A FAMILY

3K 270 5
                                    


"igeon, uri seungwan-ii?", tanya eomma pada wendy, matanya berkaca-kaca. Astaga semoga aku tak keterlaluan pada ibu, lagian aku tidak berbohongkan. Aku masih berharap wendy didepanku ini adalah wendy istriku, ibu dari jaeson.

Wendy hanya tersenyum menatap wajah eomma, dan seketika kepala wendy sudah berpindah dari tangan menuju dada eomma, yah eomma memeluknya sangan erat. "neo, eodiya? Kami sangat kangen padamu? Apa kau tak memikirkan jaeson? Apa kau . .", belum selesai eomma mengomel malah erangan tangisnya yang keluar, astaga benar-benar seperti scene telenovela.

Seperti yang kuperintahkan, jika eomma bertanya hal itu dia hanya harus diam, jangan menjawab apapun, selebihnya biar aku yang menjelaskan pada eomma. Jaeson ikut menangis melihat neneknya menangis, dan noonaku masih syok dan terduduk dilantai sambil memeluk tiang gazebo. Astaga sepertinya suasana rumah benar-benar kacau.

1 jam berlalu setelah kejadian tadi, aku sudah menjelaskan pada eomma dan noona bahwa wendy yang ini bukanlah seperti wendy istriku dahulu, seungwan a.k.a wendy yang menghilang setelah kecelakaan 2 tahun lalu tetapi kemungkinan bahwa dia adalah istriku juga besar mengingat dia seperti lupa ingatan jika aku bertanya tentang dari mana dia berasal maka dia hanya akan diam seperti memiliki memori yang rusak dan, kemungkinan terakhirlah yang amat aku harapkan. Aku menceritakan bahwa aku menemukannya di kapal tanpa tau dirinya siapa yang dia ingat namanya hanya wendy, dan ibu hanya berkata, "semoga dia memang wendy kita dan ia dikembalikan kepadamu oleh orang yang telah merawatnya selama ini".

Kupandangi wendy yang sedang menggendong jaeson dari balkon kamarku, dia sedang menina bobokan jaeson sambil bernyanyi lagu kesukaan jaeson, winnie the pooh bedtime song, bahkan suaranya masih seperti dulu, aku me-mind set-kan pikiranku kini bahwa dia adalah istriku seperti suggesti dari eomma dengan tujuan sebagai penyembuhanku juga dari trauma masa lalu, setidaknya itu lah yang juga dikatakan dokter jiwaku, bahkan liburan ku kemarin adalah suggesti darinya agar aku mengenang wendy untuk terakhir kalinya, dikapal itulah kami dahulu bertemu, dia sebagai penyayi freelance di restaurant itu aku masih sebagai penulis lagu junior, saat itu appa yang seorang producer mengajakku untuk menemui klientnya disana dan ternyata klientnya adalah kakak perempuan wendy yang seorang penyayi solo, miyoung shon a.k.a tiffany shon namun yang lebih menarik hati dan mataku adalah ketika wendy shon menyanyikan lagu hello dari beyonce dengan pianonya. Ayah saat itu ingin menawarinya menjadi penyanyi namun dia menolak karena ingin fokus pada kuliah dan menyanyi hanyalah hobby untuknya. Dan detak jantungku yang dulu bergetar pada wendy 7 tahun lalu bergetar lagi pada wendy yang tengah mengendong jaeson.

Pandangan kami bertemu, senyum manisnya membuat jantungku semakin berdebar kencang, aku pun memegang dadaku, "bahkan debaran ini lebih kecang dari yang dulu, astaga", gumamku sambil menjauh dari balkon dan masuk kekamar. "tapi aku ada satu permintaan terakhir", perkataan wendy sewaktu ditaxi tadi membuatku termangu. "apa itu?", tanyaku sedikit merasa aneh karena dia berkata 'permintaan terakhir'. "bantu aku mencari teman tulusku yang sebenarnya", katanya lantang, aku yang kesal mendengar perkataannya pun tidak mengiyakan malah meninggalkannya tidur. "dasar gadis bodoh, apa teman tulus sepertiku tidak cukup.

Akupun menghampiri cermin, apa aku tidak setampan dulu yah, bukankah ketika SMA aku menjadi model pakaian seragam, apa tampang sepertiku kurang menarik. Kuputar badanku untuk melihat seluruh tubuhku, ahh sepertinya aku memang kurang olahraga beberapa bulan ini, baiklah Park Chanyeol, mulai besok mulailah lagi kehidupanmu yang baru dengan keluarga utuh seperti 2 tahun lalu yang sempat hilang, chanyeol-ah fighting!!!

--------------------

"apa dia sudah tidur?", tanya sebuah suara dari belakangku. "ahh, dia baru saja tertidur", jawabku sambil berbalik, dan nampaklah sesosok wanita bermata BULAT dan berambut sebahu serta berpakaian cukup rapi. "Annyeonghaseyo, joneun Bae yunhee imnida, aku sekertaris dari Tn. Park.", katanya memperkenalkan diri sambil memberikan tangan.

Akupun membenarkan posisi tidur jaeson dibahuku lalu menyalami tangannya seperti yang diajarkan Chanyeol Oppa padaku, "Joneun Wendy imnida, bangapsimida", kataku sambil tersenyum manis. Namun senyumannya sedikit berubah menjadi seringaian dan tatapannya menjadi tajam. "apa kau benar-benar melupakanku wendy?", tanyanya lagi.

Astaga apa dia teman dari istri chanyeol oppa, "maaf memoriku tidak sempurna seperti dulu, jadi mohon dimaklumi", aku mengatakan hal yang sama persis seperti apa yang oppa ajarkan padaku.

"ahh, gwenchana berarti kau sudah melupakan hal itu", katanya mengantung. "hal? Hal apa maksudmu?", kataku menjadi penasaran. "as long as you live here as well as you can remember, dear", perkataanya di akhiri dengan seringainya lagi lalu dia pun berlalu meninggalkanku, astaga sepertinya dia bukan orang yang baik, dan dia sepertinya tidak akur dengan ibunya Jaeson.

 "as long as you live here as well as you can remember, dear", perkataanya di akhiri dengan seringainya lagi lalu dia pun berlalu meninggalkanku, astaga sepertinya dia bukan orang yang baik, dan dia sepertinya tidak akur dengan ibunya Jaeson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Complete] 𝑻𝒉𝒆 𝑴𝒊𝒔𝒔𝒊𝒏𝒈 𝑶𝒏𝒆 | WenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang