SHOCK!

1.2K 72 4
                                    

Tiffany menatap luar jendelanya dengan wajah pucatnya. Sudah beberapa hari ini dia berasa mual dan pusing. Dia sering muntah dan tidak selera makan. Dia sudah memberitahu baekhyun malah baekhyun selalu mengajaknya ke rumah sakit. Bukan tiffany tidak mau pergi cuman dia memang berasa masih kuat dan tidak perlu ke rumah sakit memandangkan dia masih bisa bertahan. Hari ini tiffany malah ambil cuti dan hanya istirahat di rumahnya. Baekhyun juga. Baekhyun diijinkan cuti dari manegernya kerna memang exo sedang tidak ada apa-apa jadual. Jadi, baekhyun bisa menjaga tiffany di rumah seharian. Baekhyun mendekati tiffany yang sedang berbaring di kasur dengan lemahnya. Baekhyun mengelus lembut tangannya.

"Chagi-ya~ sudah berapa kaliku bilang ayo kita ke rumah sakit. Sakitmu semakin parah sejak dua hari ini. Kita ke rumah sakit sekarang ya?" Kata baekhyun lembut. Tiffany menatap baekhyun dengan wajah pucatnya lalu menggeleng.

"Tidak perlu. Aku masih kuat kok. Pusing-pusing beginikan perkara biasa kalau aku terlebih kerja."

"Iya sih tapi kamu kan juga mual nih. Kamu tidak pernah mual mual begini. Tuh, kamu juga tidak selera makan malah kamu lebih sensitif dari selalu. Selalunya kalau aku pulang kerja kamu tidak pernah bilang apa-apa. Tapi kenapa sekarang kamu selalu bilang kalau aku busuk, tenging dan macam-macam lagi deh. Ini pasti ada something tiff. Kita harus ke rumah sakit." Kata baekhyun masih mengajak istrinya untuk ke rumah sakit. Dia sangat kenal tiffany. Tiffany memang sangat keras kepala kalau diajak ke rumah sakit. Apa sih yang ditakuti olehnya.

"Tiff~ Kita pergi yuk. Aku khawatir sama kesihatanmu tiff. Aku takut kamu kenapa napa." Baekhyun menunjukkan puppy facenya. Tiffany mempoutkan bibirnya.

"Sekali ini aja aku turuti katamu. Tapi kamu harus gendong aku. Aku tidak larat berdiri." Kata tiffany sambil menghulurkan kedua belah tangannya pada baekhyun. Baekhyun tersenyum.

"Everything for you baby." Kata baekhyun lalu membalas huluran tiffany. Dia mengendongnya dengan lembut lalu dibawanya ke mobil.

SKIP#

Baekhyun sedang menunggu doktor yang sedang mengecek tiffany di dalam. Dia sangat nervous sampai-sampai tidak bisa diam di tempatnya. Dia sangat takut jika tiffany kenapa-napa memandangkan kondisi tiffany yang memang terlihat sangat memburuk sejak kebelakangan ini.

"Byun baekhyun-ssi~ silakan masuk." Baekhyun berdiri dari tempatnya apabila mendengar namanya dipanggil oleh suster. Dengan segera baekhyun langsung masuk ke dalam. Baekhyun dapat melihat tiffany yang sedang duduk berhadapan dengan doktor itu. Wajahnya sentiasa pucat dan lemas. Tanpa diperintah oleh siapapun, baekhyun duduk di samping tiffany.

"Baiklah, kamu suaminya tiffanykan?" Tanya doktor itu. Baekhyun mengangguk laju.

"Nde. Memangnya kenapa dengan istri saya dok." Kata baekhyun dengan suara lemasnya. Doktor itu memandang tiffany dan baekhyun dengan serius lalu menggelengkan kepalanya.

"Begini ya. Boleh saya tau sejak kebelakangan ini ada apa-apa perubahan tidak pada istri bapak. Apa dia tidak ada selera makan, pusing-pusing dan mual-mual?" Tanya doktor itu serius. Jujur, baekhyun sangat gugup saat ini.

"Benar dok. Dia selalu mual-mual, pusing dan tidak selera makan. Sebenarnya, sakit istri saya apa dok?" Tanya baekhyun gugup. Dari tadi dia tidak paham dengan doktor ini. Dia sepertinya mau menyembunyikan penyakit istrinya itu.

"Baiklah. Saya jujur saja ya. Istri bapak.. hanya ada 7 bulan saja lagi."

"APA!" Tiffany dan baekhyun menjerit dengan serentak. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Tiffany langsung mengeluarkan air matanya laju dan sama seperti baekhyun. Baekhyun sekarang sedang memeluk erat istrinya itu.

***

Tiffany masih baring di kasurnya dan tidak mau keluar dari kamarnya. Sejak dari rumah sakit lagi tiffany menjadi lebih murung dan tidak bernafsu untuk makan. Baekhyun juga. Tidak tidak tau harus melakukan apa dengan tiffany yang terlihat begitu murung. Baekhyun mendekati tiffany lalu memeluknya.

"Sudahlah chagi-ya~ jangan nangis mulu. Aku sedih melihatmu. Seharusnya kamu menghabiskan waktumu dengan bersenang-senang-" Tiffany menatap baekhyun yang sedang memluknya dengan wajah yang sukar ditafsirkan.

"Mwo!? Kau bilang bersenang-senang? Aku tau kau bahagia baekhyun-na. Kau bahagiakan kalau aku bisa cepat pergi dari kehidupanmu? Seharusnya tidak perlu tunggu 7 bulan, sekarang saja sudah bisa, baek!!" Tiffany berteriak frustasi sambil menangis. Dia coba untuk melepaskan pelukan baekhyun darinya. Baekhyun menatap tiffany tidak percaya. Bagaimana bisa dia berbicara begitu? 7 bulan itu mengambil masa yang lama dan bagaimana bisa dia bilang begitu.

"Ya tiff. Aku tau kau sedih. Aku juga sedih memikirkan itu. Tapi bukankah itu sat-"

"Aku tidak perduli. Aku tau kamu bahagia baek. Kamu bahagia kan bisa bersenang-senang jika tidak ada aku. Kamu senangkan kalau kamu bisa menikah dengan yeoja lain. IYAKAN!!" Tiffany berteriak dan malah dia melemparkan bantal kearah baekhyun. Sungguh untuk saat ini tiffany jadi lebih sensitif dan tidak bisa menahan emosinya. Dia juga sering merasa marah marah dan tiada kekuatan lagi. Baekhyun mendekatinya lalu memeluknya tanda ingin menenangkannya.

"PERGI, BAEK! AKU BILANG PERGI!! AKU MAU SENDIRI!" Tiffany mendorong baekhyun kasar agar menjauhinya. Baekhyun yang diperlakukan begitu oleh istrinya sendiri lantas keluar dari kamar itu. Dia harap tiffany bisa menenangkan sedikit jiwanya yang berantakan itu dan tidak mempelakukan dirinya begitu lagi setelah ini. Tiffany hanya menatap punggung suaminya keluar kamar sambil memegang kepalanya yang terasa begitu pusing.

TBC

We Got A BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang