"berapa kau akan membayarku untuk mendapatkannya?" tanya Eloisa pada laki-laki angkuh yang ada didepannya ini saat laki-laki itu akan menyulut cerutu ditangannya membuatnya akhirnya menatap Eloisa dan tertawa. "aku sudah sering mendengarkan ketangguhanmu tapi aku tidak menyangka kau juga sangat sombong my lady" jawabnya membuat Eloisa mengerutkan kening lebih dalam. "maaf?" tanya Eloisa tak memahami bagian mana yang dia anggap sombong dari semua yang Eloisa katakan.
Laki-laki itu menyulut cerutunya dan menghisapnya dalam-dalam sebelum menghembuskannya perlahan membuat Eloisa muak dengan sikap angkuhnya itu. "kau langsung bertanya soal harga tanpa bertanya apa yang aku ingin kau buru", "maaf kan aku my lord jika sikapku membuatmu berfikir begitu tapi dari yang kudengar anda memang sangat angkuh dan aku membuktikannya sekarang" jawab Eloisa dengan kelembutan yang dibuat-buat membuat laki-laki itu tertawa kembali. "aku suka cara bicaramu yang jujur, semua orang yang bertemu denganku pasti berpura-pura baik dan sopan tapi aku tau mereka tidak bersikap demikian karna menyukaiku tapi melihat kedudukanku" jawabnya santai walaupun Eloisa tau dalam nada bicaranya seperti mengandung kesedihan dan kesepian.
"tapi aku bukan penjilat my lord karna aku bukan anjing" kata Eloisa lagi dengan sedikit membungkuk padanya memberi hormat namun lagi-lagi membuatnya terbahak. "aku suka hari ini" katanya dengan berdiri dari duduknya dan menuju rak buku yang ada disebelah perapian sebelum sibuk membolak-balik buku bersampul kulit yang cukup tebal.
Lord Arthur, Dia laki-laki berusia tiga puluh dua tahun yang angkuh dan tidak punya teman karna sifatnya itu.
Walaupun dia memiliki wajah yang sangat tampan dan postur tubuh proporsional namun berurusan dengannya bukan salah satu prioritas dalam agenda Eloisa mengingat cara bicaranya yang membuat siapa saja yang ada didekatnya menjadi tidak betah bahkan berang.
Dia satu-satunya pewaris mansion terbesar yang diberikan oleh ayah angkatnya yang tiga tahun lalu telah meninggal karna kanker paru-paru dan Eloisa yakin bukan hanya mansion itu yang akan diwariskan padanya tapi juga penyakit itu, lihat saja gayanya yang sudah lihai menghisap cerutu.
Dasar orang angkuh.
Dan Lord Arfel-ayahnya-adalah laki-laki yang sangat jauh dari kesan angkuh karna memang Eloisa pernah beberapa kali bekerja sama namun dengan Lord Arthur baru kali ini Eloisa melakukannya tapi rasanya Eloisa tidak menyukai kerja sama ini.
Jika dengan Lord Aarfel menganggap semua ini kerja sama dan tidak ada istilah 'siapa yang bekerja untuk siapa' tapi dengan Lord Arthur seolah-olah dia ingin mengatakan bahwa Eloisa lah yang bekerja untuknya.
Wajar saja jika banyak sekali rumor yang Eloisa dengar bahwa dia tidak punya seorang pun teman walaupun dia kaya raya.
Jangankan teman, tidak ada seorang pun yang menyukainya terutama kaum laki-laki.
Dia tidak pernah ramah pada siapapun.
Setiap kata yang dia ucapkan hanya bernada sindiran dan cemooh.
Setiap senyum dan tawanya berarti merendahkan.
Dan Eloisa yakin hanya Tobias yang akan tahan dengan sifat Lord Arthur itu mengingat Tobias adalah pengacaranya yang usianya tidak jauh berbeda dari Lord Arthur.
Suara ketukan dipintu ruangan itu membuatnya mengalihkan pandangan dari buku tebal itu.
"my lord, tuan Tobias sudah datang", suara seorang perempuan yang ada dibalik pintu dan Eloisa tau itu Marina karna Eloisa sudah pernah beberapa kali bertemu dengannya saat bekerja sama dengan Lord Arfel dulu. "bawa dia keruang kerjaku, aku akan menemuinya dua menit lagi" jawab Lord Arthur sebelum mengambil selembar kertas yang sepertinya dia selipkan didalam buku tebal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyword Dragon (Frost Family Seri 1)
FantasySeri ke 1: Frost Family Eloisa Frost, seorang vampire hunter yang juga makhluk abadi pembawa kutukan dan dendam keluarga Frost pada se ekor naga berbaju zirah bernama Malcolm yang telah membunuh Annaliese--ibu Eloisa--dan Eloisa sendiri sebelum Eloi...