Part #1 Pertemuan Rutin Keluarga Besar Djamil

90.9K 2.2K 73
                                    

Part #1 Pertemuan Rutin Keluarga Besar Djamil

* * * *

Liburan semester ganjil sudah ditunggu-tunggu hampir seluruh siswa yang ada di Indonesia. Siapapun itu pasti akan senang kala liburan datang.

Entah liburan itu diisi dengan hal yang penting seperti belajar kelompok, sampai yang nggak penting seperti menonton televisi di rumah hingga petang menjelang. Bagi yang liburannya hanya di rumah saja mereka akan menjalani rutinitas makan-tidur-makan-tidur berulang kali selama dua minggu lamanya. Sedangkan mereka-mereka yang menghabiskan masa liburannya di rumah sanak saudara seperti yang Adel lakukan saat ini, pasti ada sedikit kesenangan tersendiri.

Adel sudah menghabiskan 2 jam lamanya dalam perjalanan menuju rumah kakeknya yang terletak di Gunungkidul dari Malioboro. Dan entah mengapa matanya sangat berat begitu sampai ke rumah kakek.

Ditambah lagi sang kakek yang tengah memberi wejangan pada anak-cucunya yang bagaikan pidato kenegaraan saat ini, sungguh membuat Adel sukses hampir kehilangan kesadarannya.
Adel terus menguap sepanjang acara pertemuan rutin keluarga besar Djamil. Gadis itu tampak bosan mendengar wejangan-wejangan dari Sang Kakek -- yang menurutnya-- terus diulang sejak ia sampai satu jam yang lalu.

Pertemuan rutin keluarga besar Djamil diadakan setiap sebulan sekali selama dua hari, yaitu hari Sabtu dan Minggu.

Acara ini bukan pertemuan makan besar atau hajatan sekeluarga yang melibatkan keluarganya Adel saja. Tetapi acara ini sengaja dibuat oleh kakek kesayangan Adel agar keluarga mereka tidak terpecah-belah dan menimbulkan kubu tersendiri hingga terjadi perang saudara.

Kali ini keluarga Adel dan dua keluarga lain yang kebagian jatah untuk menginap di rumah mendiang Buyut Djamil di Gunungkidul.

Dua keluarga lain itu adalah keluarga Panjaitan dan keluarga Syahilan.

Dua keluarga kecil itu sebenarnya tidak ada hubungan darah yang kental dengan Kakek Retno, Kakeknya Adel. Hanya intinya, kedua keluarga itu saudara jauhnya Adel. Itu saja yang Adel tahu. Adel malas mengingat silsilah keluarga besar Djamil yang panjang. Maklum, itu wajar bukan untuk keluarga jaman dulu yang anaknya masih banyak hingga belasan jumlahnya.

Karena keluarga besar Djamil mempunyai banyak cucu dan cicit. Kadang Adel sampai lupa mengingat nama mereka satu per satu. Hanya beberapa saja yang diingatnya. Adel juga masa bodoh dengan mereka semua karena rata-rata mereka tidak seumuran dengannya. Ada yang sudah menikah dan yang masih bayipun ada. Dikarenakan sifatnya Adel yang pendiam dan cuek.

Bila ditelaah lebih lanjut, keluarga Panjaitan--Adel biasa memanggil kepala keluarga ini Om-- adalah satu-satunya anggota keluarga besar Djamil yang paling mentereng. Karena salah satu anggota keluarganya adalah anggota DPR.

Keluarga ini terdiri dari Om Rudi Panjaitan, Tante Mutia Djamil, dan dua orang anak lelaki yang Adel baru ingat namanya tadi.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, Adel memang cuek sama saudara jauhnya. Ya, jika dibilang, hanya sekedar tahu nama dan umur. Selebihnya Adel tidak peduli.

Balik lagi ke Keluarga Panjaitan.

Om Rudi asli orang Medan, itu alasan mengapa nama belakangnya 'Panjaitan' karena itu sudah marganya sejak lahir. Om Rudi inilah yang sedang menjabat di salah satu Komisi DPR RI. Hanya itu sih, yang Ayahnya sampaikan kala Adel bertanya tentang asal-usul nama 'Panjaitan'.

Sedangkan Tante Mutialah yang asli orang Jawa. Nah, Tante Mutia ini adalah anak dari adik Kakek Retno.

Pernikahan Om Rudi dan Tante Mutia membuahkan hasil. Anaknya yang pertama bernama Beni Panjaitan dan yang bontot namanya M. Fadil Panjaitan.

My Husband Or My Teacher [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang