author's pov
Luke memeluk Jesslyn karena tangisannya tak kunjung reda.
Ia tidak pernah melihat seorang gadis yang menangis seperti ini.
Ia hanya pernah melihat gadis-gadis yang menangis karena menangisi seorang pria yang tidak begitu penting.
Mendengar tangisan Jesslyn membuat hati Luke bergetar.
Sepertinya ada sesuatu dalam hidup Jesslyn yang membuat wanita ini menangis begitu sedih.
Ia ingin bertanya ada apa, namun gadis ini tidak menjawab.
Ia sangat tidak tega melihat Jesslyn menangis, ia pikir sepertinya ia harus membantu gadis ini untuk keluar dari masalah hidupnya yang sepertinya menyakitkan.
"Jesslyn... Sshh." Luke mengelus rambut Jesslyn lembut dan sepertinya usahanya membuat tangis Jesslyn mereda.
"Luke... "
Luke makin mempererat pelukannya dan mengelus Jesslyn dengan lembut.
"Boleh aku bercerita sesuatu?" ucap Jesslyn.
Ia ingin menceritakan semua masalah hidupnya pada Luke.
Entah setan darimana tapi ia merasa bahwa bercerita akan membuat hatinya lebih lega.
Ia juga tidak tahu kenapa ia malah bercerita pada luke, orang yang baru ia kenal.
"Tentu saja boleh." jawab Luke.
"Luke... Aku tidak pernah ingin dilahirkan untuk mempunyai nasib seperti ini, kakak yang kejam, orang tua yang selalu bertengkar dihadapanku, dan teman-teman yang selalu mem-bully ku."
Jesslyn mengusap air matanya. Semetara Luke terus menyimak dan mendengarkan.
"Mungkin jika orang lain ada dalam posisi-ku mereka sudah berakhir dengan bunuh diri, entahlah."
Luke mengerutkan dahinya.
"Mungkin Tuhan memang menyiapkan takdir ini untuk ku, karena ia ingin tahu seberapa kuatnya aku menerima cobaan-Nya. Seperti kata orang, Tuhan memberi cobaan untuk kita dan nantinya Ia akan memberi sesuatu yang tidak disangka-sangka kan Luke? Apa Tuhan akan memberiku sesuatu yang menyenangkan setelah ia memberikan semua cobaan ini kepada ku?"
Luke mengulum bibirnya sambil terus menyimak.
"Tapi aku tidak yakin, apa aku kuat menerima semua cobaan-Nya ini? Seberapa besar hadiah yang akan Tuhan beri kepadaku sampai-sampai cobaan-Nya begitu terasa sangat menyiksaku?
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun aku lewati dengan menangis, berteriak, dan mendapatkan luka dimana-mana. Dan yang lebih parahnya lagi, tidak ada yang peduli dengan-ku. Tidak ada yang mengasihaniku. Tidak ada yang membutuhkanku. Selama ini aku hanya berjuang sendiri tanpa tahu apa tujuan hidupku. Aku juga tidak tahu, mau jadi apa aku kedepannya. Apa aku akan menjadi gelandangan? Tuna wisma? Atau apa? Aku tidak yakin. Ak-- hmmph."
Kata-kata Jesslyn terpotong karena Luke menempelkan bibirnya dengan bibir Jesslyn dan membuat Jesslyn kaget.
"Stop it." ucap Luke setelah melepas ciumannya dan menempelkan jarinya dibibir Jesslyn.
"It hurts me, Jess."
Sekarang malah Luke yang menitikan air matanya saat mendengar cerita jesslyn.
"A-aku tidak tahu kau sebegitu sengsaranya Jess. Aku janji aku akan membantu mu untuk menyelesaikan semua masalah-mu."
Jesslyn terdiam. Ia masih kaget karena Luke mencium nya. Ia pun reflek menyentuh bibirnya dan menatap Luke dengan wajah yang masih shock.
Luke yang sepertinya tahu apa maksud Jesslyn langsung salah tingkah.
"U-uh yang tadi lupain aja hehe."
Jesslyn lalu tersenyum. Entah apa yang membuatnya tersenyum namun, Luke sepertinya berhasil membuat Jesslyn tersenyum.
Lalu Jesslyn pun menghapus air mata Luke.
"Kau janji kan Luke?" tanya Jesslyn.
"Ha? Oh iya, iya aku janji akan terus membantumu Jess."
B r o k e n - h o m e
WOI HAHHAHAHAHHA DAH BRP LAMA NIH? 6 BULAN? LEBIH? JAHHAHAHAHHA GATAU LAH YG DAH LUPA ALUR JG BOMAT WKKWKW
BYE
-CIL
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home [l.h]
Fanficwho's right who's wrong who really care? copyright ©2015 by 5SOSbkp