T W 0

2.4K 159 8
                                    

Jesslyn pov

Hari ini aku sekolah, ya sekolah. Setelah semalam aku dihabisi oleh kakak ku. Aku tetap tegar, lagipula aku sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh kakak ku.

Semalam bukan yang terparah, fyi.

Salah satu dari yang terparah adalah, aku pernah di cambuki oleh kakak ku dengan cambuk karena hal sepele. Sampai aku tidak bisa merasakan punggung ku. Dan aku di cekik sampai hampir kehilangan nyawa, dan sampai ada bekas di leher ku. Lalu ada lagi, tangan ku di cutting oleh kakak ku sendiri lalu bekas luka nya disiram memakai air cuka.

Memang sadis, tapi bersyukur kepada tuhan karena telah mengijinkan aku hidup sampai saat ini. Karena aku masih ingin mempunyai hidup dan berusaha menjauh dari kakak ku.

Jika kalian bertanya dimana orang tua ku, mereka tinggal di negara yang sama dengan ku, Aussie. Hanya saja aku dan kakak ku pindah ke apartemen untuk belajar hidup mandiri.

Aku belum ada berkomunikasi lagi oleh orang tuaku ku selama ahkir 3 bulan ini.

Okay, balik lagi ke realita.

Aku sedang duduk di kursi meja ku dengan bertopang tangan. Banyak perempuan-perempuan yang seperti nya iba melihat ku.

Bagaimana tidak iba? Kondisi ku saja seperti ini.

Mata sayu, kantung mata, wajah lesu, luka di jidat, dan tubuh kurus kering.

Banyak orang yang ada disekolah ku menanyakan apa yang terjadi kepada ku, tapi aku berusaha untuk diam. Aku tidak ingin memberitahu kepada mereka kalau aku ini sering dianiaya oleh kakak ku sendiri. Cukup Lee saja yang tahu aku seperti ini.

Tak lama guru Fisika datang ke dalam kelas, aku pun langsung mempersiapkan buku-buku ku.

--

Author pov

Drrrt drrt

Hp Jesslyn bergetar didalam tas nya saat dia baru keluar dari kelas Fisika.

From: Mama
Mama sudah lama tidak bertemu dengan mu, bisa kerumah sehabis pulang sekolah?

Jesslyn tersenyum melihat pesan itu, setidak nya dia bisa terbebas dari kakak nya selama satu malam.

To Mama
Okay

Jesslyn segera bergegas keluar dari kelas nya dan pergi ke kantin, tak lupa ia menjumpai Lee dan makan bersamanya.

--

Bel pulang sudah berbunyi, Jesslyn bergegas pulang kerumah orang tua nya menaiki taksi. Jarak rumah orang tuanya dari sekolah lumaya jauh, sehingga Jesslyn berada diperjalanan sekitar 2 jam.

"Ini pak terimakasih" ucap Jesslyn saat memberikan beberapa dollar ke supir taksi. Ia lalu keluar dari mobil dan berjalan memasuki halaman rumah orang tua nya.

Saat dia hendak memencet bel yang berada disamping pintu masuk, ia mendengar suara benda pecah.

Karena panik, ia langsung mendobrak pintu, lalu masuk kedalam rumah orang tua nya.

Jesslyn menutup mulut nya saat ia melihat keadaan rumah yang kacau balau.

Serpihan kaca dimana-mana, semua bantal sofa tidak berada ditempat yang seharus nya. Bingkai foto sudah berada di atas lantai dan juga sudah retak.

Dan yang paling membuat hati Jesslyn terasa sangat sakit adalah, papa nya yang muka nya sangat merah sedang menjambak rambut nya sendiri dengan frustasi.

Ibu nya terpojok disamping lemari buku sambil menangis.

"P-papa apa yang terjadi?! Jelaskan!" Ucap Jesslyn parau.

Papa Jesslyn bukannya menjawab malah pergi dan melewati Jesslyn begitu saja lalu menyalakan mobil nya, setelah itu ia pergi.

--

"Nak, papa kamu itu selingkuh dari mama. Tapi saat mama bilang kalau dia selingkuh dia gak terima"

"Mah, tolong.. aku gamau jadi korban broken home" ucap Jesslyn dibarengi dengan satu tetes air mata nya yang meluncur jatuh dari mata cokelat nya.

"Kamu tenang aja ya nak, mama bakal urus ini semua. Untung mama tegar, kalau ada wanita di posisi mama sekarang dia pasti sudah minta cerai" ucap ibu nya sambil tersenyum. Ralat, fake smile.

Jesslyn segera memeluk ibu nya sambil menangis.

Ia tidak bisa membayangkan jika orang tua nya bercerai. Penderitaan yang diberikan kaka nya akan terus berlangsung jika seperti ini.

"Ma, aku nginep disini semalam saja ya" pinta Jesslyn sambil mengusap air mata nya.

Lalu mama nya mengangguk dengan senang hati.

--

Jesslyn pov

"KENAPA KAU PULANG MALAM TERUS?!"

"SUKA SUKA AKU LAH. KAMU KENAPA  JADI NGATUR NGATUR BEGINI HA?"

"MENDING JUJUR AJA PA, KALAU PAPA MAU SELINGKUH JANGAN SAMPAI KETAHUAN. DARI PERILAKU PAPA SAJA SUDAH KETAHUAN KALAU PAPA SE--"

PRANG

Aku menangis, menangis. Kenapa begini jadinya?!

Sekarang aku tahu kenapa mama menginginkan aku kesini. Mungkin karena ingin curhat.

So here i am.

Meringkuk di atas kasur sambil mendengar perdebatan orang tua ku sendiri.

Perasaan ku campur aduk. Coba kalian bayangkan, orang yang kalian sayangi bertengkar, itu sangat menyakitkan.

Semua kata-kata yang dilontarkan orang tua ku terngiang-ngiang di otak ku. Kata-kata umpatan, kekesalan, semuanya.

Tuhan, beri aku kesempatan untuk mendapatkan ketenangan, kebebasan, kebahagiaan walau hanya secuil.

Setiap hari aku menangis, setiap hari aku melamun, setiap hari aku terluka.

Kata orang tuhan adil.

Tapi kenapa Dia terus menyiksaku?! Apa salah ku?!

Dirumah kakak ku, aku tersiksa.

Dirumah orang tua ku, batin ku tersiksa.

Aku seperti tak ada guna nya hidup di dunia.

Aku tak tahu mana yang benar mana yang salah, aku juga tak tahu mana yang benar-benar peduli. Semua rasa sakit terus ada di dalam diriku.

Aku menjambak rambut ku.

Mereka masih saja berteriak. Bahkan sekarang ditambah dengan suara-suara pecahan.

Oh tuhan aku hanya bisa berharap dan berdoa disini.

Aku hanya bisa menunggu.

Semua lontaran-lontaran yang dikeluarkan papa dan mama ku, sama tajam nya dengan serpihan kaca-kaca itu. Bahkan mungkin lebih.

Aku masih mengingat dimana aku digendong oleh papa ku dan menganggap nya Superman.

Aku masih mengingat ibu ku yang dulu tersenyum setiap pagi sambil membawakan ku susu.

Aku masih ingat aku dan kakak ku dulu berebut boneka hingga kami terjatuh dan tertawa terbahak-bahak.

Karena itu semua akan menjadi memori belaka.

Nothing lasts forever, nothing stays the same.

Aku benar-benar terpuruk tuhan.

Sudah berapa banyak air mata yang aku keluarkan?

Aku hanya bisa berharap ada seseorang yang akan mencintai ku dan membutuhkan ku dengan sepenuh hati.

[ b r o k e n - h o m e ]

Luke on next chapter.

Broken Home [l.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang