh.
"Ayah dan ibuku juga mengatakan seperti itu"
Niall menggendong badan mungil Owie. Membawanya ke pangkuannya.
Diusapnya bulu-bulu Owie yang halus. Sangat halus. Aku rajin memandikannya 2 minggu sekali.
"Kau tidak pernah bercerita kalau kau memelihara anjing mungil yang sangat lucu" tangannya tidak berhenti mengelus bulu di badan Owie.
"Apa aku harus bercerita tentang itu? Atau jangan-jangan aku juga harus bercerita tentang ikan-ikan peliharaan ayahku yang suka melompat dari kolam?" Aku memutar mata. Dasar aneh.
Niall hanya terkekeh geli mendengar jawabanku.
"Lalu bagaimana dengan Kevin?" Tanyanya
"Waktu itu kau bilang kalau kau tidak suka saat aku membicarakan dia. Kenapa sekarang kau malah memintaku untuk berbicara tentangnya?"
"Aku hanya ingin tau. Tapi, tidak usah kau ceritakan kalau kau keberatan"
"No problem, aku akan menceritakannya. Akhir-akhir ini kulihat dia sering pergi bersama dengan Frans"
"Frans? Dia laki-laki kan?" Tanyanya
"Ya"
"Menurutmu Kevin menyukai Frans?" Sungguh ini pertanyaan bodoh yang Niall lontarkan dari bibirnya
"Mungkin saja dia menghakhiri hubungan ini hanya karna dia seorang gay" aku menjawab sekenanya
"Bisa jadi"
Gay? Kevin gay? Tidak mungkin. Aku merasa semakin bodoh saat berada dengan Niall. Apapun yang tidak mungkin, bisa dikatakan mungkin olehnya. Dan sekarang Kevin korban dari pembicaraan kami.
"Tapi kurasa itu tidak mungkin, kau bodoh Nialler"
"Kau yang bodoh. Buktinya kau bilang dia sedang dekat dengan Frans"
"Aku merasa sangat bodoh saat berbicara denganmu, Niall"
"Aku juga merasa sangat bodoh saat berada di sebelah orang yang bodoh" Niall terkekeh geli. Jadi menurutnya aku adalah orang bodoh? Mungkin.
●●●●●
Lagi dan lagi, sudah kedua kalinya aku hang out bersama Niall, dan perempuan-perempuan stress itu terus meneriaki nama Niall. Meminta Niall untuk memeluknya, berfoto bersama, ataupun meminta tanda tangan.Siapa mereka semua?
"One Direction"
"We are Directioners"
"I'm in love with you"
"Right now I wish you were here with me"
"We are One Direction"
"Directioners are legend"
Kenapa kata-kata itu kembali terngiang di kepalaku? Apa itu Directioners? Siapa One Direction?
Aku seperti pernah bergabung menjadi salah satu dari mereka. Tapi apa itu benar? Sialan, kenapa benturan kepalaku dengan tembok saat itu bisa membuat sedikit ingatanku hilang.
-to be continued-
this chapter isn't good and maybe it's weird
but please stop being a silent reader and start to give me vomment. it would mean a lot!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRECT MESSAGE // N.H
Storie brevi'Niall Horan followed you' Niall Horan? Kurasa aku pernah mendengar namanya. Kenapa banyak sekali orang yang memfollownya? Siapa Niall Horan?