Sebuah Perjalanan Mimpi
♩♪♫♬
Träumerei
—Robert Schumann
♩♪♫♬
"Dibanding Tristesse, gue rasa Träumerei jauh lebih cocok buat lo."
Suara seseorang yang berdiri di sebelahnya yang baru saja duduk di kursi piano seraya memberikan buku partitur Robert Schumann dalam karya Kinderszenen Opus 15 menyusup sempurna ke kedua telinganya. Mata laki-laki itu jauh lebih hidup selama tahun belakangan ini. Ribuan kali Aurel menyadari dan ribuan kali pula Aurel tak henti-hentinya merasa lega.
"Dari awal, Tristesse memang bukan gue, itu lo," tunjuk Aurel yang tidak dibantah sama sekali oleh orang tersebut, Raka. Kedua ujung bibir Aurel sedikit terangkat. Ingatannya sempat flashback ke beberapa tahun lalu, tentang Tristesse, yang sampai sekarang tak pernah ia lupakan. Memori yang mewarnai masa putih abu-abunya.
"Omong-omong, selamat atas gelar barunya, Bu Dokter?" ucap Raka sekaligus menggoda Aurel. "Siapa sangka yang dikenal sebagai salah satu musisi di Partita lulusnya malah ngemban gelar dokter?"
Tak ayal Aurel tersipu. Perjuangannya selama empat tahun di bangku kuliah tidak membawanya ke hal yang sia-sia. Aurel kini bahkan sangat mencintai hal baru yang tidak pernah sekalipun menjadi cita-cita di masa kecilnya. "Gue juga masih nggak nyangka," balasnya dengan bangga. "Lo juga cepat nyusul gue sama Fera, Rak."
Raka mengangguk-angguk. "Sidang akhir gue seminggu lagi."
"Bakal pesta gede, dong?"
"Whiskey ya?"
Aurel mengesah. "Gue nggak bisa bayangin sesabar apa Fera ngadepin lo yang ternyata nggak berubah."
Raka tertawa renyah.
Obrolan mereka terpaksa berhenti tatkala pembawa acara mulai memberi aba-aba bahwa acara akan segera dimulai. Raka meninggalkan tempatnya dan menuju ke meja di mana teman-teman lamanya berkumpul. Fera juga berada di sana sedang melambai untuk memberinya semangat.
Acara perayaan ini adalah acara perayaan pribadi yang Aurel dan Fera adakan atas kelulusan keduanya. Tidak banyak yang datang, sebab mereka hanya mengundang teman-teman akrab mereka saja dan Aurel yang sengaja mengisi opening dengan permainan pianonya sendiri. Opening musik klasik Träumerei, karya Robert Schumann di Nomor 7 pada Opus 15 Kinderszenen.
Aurel lumayan gusar ketika belum mendapati Farel di sebelahnya yang ia mintakan tolong untuk menjadi pembalik halaman partiturnya. Aurel belum bisa lepas partitur seutuhnya sehingga membutuhkan seorang page turner. Dan ketika indra penciumannya menangkap aroma khas yang sudah hampir tak Aurel kenali, desiran darah di tubuhnya menghentak berhenti. Terlebih sesaat sosok tersebut telah duduk di kursi sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cage of Love (Who Causes a Broken Heart?)
Novela Juvenil#7 teenfic - 17 Januari 2016 Raka dan Aurel adalah dua orang yang hidup di dalam piano. Keduanya berbicara melalui instrumen, yang tidak semua orang pahami. Barangkali itu penyebab keduanya merasa saling membutuhkan sebab suatu kesamaan, walaupun pa...