22

2.8K 290 6
                                    

Anthony berlari masuk kedalam kamar dimana eloisa masih tertidur pulas diatas ranjang dengan tergesah-gesah. "loi, bangun!" anthony mengguncang pelan bahu eloisa membuat eloisa bergerak sebentar sebelum duduk dari tidurnya dan mengusap matanya. "ada apa? Kenapa berisik sekali? Apa kau tidak tau aku sedang sangat lelah?" marah eloisa pada anthony. "sesuatu terjadi pada arthur, aku yakin itu! aku tidak menemukannya dimanapun dan tidak ada yang menjawab pertanyaanku saat aku menanyakan keberadaannya" kata anthony membuat punggung eloisa menegang. "dimana kita?" tanya eloisa akhirnya. "diistanah mantan pacarmu" jawab anthony membuat eloisa mengumpat dan segera turun dari ranjang. "marsahal dimana kau? Cepat seret bokongmu kesini sekarang juga!" teriak eloisa membuat anthony mengumpat karna kagum pada kakak perempuannya yang menyuruh seorang—atau haruskah dipanggil sesosok?—pangeran untuk menyeret bokongnya menghadapnya?

Sebuah pintu terbuka dari deretan pintu dilorong kamar eloisa sebelum sebuah kepala dengan rambut perak panjang melongok keluar. Pengeran itu mendengus "ayolah lis jangan mengatakan kata-kata itu diistanahku, pura-puralah sopan saat disini walaupun kau tidak ingin" pintanya dengan wajah memerah karna malu dengan sikap eloisa yang jelas sekali tidak menunjukkan keinginannya untuk bersikap sopan pada siapapun. "tidak jika kau juga tidak memperlakukan temanku dengan sepantasnya" tolak eloisa membuat anthony berkacak pinggang dan mendongak sombong mewakili kakaknya saat marshal melihat kearahnya kesal. "lis aku tidak bisa, kau bahkan tau lebih dari siapapun bahwa musuh terbesar kami adalah naga! Aku tidak bisa melepaskannya dan membiarkan naga itu memakan rakyatku", eloisa mengibaskan tangan didepan wajahnya mengenyahkan bayangan itu dan membuat anthony terbahak, "tidak mungkin, dia bahkan mual saat meminum darah anthony untuk menyembuhkan lukanya jadi segera lepaskan dia" perintah eloisa membuat marshal tak bergeming. "maafkan aku lis, aku seorang pangeran dan aku tidak mau mengambil resiko apapun untuk membahayakan rakyatku". Eloisa berkacak pinggang "baiklah, thony segera siapkan senjataku karna setelah mengobrak-abrik istanah ini untuk menemukan arthur maka kita akan melanjutkan perjalanan", anthony menyeringai senang sebelum mengangguk. "kau akan apa?" tanya marshal memastikan pendengarannya. "mengobrak-abrik istanahmu ini pageran bulu angsa" cetus anthony mengulang.

"ada ribut-ribut apa ini?" tanya seseorang dari belakang marshal dengan berderap mendekat dan membuat marshal serta eloisa mendengus karna mengenal suara itu. "kenapa wanita jalang ini ada disini marshal?", eloisa memutar bola matanya malas menanggapi. "aku juga merindukanmu pak tua" kata eloisa beranjak melewati sang raja tanpa mau mendengar ocehannya lebih jauh lagi.

Marshal dan anthony mengikuti langkah panjang eloisa yang mulai keluar dari dalam istanah membuat semua prajurit yang sedang berlatih melihat kearah mereka. "lanjutkan latihan dan jangan hiraukan kami ladies" kata anthony meledek mereka membuat mereka menggeram dan eloisa tertawa mulai menyukai sifat adiknya yang terang-terangan menyinggung tanpa kenal takut sepertinya. "jadi mars katakan dimana dia?" tanya eloisa yang mulai berhenti untuk memandang istanah berwarna coklat itu dari halaman dengan berkacak pinggang. "lis jangan paksa aku" keluh marshal. "oke thony menurutmu kita harus mengobrak-abrik istanah ini mulai dari mana?" tanya eloisa meminta pendapat anthony membuat anthony meletakkan jari telunjuknya didagu berpura-pura sedang berfikir. "kita harus memulai dari lantai teratas dan kita akan merobohkannya atau kita bisa menggoyang pondasinya jika kau mau" saran athony membuat marshal menggeram pada anthony kesal. "baiklah, aku akan membawa kalian padanya!" kata marshal akhirnya menyerah membuat anthony menyeringai pada eloisa yang mengedipkan satu matanya membalas seringai anthony berkomplot.

Keyword Dragon (Frost Family Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang