Hitam, hening, dalam
Tak ada setitik pun cahaya
Aku terkurung dalam kegelapan
Sunyi, sepi, sendiri
Tiada tangan-tangan cinta
Hangat memeluk, mendekapku
Hati dan segenap jiwaku merintih
Aku rindu sentuhan kehangatan
Bilakah engkau 'kan datang, Cahaya?
Wahai Cinta dan Harapan, berilah 'ku sinarmu
Cairkanlah kebekuan jiwaku
Terangilah setiap langkah-langkah kecilku
Tapi, kini hanya sepi
Teman dalam hidup ini
Sunyi mendekapku sendiri
Dalam kegelapan nan perkasa-abadi
S'ribu cinta yang tak pernah kumiliki
S'juta asa yang tak kunjung bersemi
Oh, Dunia...
Kenapa aku dilahirkan?!!
Aku ingin tertawa, tapi tak bisa
Pun tak dapat 'ku menangis sedih
Kar'na tak ada bahu
Tempatku bersandar
Kadang jika kulihat hewan dan serangga
Begitu tentram dan damai hidupnya
Walau tak punya asa, tak mengapa
Ku ingin seperti mereka
Ah... tapi apa guna meretas asa
Apa guna 'ku berkeluh kesah
Hati itu yang tak pernah tersiram hawa kesejukan
Toh milikku juga
Ayah, Ibu, Adik, Kakak?
Hanyakah kata tanpa makna
Teman... sahabat...?
Ah! Apa lagi itu? Apa?
Cinta... apa artinya semua?
Aku tak tahu, aku tak paham
Jiwaku t'lah terkurung dalam jurang yang terlalu dalam
Aku terpuruk
Hati dan tiap tetes darahku mati rasa
Aku tak bisa naik, tak bisa bangkit
Ulurkan tanganmu, wahai Cinta
Jamahlah aku, wahai Cahaya
Biarkan 'ku menggapaimu
Tolong...!
(Heidy S.C. © Solo, 4 Mei 2002)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara Kata (Kumpulan Puisi)
PoetryMencoba mengumpulkan puisi-puisi yang pernah kubuat. Yang terlama & ada arsipnya ternyata dari tahun 1999! Tulisan zaman saya SMP, he he he ... Baiklah. Ini adalah mutiara-mutiara kata yang diuntai dari alam pemikiranku, sejak masih beranjak remaja...