Eloisa menyapukan pandangan keseluruh sudut ruang duduk di mansion milik lord arthur pagi ini.
Dinding dengan cat putih bersih, lantai pualam, sofa dengan bantalan diletakkan didepan jendela yang tirainya sudah dibuka memudahkan cahaya matahari masuk kedalam ruangan besar itu dan eloisa pasti harus menghindari sofa empuk itu walaupun ingin sekali rasanya duduk disana merasakan seperti duduk dikasur.
Dan jujur saja dirumah eloisa tidak ada sofa empuk seperti itu dan hanya ada kursi kayu yang keras tanpa bantalan.
Disamping jendela terdapat bufet rendah berisi koleksi gelas dan mangkuk porselen yang sepertinya harganya sangat mahal.
Eloisa memutar arah menjauhi jendela dan juga cahaya matahari yang jatuh dilantai ruangan untuk menuju ke bufet itu, melihat beberapa foto yang diletakkan berbingkai diatas bufet.
Foto lord arthur saat kecil bersama lord arfel dibingkai perak, foto lord arthur sendirian didepan pintu rumah sedang melambaikan tangan dibingkai hitam dengan garis warna emas disudut bingkainya, tidak ada foto istri lord arfel karna setau eloisa memang lord arfel sudah sendiri saat mengangkat lord arthur menjadi anaknya tiga puluh tahun yang lalu.
Tidak ada yang tau seperti apa wajah istri lord arfel dan kenapa dia meninggal, karna lord arfel tidak sama sekali pernah mengatakan apapun tentangnya.
"sudah lama menungguku?" tanya suara yang tiba-tiba mengejutkan eloisa dari belakangnya membuat eloisa segera meletakkan kembali bingkai foto yang tadi dipegangnya keatas bufet.
Eloisa berbalik dan mengangguk memberi hormat pada laki-laki berkemeja putih sedikit transparan yang membentuk dada bidangnya serta dipadu celana hitam yang masih berdiri didepan pintu.
"tidak terlalu lama my lord" jawab eloisa mengangkat pandangan.
Mata gelap yang sedang menatap eloisa itu pun berkedip ke arahnya.
Mata segelap rambutnya itu seperti lubang hitam tanpa dasar yang siap menelan akal sehat siapapun yang jatuh kedalamnya.
"aku rasa kau sangat menikmati memandangi fotoku, benar begitu?" tanya lord arthur masuk kedalam ruangan dan duduk di sofa empuk didepan jendela membuat eloisa dapat melihatnya seperti bersinar.
Mungkin kemejanya yang terlalu putih membuat sinar matahari terpantul seolah lord arthur bersinar bahkan rasanya seperti transparan.
"hanya itu yang bisa kulakukan selama menunggu anda my lord" jawab eloisa tenang.
Lord arthur tersenyum. Seperti meremehkan tapi sedikit seperti merasa senang dengan jawaban eloisa.
"duduklah, marina akan membawakan kita teh sebentar lagi" kata lord arthur menunjuk sofa disampingnya mempersilahkan eloisa untuk duduk.
"tidak perlu my lord karna saya tidak akan lama"
Alis lord arthur bertaut.
Dan kalau eloisa tidak salah mengartikan tatapannya sepertinya lord arthur sedikit kecewa, tapi tentu saja eloisa pasti salah, tidak ada alasan untuk membuat lord arthur kecewa. Ya kan?
"saya tidak bisa menerima upah yang anda berikan" kata eloisa meletakkan kantung yang diberikan lord arthur kemarin malam diatas bufet karna dia tidak mungkin meletakkannya diatas meja didepan lord arthur, disana terkena cahaya matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyword Dragon (Frost Family Seri 1)
FantasySeri ke 1: Frost Family Eloisa Frost, seorang vampire hunter yang juga makhluk abadi pembawa kutukan dan dendam keluarga Frost pada se ekor naga berbaju zirah bernama Malcolm yang telah membunuh Annaliese--ibu Eloisa--dan Eloisa sendiri sebelum Eloi...