PART 2

1.6K 93 2
                                    

-NAYLA POV-

Allah selalu melindungi serta menolong manusia dengan caranya...

Termasuk dengan cara mengirim orang lain untuk menjadi penolong bagi seorang yang tengah dilanda musibah atau kusulitan dalam hidupnya.

Berpatok pada keyakinan itu, aku tidak akan segan-segan untuk menolong orang lain yang membutuhkan pertolonganku asal aku mampu menolongnya.

Seperti malam itu....

Malam itu melihat sebuah mobil yang melaju tak terkendali sebelum akhirnya berhenti saat menabrak sebuah pohon besar dipinggir jalan, membuatku tanpa berpikir panjang langsung menghambur untuk melihat kondisi pengemudi mobil yang aku yakin pasti terluka parah mengingat betapa kerasnya suara yang disebabkan saat tabrakan itu terjadi.

Aku yang baru pulang dari pengajian di masjid hanya sendirian saat itu. Karna letak rumahku memang yang paling jauh serta tempat kejadiannya yang kebetulan sedang sepi, jadi sambil berteriak-teriak minta tolong berharap akan ada orang lain yang datang... kucoba melakukan pertolongan pertama dulu pada korban kecelakaan itu.

Saat kuintip dari jendela kaca mobil tersebut, aku hanya melihat satu korban. Seorang pemuda yang sepertinya pingsan karna benturan dikepalanya.

"Mas... mas gak apa apa?! " kuketuk-ketuk jendela kaca itu dan kucoba untuk membuka pintu mobilnya, namun gagal. Mobil itu terkunci dari dalam, sementara asap keluar dari mesin mobil membuatku panik setengah mati.

Bagaimana kalau mobil ini meledak??!

Tiba-tiba terbakar...

Atau bagaimana kalau pemuda itu mati karna kehabisan nafas, disebabkan asap yang mulai memenuhi bagian dalam mobil sementara pintu terkunci.

Tidak ada cara lain... dengan panik kuambil batu yang lumayan besar yang kebetulan ada disana. Kuhantamkan batu itu berkali-kali sekuat tenaga ke kaca mobil tersebut hingga membuat kaca mobil iTuns pecah, menghasilkan sebuah lubang yang cukup untuk memasukkan tanganku kedalam mobil dan membuka pintu mobil dari dalam.

Begitu pintu mobil sudah terbuka... tanpa menunggu lama aku langsung membuka sabuk pengaman yang membelit pemuda itu, dan segera menarik dengan susah paya pemuda itu keluar dari mobilnya sebelum mobil itu meledak atau mungkin terbakar.

Nafasku tersenggal-senggal saat membawa_ atau lebih tepatnya menyeret karna aku tidak mungkin kuat kalau menggendong _ pemuda itu ketempat yang menurutku aman.

Aku masih mencoba berteriak berharap ada penolong lain saat kulihat pemuda itu mulai sadar dari pingsannya.

"Mas... mas gak apa apa?! " tanyaku lagi yang setelah kupikir-pikir itu adalah pertanyaan bodoh, melihat kondisinya yang terluka seperti ini sudah barang tentu dia kenapa-kenapa kan.
Kusanggah tubuh pemuda itu saat ia berusaha untuk duduk. Kuharap lukanya tidak terlalu parah dan dia bisa berjalan kerumah sakit sendiri, karna mustahilkan kalau aku harus menyeretnya sampai ke rumah sakit.

Sambil memegangi kepalanya, pemuda itu mengedarkan pandangannya kesekitar seperti orang bingung. Hingga akhirnya pandangannya terhenti padaku.
Aku tidak tau apa yang pemuda itu pikirkan, tapi aku yakin melihatnya tersenyum misterius saat melihatku. Dan entah mengapa senyuman itu membuatku membeku sesaat, hingga saat aku sadar... pemuda itu sudah memelukku dan jatuh diatasku sambil menenggelamkan kepalanya dicekukan leherku.

"astaghfirullah'haladzim!! Mas... mas mau apa?! Jangan mas!! "

Aku panik!!
Lebih panik dari saat melihat secara langsung sebuah mobil menabrak pohon dengan mata kepalaku sendiri.

Assalamualaikum, Dr.J ^^Where stories live. Discover now