Awal dari Segalanya

12.6K 556 59
                                    

Wonwoo hanya bisa terdiam tatkala semangkuk kari tertumpah ruah diatas jas sekolahnya. Laki-laki yang menjabat sebagai senior tenar disekolahnya itu tak bisa melakukan apapun karena jas sekolahnya sudah terlajur kotor. Yang terlihat terkejut malah ketiga sahabatnyaㅡJunhui, Soonyoung, Jihoonㅡ yang juga tak kalah tenar darinya. Mereka sibuk mengeluarkan tisu atau sapu tangan yang mereka miliki untuk membersihkan kuah kari yang masih menghiasi jas sekolah Wonwoo selagi cairan kental itu belum menyerap sepenuhnya dan mengakibatkan jas sekolah Wonwoo berbau kari.

Seisi kantin yang tadinya ramai, kini begitu sepi karena murid-murid yang mengisinya memusatkan perhatian kepada Wonwoo dan seorang laki-laki tinggi. Laki-laki tinggi ㅡyang terlihat baru ituㅡ tampak tidak merasa bersalah sama sekali, seperti tidak mengetahui siapa yang sedang ia hadapi.

Laki-laki itu benar-benar tidak tahu siapa yang ia hadapi.

Ia membungkukkan badan dengan wajahnya yang datar,

"M-maaf.." Ia meraih sebuah mangkuk plastik kecil berwarna putih, mangkuk itu dinodai oleh kuah kari yang karinya sendiri telah tumpah ㅡsepertiga tumpah ke jas Wonwoo, dan duapertiganya tumpah ke permukaan lantaiㅡ.

Laki-laki itu kembali membungkukkan badan keduakalinya, kemudian pergi begitu saja entah kemana ㅡke toilet, mungkinㅡ. Tanpa sama sekali tidak menyentuh jatah makan siangnya. Ia tidak peduli dengan perutnya yang sudah terasa perih karena rasa laparnya, yang ia rasakan saat ini adalah rasa malu.

===

Laki-laki tinggi itu ㅡsepertinyaㅡ sudah lima belas menit berada dalam toilet, sendirian. Disaat ia rasa ada seseorang yang datang, ia akan bersembunyi dibalik salah satu bilik karena ia tidak ingin bertemu dengan siapapun hingga beberapa menit, tidak, beberapa jam kedepan, persetan dengan ketinggalan pelajaran dihari pertamanya di sekolah yang baru.

Saat Mingyu ㅡlaki-laki ituㅡ bersembunyi dalam bilik, sekali, ia mendengar tiga orang ㅡlaki-laki tentunyaㅡ tengah membicarakannya dihadapan wastafel.

"Anak baru itu pasti merasa malu.."

"Kau lihat sendiri wajahnya saat ia menumpahkan kari itu kepada Wonwoo sunbae? Dia terlihat tidak bersalah."

"Aku penasaran dia kelas berapa, dilihat dari tingginya, dia lebih pantas menjadi seorang sunbae."

"Kurasa ia akan cepat tenar, aku juga mem-videokan kejadian tadi."

"Hei!! Kuberitahukan padamu untuk tidak menjadi penggosip seperti perempuan!!" yang tadi berteriak itu adalah Mingyu, ia benar-benar kesal kepada entah siapa yang membicarakannya diluar sana. Kalau boleh jujur, Mingyu sesungguhnya tidak berani untuk berhadapan langsung dengan penggosip-penggosip itu. Jadi ia hanya bisa berteriak dan bersembunyi. Apabila yang ia teriaki mengamuk dan bersedia menyerang Mingyu, sesungguhnya Mingyu telah siap. Karena menurutnya, kemampuan bela diri-nya cukup baik.

Suara gerutukan kaki beralaskan sepatu yang berlari kemudian terdengar menjauh dari Mingyu.

Mereka melarikan diri.

"Sebegitukah pentingnya orang yang bernama Wonwoo itu sehingga setiap orang berpihak padanya?"

===

Mingyu melemparkan tasnya sembarang arah dan menjatuhkan dirinya sendiri keatas kasur empuknya. Merentangkan tubuhnya dengan menutup kedua matanya dengan telapak tangan kirinya. Ia lelah. Bukan fisiknya, tetapi jiwanya.

Seorang laki-laki berambut feminim datang menghampirinya, dengan tangan yang menyilang dihadapan perutnya.

"Bagaimana dihari pertama sekolah barumu itu, huh?" tanyanya santai, "apa ada perempuan atau laki-laki yang membuatmu tertarik?"
"Hm.." dari gumaman singkat yang diberikan adiknya, ia tahu sesuatu terjadi pada adiknya itu.
"Apa kau membuat masalah lagi, Mingyu-ssi?
"Sedikit."
"Jawab yang betul-betul! Kakakmu ini sedang bertanya!"
"Aku sedang lelah, Noona.."

The Same Occurrence (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang