7. Danger

612 52 4
                                    

Min Hye PoV

Malam ini merupakan malam yang tenang. Adikku, Go Min Hwan tengah tertidur di kamar seusai pulang dari kelas tambahan malam, tadi orang bilang malam ini adalah malam purnama. Aku belum pernah melihat sebelumnya, tapi entah mengapa aku punya sebuah rahasia kecil, kalian mau tahu? Baiklah saat bulan purnama entah mengapa saat itu mataku berubah warna menjadi kuning emas dan mampu melihat namun itu hanya terjadi selama proses bulan purnama saja.

Dan ya, sekarang aku bisa merasakannya ketika aku berada dipinggir jendela dan cahaya bulan mulai menyinari tubuhku. Dan benar saja aku mulai merasakan kekuatan magis yang ada padaku yang membuat mataku seolah - olah terbuka tirai hitamnya. Dan saat itu aku mulai bercermin dan benar saja mataku yang semula berwarna coklat kini telah berubah menjadi kekuningan persis seperti kuningnya cahaya bulan. Aku tak pernah menceritakan ini pada siapapun bahkan termasuk eomma dan Min Hwan. Entah mengapa aku merasa dia bukanlah eommaku bagaimana mungkin seorang ibu tampak begitu awet muda seperti orang dua puluh tahunan? Aku tak menampik bahwa golongan darah kami sama tapi aku tak merasakan adanya ikatan batin dengan dia justru aku merasa bahwa Min Hwan lebih dekat dengan Eomma.

Baik aku dengan Min Hwan, aku juga merasa tidak ada hubungan ikatan batin bagaimanapun juga aku selalu menganggap Min Hwan adikku, ia masih terlalu polos, Karna selain usianya juga yang belum genap tujuh belas tahun, ia belum mengerti betapa kejamnya dunia ini. Dibanding dengan itu semua, biasanya aku akan melihat ia ketika tidur tapi saat ini aku sedang tidak ingin kesana. Aku saat ini sedang merenung... usiaku sekarang sudah mencapai dua puluh tahun. Jika disaat aku terdiam seperti ini aku mulai ingin mencari pasangan hidup sebentar lagi skripsiku sudah selesai, dan aku akan mendapat gelar S1 ku. Dan akan mulai bekerja. Aku mulai ingin berangan - angan membuka toko bunga selagi melukis. Itu adalah impian kecilku.

Dan malam ini aku mulai merasa ganjil. Aku merasa seseorang mengintipku dari bawah sana tapi terlalu takut untuk menengok kebawah. Lucu sekali justru disaat aku bisa melihat seperti ini aku bisa memanfaatkan keadaan untuk melihat kebawah tapi sekali lagi aku merasa takut, ah. Bukan. Tetapi rasa degupan jantung yang tidak normal. Dan ketika aku mulai melukis sesuatu tampak mendarat di balkon dan memasuki kamarku. Dari cermin panjang dikamarku terdapat pantulan seorang laki - laki tegap berambut raven dengan sweater berwarna abu - abu.

Dia menatapku intens dan semakin ia menatapku semakin pula aku gugup. Jujur disaat seperti inilah aku mulai ingin untuk tidak melihat apapun didunia ini.

TAP

TAP

TAP

Suara ketukan sepatunya memacu adrenalin dalam diriku, semakin diriku mencoba rileks semakin sulit diriku bernafas. Ya Tuhan tolong bantu aku.

TAP

TAP

TAP

Dirinya semakin mendekat dan aku mencoba untuk tetap tenang, meski bulir - bulir keringat membasahi tubuhku. Tanpa melihat kearah cermin, aku sudah tau ia selangkah dibelakangku dan kepalanya persis dibelakang ceruk leherku

Ceklek~

"Hyung, aku tiba - tiba terbangun apakah hyung mau segelas coklat panas?"

Terdengar suara pintu terbuka dan itu adalah Min Hwan. Aku berterima kasih padamu.

"Ah, hyung mau satu. Oh ya tolong tutup gorden Min Hwan. Hyung merasa hawa tidak enak tadi." Pungkasku cepat menyadari bahwa dia sudah tidak ada.

Min Hwan pun segera menutup pintu balkon dan jendela tidak lupa dengan tirainya.

"Aneh sekali dirumah ini. Pintu balkon dan jendelanya suka terbuka sendiri. Aku mulai takut ada yang menguntit kita Hyung. Besok akan kuceritakan pada eomma"

Pure Heart (BxB) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang