Delapan jam sebelumnya
Ini sudah lewat jam tidurku dan jika pengawal ayah menemukan aku melewati perbatasan pasti dia akan murka, namun aku tetap kekeh ingin menuju kepermukaan bukan tanpa sebab namun aku hanya ingin melihat bulan malam ini, malam ini tepat 4 april akan terjadi gerhana bulan, tau apa maknanya? dimalam ini aku bisa memiliki sepasang kaki jika sirip kami kering. Nah pasti kalian bertanya-tanya makhluk apa aku ini, yups aku adalah bangsa duyung seperti yang diceritakan mitologi aku memiliki sirip dan dapat bernafas didalam air, setengah manusia setengah ikan dan bla bla bla.
Dan yang ku lakukan kini, aku sedang membuktikan teori yang kubaca di perpustakaan istana jika duyung menuju permukaan darat saat gerhana bulan maka sirip dan sisik kami akan berubah menjadi kaki, dan kini aku sedang berusaha menyeret tubuhku ke balik semak-semak dibibir pantai, kucari tempat teraman agar manusia tidak menemukanku. Tepat saat siripku kering wush sepasang kaki mengantikan siripku, "astaga ternyata buku itu benar", aku pun sangat senang sampai aku tak sadar bahwa sedang meloncat-loncat. "wah bahkan aku bisa melompat dan berjalan", takjubku lagi.
"Are you ready?", kudengar ada ribut-ribut, tidak lebih tepatnya itu adalah sejenis pesta pantai.
"wah ternyata jika manusia membuat pesta semeriah itu yah?", gumamku. Aku sangat ingin melihat lebih dekat tapi kulihat lagi tubuhku astaga aku tak berbusana, kulihat ada 2 tiang yang terhubung dengan tali dan ada pakaian bergantung di atas sana. "what a perfect time", gumamku lagi sambil beraksi.
Music keras cukup memekakan telingaku banyak orang bergoyang-goyang ria dengan hanya menggunakan pakaian yang minim semoga gaya ku cocok dengan mereka.
Bukk'. Entah aku yang kurang bisa menyesuaikan atau memang orang disini yang kasar karena menabrak diriku sampai aku tersungkur, dan orang itu sudah jatuh ketanah. Keadaan menjadi hening dan beberapa orang menolong pria tersebut.
Tiba-tiba sebuah tangan berada tepat didepanku, "are you ok?", katanya. Aku pun mendanga serta menyambut tangannya lalu berdiri, "i'm ok", kataku singkat dan dibalas senyuman manis darinya. Dan hanya senyumnya saja yang terlihat dikarenakan keadaan yang remang dengan cahaya minim. Dia pun melepaskan tangaku dan berjalan menuju sebuah meja yang diatasnya ada beberapa tombol dan piring hitam.
Dia mulai memasang sesuatu ketelingannya dan berkata dengan suaranya yang Bass, "Everybody make some noise" dan keadaan menjadi heboh kembali, wah ternyata dia yang memaikan lagu-lagu tadi, keren sekali.
Dug dug~ oh my god, kenapa jantungku berdegup seperti ini apa akan terjadi sesuatu? Aku pun pergi menjauh, saat sampai di bibir pantai aku mulai tenang. Kunikmati suara deburan ombak dan hembusan angin malam, ternyata seperti ini keadaan diatas laut, wah menyenangkan.
Bulan kini tinggal setengah gerhana, akupun melanjutkan jalan-jalanku kedermaga, kulihat sepertinya akan ada pelayaran besar setelah ini, karena ada kapal bertuliskan SS Pearl yang sedang memuat penumpang,tiba-tiba pandanganku terpusat pada satu orang, dan dug dug, jantungku berdegup kencang lagi, astaga apa ini, kenapa jantungku berdegup kencang pada satu orang yang sama, dia adalah orang yang menolongku dipesta tadi. Astaga apa aku, tidak aku duyung dia manusia itu tidak akan terjadi.
Saat aku akan berbalik, ada dua orang pria berbadan tegap dan wajahnya sangat kukenal, yah merekalah pengawal ayah, hatiku sedang breakdown pun rela-rela saja diseret oleh mereka, "baiklah aku menyesal, ayo kembali ke istana", dapat dipastikan aku akan mendapat omelan ayah jika sudah sampai di istana.
"WENDY, apa kau gila? Manusia itu makhluk berbahaya! Bagaimana jika saat berada diatas tadi kakimu terkena air dan berubah menjadi sirip didepan umum? Siapa yang akan menolongmu? Bagaimana jika mereka melihat ada duyung dihadapan mereka dan bagaimana jika. . .", sampai situ saja hal yang kudengar dari omelan ayahku, sisanya aku tidak dengar lagi karena aku telah menulikan telingaku atas perkataan ayah. Jika sudah seperti ini keadaan dipermukaan air pasti sedang badai, pikiranku melayang pada pria yang menolongku tadi pasti pelayarannya menjadi menyeramkan karena badai yang disebabkan kemurkaan ayah. "wendy, kau dengar ayah?", tanya ayah membuatku tersadar. "tidak, eh maksudku maaf, aku", kataku terbata-bata bingung atas pertanyaan ayah. Aku memberanikan diri mengatakan apa yang aku inginkan, "ayah aku sudah dewasa kan? Bagaimana jika aku memilih untuk menjadi manusia, lagian manusia tak seburuk perkataan ayah".
"APA?!", murka ayah kupastikan air disekitar wajah ayah mulai mendidih. Dapat dipastikan keadaan permukaan semakin memburuk, kulihat jam dinding di sisi kanan istana tepat tengah malam. Trisula ayah menunjuk tepat diujung dahiku, "Baiklah jika itu maumu, kau bisa tinggal di permukaan sebagai manusia tapi, jika dalam jangka waktu 2 purnama kau tidak mendapatkan teman hidupmu dipermukaan dan membuktikan pada ayah jika manusia tidak seburuk itu maka ayah akan menghukummu tinggal di laut terdalam dan berkerja disana selama 100 purnama", jelas ayah dan trisulanya memancarkan mantra sebagai tanda bahwa jatuhlah crusenya padaku.
Baiklah cruse ayah sedikit menakutkan, kupandangi wajah ibu tepat disamping ayah, kuberanikan diri untuk mendatangi dan memeluk tubuhnya, "ibu berikan restumu, semoga aku akan baik-baik saja diatas, dan aku sudah besar bu. Aku hanya ingin melihat permukaan dan mendambah pengalaman hidupku", tuturku lembut menenangkannya. Ayah pun ikut memeluk kami, "ayah hanya ingin kau menjadi pribadi yang lebih baik dan semoga ayah melakukan hal yang benar", katanya lalu melepaskan pelukan kami dan mengangkatku dengan pusaran air lalu melemparkan tubuhku kepermukaan.
Ternyata benar badai sangat besar dipermukaan akupun masih bertahan dikolam tempat ayah meletakkanku, tunggu apa ayah mengerjaiku aku masih memiliki sirip, apa hukuman ayah menjadikanku duyung namun, tidak cruse ayah mengatakan dengan jelas adalah sebagai manusia kan? Akh aku mengerti aku akan menjadi manusia seperti saat gerhana yang akan berubah menjadi duyung saat terkena air. Tidak apa yang penting aku bisa menjadi manusia, bisa jalan-jalan bertemu banyak orang dan yang paling penting bisa bertemu dengannya.
Hoam~ aku mulai mengantuk jelas saja ini sudah melewati jam tidurku, semoga esok akan lebih baik dan aku akan menemuka teman manusia yang tulus dan membuktikan kepada ayah bahwa tidak semua manusia seberbahaya apa yang ayah kira.
Duk', sebuah batu sebesar hidung ayah menjatuhi kepalaku dan membuatku terbangun, hah sudah pagi, aku pun berenang menuju permukaan untuk merubah siripku menjadi kaki, saat diatas ternyata ada seorang pria yang sedang berdiri didepan benda kotak besar,semoga dia tak menyadari keberadaanku. Aku pun bersembunyi dibalik payung besar saat dia berbalik, sebaiknya aku cepat-cepat mencari pakaian, dengan langkah cepat aku menuju sebuah tangga munuju koridor dengan banyak pintu, pintu yang paling ujung koridor ini terbuka sepertinya itu adalah kamar, semoga aku menemukan pakaian manusia disana.
Sesampainya dikamar itu aku menemukan ranjang, wah ternyata manusia tidur menggunakan ranjang juga?. aku pun menidurkan tubuhku disana, bahkan ini lebih nyaman daripada ranjangku diistana, tanpa sadar aku pun terlelap karena merasakan kehangatan ranjang serta selimutnya.
Ceklek' bunyi pintu dibuka tutup membuatku terbangun kulihat pintu baru saja tertutup kembali, astaga ini pasti kamar seseorang kutolehkan pandanganku ke arah kotak kecil tipis dan mengangkat serta menekan tombol di sudut bawah benda itu, astaga jangan-jangan ini. Orang yang baru saja keluar itu pun kembali masuk dan memandangku terkejut, hal yang kulakukan hanya tersenyum manis dan menyapanya, karena degup jantungku terlalu tidak terkontrol untuk berfikir melakukan hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] 𝑻𝒉𝒆 𝑴𝒊𝒔𝒔𝒊𝒏𝒈 𝑶𝒏𝒆 | Wenyeol
FanfictionAmnesia merupakan kesulitan belajar tentang input input yang baru. Penyebab amnesia adalah kerusakan bagian otak yang penting untuk proses memori. Yang bila tidak ditangani dengan baik akan menjadi kerusakan permanen. ©2016