[11]: LA CAMPANELLA - Siswa Baru

26.8K 1.1K 8
                                    

Siswa Baru

♩♪♫♬

La Campanella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


La Campanella

—Franz Liszt

♩♪♫♬

Bunyi pantulan bola oranye menggema memecah sunyi di lapangan basket rumahnya. Aurel dengan ponsel yang berada di genggamannya dan dalam posisi terduduk di pinggiran lapangan diam-diam menghitung sudah berapa kali Farel berhasil memasukkan bola basketnya itu ke dalam ring. Wajah kakak laki-lakinya terlihat serius dengan peluh yang sudah membasahi wajahnya dan kaus putih yang dikenakannya. Sinar mentari pagi sukses menemani keduanya untuk waktu yang sudah cukup lama.

"Hari ini lo nggak ada kegiatan?"

Farel memutar tubuhnya untuk melihat si penanya.

"Siangan," kata Farel kemudian memantulkan bola basketnya beberapa kali. "Gue diajak Angga ke bengkel."

"Makin nempel aja lo sama Angga." Aurel memutar bola matanya.

Farel mendekat ke arah Aurel untuk duduk di dekat gadis itu setelah sebelumnya melemparkan bola basketnya ke arah asal, lalu mengambil air mineral yang posisinya tidak jauh dengannya.

"Lo jadi kerkom sama temen-temen lo?" tanya Farel seraya membuka tutup botol dan segera meneguknya hingga tak tersisa.

Aurel mengecek ponselnya sebentar untuk melihat kabar dari teman-temannya sebelum mengangguk. "Paling bentar lagi sampai."

"Kesambet apa, sih, lo ikut lomba begituan?

"Gue diajak  Fera gila? Nggak enak misal gue nolak."

"Sekalian modus gara-gara ada Raka kali?"

Lantas Aurel melayangkan tatapan tajam ke Farel yang dihadiahi kernyitan di dahi laki-laki itu. Aurel mengembuskan napas secara perlahan. "Enggak," tegasnya. Lagipula memang sudah jelas siapa yang mengajaknya bukan? "Tahun ini Fera nggak ngajuin diri jadi panitia, tapi jadi pesertanya. Berlaku juga buat temen satu organisasinya dia yang sekelompok juga sama kita nanti, si Reza."

Farel manggut-manggut. "Terus yang buat lo senyam-senyum sendiri dari semalem apaan?" Tatapan Farel mengintimidasi. "Lo habis ngapain sama Raka?"

Aurel memalingkan wajahnya. Kemudian memeluk lututnya dan menidurkan kepalanya di atas sana. "Lo jangan kesel ya," tukas Aurel berbisik. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Farel. "We hug...," Aurel menggigit bibir bawahnya dan dapat terlihat ekpresi Farel yang tampak terkesiap. "... and he kissed my forehead. I"

Aurel menutup mulutnya, seakan tak mampu untuk menyelesaikan kalimatnya. Ia menatap ke langit-langit sekilas untuk mengambil napas dalam-dalam lalu meluruskan kakinya. Farel sendiri masih terlihat enggan membalas.

Cage of Love (Who Causes a Broken Heart?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang