Mulmetnya dari jaman batu ngga pernah di ganti. Kalo nggasalah dari tahun 2016, jadi mohon dimaklumi.
.
.
"selamat siang bibi?", sapa seorang wanita 24 tahun kepada seorang ibu yang sudah setengah baya saat sang ibu itu membukakan pintu untuknya. "akh, yunhee-yah. Masuklah. Astaga kau repot sekali?", kata sang ibu yang dipanggil bibi tadi saat melihat bawaan perempuan bernama yunhee tadi."masuklah, pasti kau repot-repot memasak karena chanyeol kami akan pulang dari liburannya kan?", goda si ibu tadi kepada yunhee. "akh bibi", kata perempuan tadi tanpa menjawab namun hanya tersenyum malu. "kajja, jaeson juga sudah pulang dari summer campnya kemarin, jadi hari ini kita akan berkumpul semua", jelas ibu tadi sambil melangkah masuk menuju ruang keluarga dan diikuti oleh yunhee.
"annyeong jaeson-ah", sapa yunhee pada anak yang tadi dipanggilnya jaeson, namun jaeson hanya melihat sekilas dan kembali memainkan uno balok bersama bibinya. "mianhae, yunhee-ssi. Jaeson masih belum bisa dekat dengan perempuan asing selain teman serta keluarganya.
"gwenchana, yura-ssi, pasti cukup berat memiliki kehidupan seperti jaeson yang hanya memiliki seorang ayah tanpa-".
"ahjumma, sipalyo[fckk you]", seru jaeson sambil mengacungkan uno balok berwarna kuning dengan lambang prohibition kepada yunhee dan mendengar kata terakhir dari jaeson membuat yunhee terkejut. "akh, bukan begitu mengatakannya jaeson, maaf yunhee dia tadi ingin mengatakan, 'ssipawallyo'[coba lihat ini], pada mu tapi kau taukan dia baru berumur 5 tahun jadi pengucapannya belum sempurna.
"ahh gwenchana yura-ssi", katanya sambil menahan marah, pasti dia yang mengajarkan hal kasar itu pada bocah tengil ini, kata yunhee dalam hati.
Ting! Tong!
Bunyi bell rumah keluarga park bergema, menandakan bahwa rumah mereka tengah kedatangan tamu lagi.
Piip!, "nuguseo?", tanya Nyonya Park melalui intercom. Park chanyeol yang menjadi tamu dirumahnya sendiri, menutup kamera intercom tersebut dengan tujuan mengerjai ibunya, ibunya pun bingung karena menganggap intercom rumah mereka tengah rusak dan memanggil yura untuk datang dan ketika yura beserta jaeson digendongannya mendatangi Nyonya Park, chanyeol membuka tangannya dan menyembulkan wajahnya. "Annyeong!!! Tebak siapa yang sudah sampai??".
"yak!! Dasar anak nakal, apa kau mencoba mengerjai ibumu ini"
"anniyo omma, hehe. Tolong buka pintunya aku punya kejutan untuk kalian", kata chanyeol. "mwohae?", tanya yura. "bimilyeo", tawa chanyeol.
Sesampainya chanyeol dirumah, nyonya park langsung menyambut anaknya dengan pelukan hangat dan erat. "yak! Anak nakal mana kejutan untuk eomma?", kata Nyonya Park.
Chanyeol hanya tersenyum dan berkata untuk bersabar lalu mengambil jaeson dari gendongan yura, "aigoo, appa adeul, nomu charranae! Berat mu bertabah eoh?", jaeson hanya memeluk appanya dan mencium pipi serta hidung appanya.
"appa, uri yaksokhae otthe?", tanya jaeson. "sabar nae, ayo ikut appa", ajak chanyeol pada jaeson sambil menggiring kedua wanita yang memiliki gen yang sama dengannya itu menuju gazebo rumah mereka yang berada tepat disamping rumah.
Yunhee yang tadi mengeluarkan makanan yang tadi dibawanya didapur setalah melihat park chanyeol telah tiba pun mengikuti kemana mereka pergi, "astaga apa dia tidak menyadari keberadaanku", umpat yunhee dalam hati.
Di gazebo itu tampak seorang perempuan duduk melantai digazebo tersebut dan membelakangi mereka dengan koper American Tourism berwarna biru muda disampingnya, park chanyeol langsung mempercepat langkahnya dan duduk didepan perempuan itu dan tersenyum, "tebak Jaeson, igeon nugu?". Jaeson pun melongo dan berdiri dari gendongan chanyeol lalu memeluk wanita tersebut, "Eomma", kata pertama yang keluar dari mulut Jaeson membuat Yura dan Nyonya Park menghampiri mereka setelah sebelumnya hanya melihat dari kejauhan.
"ommona? Wendy?", kata yura terkerkejut sambil melonggo dan sang ibu malah hanya terduduk disamping perempuan yang tadi yura panggil wendy. Nyonya Park hanya memegang wajah wendy dan tetesan air matanya jatuh, astaga ini sungguh bagaikan drama tragedi yang akhirnya menuju Epilog.
5 jam sebelumnya
"maukah kau menjadi teman tulusku", tanya chanyeol pada wendy. "mwo?",bahkan mata wendy hampir keluar sangking terkejutnya, "astaga semudah ini kah menemukan teman tulus, terima kasih tuhan engkau memberikan jalan bahkan lebih mulus dari kulit ikan hiu", syukur wendy dalam hati.
"maaf, sebenarnya ini bukan teman tulus dalam arti sebenarnya, ini untuk membantu anakku", kata chanyeol ambigue, karena terlalu panik menghadapi reaksi berlebihan dari wendy. Dia memiliki tujuan lebih dari satu dengan mengatakan hal tadi, padahal kalau memang harus dia ingin sekali melamar wanita ini tapi sepertinya hal itu belum mungkin mengingat mereka bahkan baru mengenal kurang dari 7/24.
"anak?", tanya wendy sedikit kecewa karena dia mengira tujuan chanyeol tidak sesuai expectasinya. "emm anak itu- ", "aku tau itu adalah hasil dari perkawinan antara pria dan wanita, matjho?".
"ne, anak ku telah kehilangan ibunya dua tahun lalu dia berubah menjadi anak yang tidak banyak bicara setelah hari itu padahal sebelumnya dia anak yang aktif dan banyak berbicara. Tolonglah aku", masih teringat jelas kenangan pahit chanyeol dan keluarganya mendengar berita bahwa mobil yang dikendarai istinya meluncur bebas dari jurang menuju laut saat wendy, istri Chanyeol berencana menyusul mereka liburan di pantai donghae.
Wendy prihatin dengan keadaan chanyeol, dia seperti mengorek kembali luka lama chanyeol dan membuatnya kembali terluka. Wendy spontan memeluk chanyeol, "gwenchana, dia pasti sudah tenang dialam sana", chanyeol pun membalas pelukan wendy.
"wendy-ah apa ini bukan wujud lain dari dirimu?", tanya chanyeol dalam hati. "maaf", kata dari bibir wendy membuat chanyeol melepaskan pelukan mereka dan melihat wajah wendy. "untuk?",tanya chanyeol. "membuatmu bersedih", lanjut wendy.
Chanyeol pun menangkup dagunya dan menatap manik mata wendy lebih dalam, "hokssi, karena kau membuat ku bersedih, maaf saja tidak cukup", goda chanyeol sambil menatap tubuh wendy secara keseluruhan. "yah, waegeure?",tanya wendy. "sepertinya hal-hal yang kulakukan untukmu. . .", chanyeol menggantung perkataanya. "ne, aku tau memang sulit mendapatkan teman tulus didunia ini, pasti kau ingin mendapat keuntungan juga dariku bukan?", tebak wendy karena melihat gelagat chanyeol.
"yup! Semua hal ini tidak gratis, anak ku sangat membutuhkanmu jadi-", perkataan chanyeol terpotong. "arra, aku akan menjadi ibu bagi anakmu, puas?", perkataan wendy membuat chanyeol tersenyum malu, wendy seperti mengatakan sebuah janji pernikahan, dan chanyeol ingat betul wendy istrinya mengatakan hal yang sama persis namun dengan nada bicara yang lebih lembut dan sopan, serta tanpa ada tambahan kata puas dibelakangnya.
Wendy sempat mendengar cerita chanyeol bahwa wendy memiliki wajah yang amat mirip dengan istrinya, namun pasal chanyeol yang memiliki anak adalah hal baru saja dia dengar dari chanyeol, wendy fikir tidak salah menolong chanyeol, lagi pula sepertinya bisa mendapat keuntungan lain dengan menjadi ibu di keluarga chanyeol, ia bisa menumpang hidup disana dan dapat menemukan teman tulus yang sebenarnya, walaupun teman tulusnya bahkan lebih dekat dari perkiraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] 𝑻𝒉𝒆 𝑴𝒊𝒔𝒔𝒊𝒏𝒈 𝑶𝒏𝒆 | Wenyeol
FanfictionAmnesia merupakan kesulitan belajar tentang input input yang baru. Penyebab amnesia adalah kerusakan bagian otak yang penting untuk proses memori. Yang bila tidak ditangani dengan baik akan menjadi kerusakan permanen. ©2016