MY LIL' WIFE

2.6K 253 4
                                    

^^^^^^^^^^^^^^^


"Cah' sudah selesai ayo keluar dan berpakaian", kataku sambil menggandeng tangan mungil jaeson.

Sampai diluar wendy malah sibuk sendiri dengan lemari jaeson yang tingginya menyamai tubuh mungilnya, "mencari apa?", kataku yang masih menggunakan bathrope sambil mendekatinya, "itu oppa baju formal jaeson untuk hari pertama sekolahnya, dimana yah?", benar, inilah wendyku, tidak salah lagi dan dia memang dalam kondisi amnesia makanya otaknya sedikit kurang merespon input input baru dan memorinya seperti teracak, aku pernah membaca hal ini saat SMA dulu.

Tanpa sadar aku langsung memegang kedua bahu wendy dan menatap manik matanya intens, senyumku merekah cerah dan lega, tanpa sadar aku langsung memeluk tubuh mungil wendy, "kau akhirnya kembali", kataku sambil mengeratkan pelukanku. "oppa-ya, wht happen?", diapun seperti keheranan, namun membalas mengelus-elus punggungku.

"hey, Oppa, palliwa anakmu ini bisa masuk angin jika kalian berpelukan terus", perkataan cerewet jaeson membuatku melepaskan pelukanku dannya.

"ahh, ne kajja, uri jaesonni", kata wendy sambil melepas pelukan kami lalu mengarahkan jaeson kedepan cermin besar sambil memakaikan minyak telon seperti rutinitas jaeson setelah mandi. "yah, nan neoui appa", kataku pada bocah itu. Itulah kebiasaan jaeson dulu, jika ia mendengar wendy memanggilku oppa, dia akan mengikuti eommanya, aku pun meninggalkan mereka berdua yang pasti wendyku telah kembali dan keluargaku telah kembali utuh.

2 menit selanjutnya

"sudah berpakaian oppa?", tanyanya sambil masuk, dilihatnya aku masih berkaus dan belum berjaket dia pun mengambilkan salah satu jaket kulitku dari lemari, "igeon", katanya aku pun berterimakasih dengan mengecup ujung kepalanya. Beginilah penampilanku jika kekantor, tidak usah terlalu formal karena aku hanya seorang produser dan bukanlah seorang CEO yang harus dituntut rapi dan formal kecuali menghadiri rapat penting. Apakah aku harus bicara dengannya sekarang jika dia bukanlah wendy 2 tahun yang lalu karena dia kini sudah memiliki anak berumur 6 tahun dan bukannya 4 tahun dan hari ini bukan hari pertama jaeson masuk sekolah, tidak biarkanlah begini akan ku tanyakan saja dulu pada Dr. Xi, salah satu temanku saat SMA yang kini menjadi Dokter ahli saraf, maka aku bisa menanganinya dengan benar, yakan?.

"Hati-hati", kata wendy sambil berdada ria dari luar mobil, "ne, kau juga hati-hati dirumah, ingat jika ada apa-apa bisa hubungi aku atau minta tolong dulu pada, Ibu Moon di sebelah rumah, mengerti?", kataku lancar padanya. "ne, jaeson appa", katanya patuh lalu mengecup pipi kiriku melalui jendela, lalu mencium pipi kanan jaeson yang duduk disampingku, melalui sisi lain mobil ini.

Selesai mengantar jaeson, saatnya mengecek kantor, sebenanrnya aku akan masuk 2 hari lagi tapi hatiku sedang senang makanya aku jadi rajin begini, setelahnya aku akan membuat janji dengan Dr. Xi, si cantik yang manly itu khkhkh.

Suara deringan hanphone mengejutkanku, dengan segera ku jawab dengan memencet tombol answer di stir mobil, terpampang ada nama Ibu Moon, tetangga kami, perasaanku jadi tak enak begini, "yeoboseo?", sapaku. "jaeson appa, tolong anda untuk pulang sekarang, jaeson eomma dia dia, maaf aku tak bisa mengatakannya tapi tolong anda pulang segera", ibu moon berbicara dengan nada takut, astaga apa lagi ini, dengan segera aku membanting stir kembali ke arah rumah.

Sesampainya aku dirumah pintu rumah seperti tak berbentuk dan kulihat dari arah rumah ibu moon, ibu moon sedang berlari dengan terengah- engah sambil membawa kotak obat, "untung kau cepat datang", katanya lalu menarikku kerumahku sendiri." Kumohon kau bisa tenang yah", katanya lagi dan kami pun masuk kerumahku yang sepertinya tadi pagi masih tertata rapi, namun kini seperti habis dirampok, semua barang-barang berserakan.

Ibu moon pun membuka pintu kamar jaeson yang tadi dikunci dari dalam dengan kunci cadangan rumah ini yang sempat kutitipkan tadi pagi padanya, "aku hanya menjalankan amanahmu tadi pagi, dan kumohon kau tetap tenang menanganinya", katanya lagi memang tadi pagi saat aku, jaeson, dan wendy sarapan, aku menyempatkan diri mampir kerumah ibu moon dan menceritakan jika wendy sedikit memiliki masalah pada ingatan dan ibu moon dengan senang hati akan mengawasi wendy.

Terdengar sesegukkan dari kamar mandi jaeson, dan akupun membuka pintu itu perlahan dan menutupnya rapat serta menguncinya, karena ini adalah bagian privasi dari rumahku dan takut jika Ibu moon masuk, dengan perlahan aku membuka tirai dibagian shower namun apa yang kulihat saat ini adalah sesuatu yang bahkan tak mudah dicerna oleh otakku.

[Complete] 𝑻𝒉𝒆 𝑴𝒊𝒔𝒔𝒊𝒏𝒈 𝑶𝒏𝒆 | WenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang