SUARA LEDAKAN TERDENGAR DARI ARAH LAIN GEDUNG. Eko, Roni, dan yang lain langsung keluar dari ruangan divisi dan berlari menuju asal suara.
Suara itu berasal dari ruang forensik tapi tak ada ledakan apapun disana. Yang ada malah sebuah speaker dan benda itu mengeluarkan suara ledakan yang sama terus-menerus.
Erick yang kesal, langsung mendekati pintu ruangan dan mengepalkan kedua tangannya.
Erick berhasil membuka pintu ruang forensik dengan kepalan tangannya (kalian pasti paham kan?) Hingga kedua pintu itu terbang ke dalam ruangan.
Sesosok pria tinggi tegap berdiri didalam ruangan itu. Wajahnya sungguh menyeramkan, deretan giginya sudah sekuning tembaga, rambutnya awut-awutan bagaikan benang wol, dan tangannya menggenggam sebilah pedang berbentuk aneh.
Pedang itu bentuknya tidak seperti pedang pada umumnya. Bentuknya bengkok hingga membentuk sebuah tanda.
"Tanda tanya?" Gumam Eko
"Itu ciri khas dari Anonymous Killer." Balas Roni
Pria itu -yang ternyata adalah
Tobi Petterson- menyabetkan pedang aneh itu ke arah Eko dan kawan-kawan."Awas! Pedangnya bisa memanjang." Teriak Roni
"Tidak mungkin!!" Sahut Eko
Ucapan Roni benar. Pedang yang disabetkan Tobi bisa memanjang hingga mampu menebas nyaris seluruh ruangan. Bahkan, dinding saja sampai tergores.
Beruntung, semua orang (kecuali Tobi) sedang merunduk berkat instruksi Eko.
"Hei, apa yang harus kita lakukan? Kita gak bawa senjata!" Bisik Budi
"Nah, itu masalahnya!" Sahut Roni "gak mungkin kita bawa senjata ke sini tau!"
"Kalian bawa pistol?" Tanya Eko sambil menatap Erick dan yang lain. Serentak mereka mengangguk hingga membuat Eko menepuk keningnya dengan frustasi
"Cepat pakai!! Kalian ini polisi atau bukan sih?!" Teriak Eko
÷÷÷÷÷
Belasan peluru sudah ditembakkan, selongsong peluru berhamburan dilantai, tetapi Tobi masih berdiri tegak walau beberapa bagian tubuhnya terkena tembakan.
Sebaliknya, pasukan Erick sudah kehabisan tenaga. Eko yang melihatnya nengambil pistol di lantai -entah punya siapa- dan menembakkannya ke arah Tobi.
DOR!!
UAKKHH!!!
Erick yang terkapar di lantai karena sabetan Tobi, tercengang saat melihat tembakan Eko yang begitu jitu dan mengenai paha Tobi.
Tobi tersungkur ke lantai, tangannya memegangi paha kanannya yang berlumuran darah. Rintihan kesakitan lolos dari bibirnya. Pedang yang dipegangnya terjatuh ke lantai.
Dan Eko memanfaatkan kesempatan itu.
Tanpa basa-basi, dia menembak lagi hingga tiga kali. Ketiga peluru itu mengenai Tobi di bagian paha kiri, kaki kanan, dan bahu kanannya. Tembakan itu membuat Tobi roboh ke lantai. Eko mendekatinya dan menyentuh wajah pria itu dengan ujung pistol.
"Dia pingsan." Ucap Eko yang membuat semua orang langsung bersorak.
Roni bertepuk tangan dengan Budi, dan Ren mengacungkan jempolnya ke arah Eko.
Tetapi, Erick menunjuk ke arah belakang Eko dengan wajah pucat.
"Eko! AWAS!!" Teriaknya
Eko berbalik dan melihat Tobi yang berdiri dan menyabetkan pedangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Demon (END)
Aksi(Underground Bullet Case:02) Sebuah kotak kayu berisi potongan tubuh akan menjadi awal dari petualangan Eko dan Rinka. Petualangan yang akan dipenuhi dengan darah, keringat, dan air mata... (Novel seri Underground Bullet) Cover By: Wattpad Cover Mak...