Plis, baca ini dulu sebelum lanjut.
Maaf karena aku melupakan detail mengenai permata sebab prolog yang dulu menjelaskan kelewat detail, prolog yang baru kubuat tidak sedetail itu, namun justru aku melakukan suatu kesalahan. Jadi, aku terpaksa publish ulang prolognya. Kalian bisa baca ulang atau baca penegasanku di bawah ini:
Yang melakukan kesalahan dan dihukum turun ke Bumi itu bukan Zevana, ya. Itu adalah penduduk Venus dan kesalahannya cukup fatal karena membuat ketidakseimbangan seluruh jagat raya. Ketidakseimbangan itu membuat Zevana, seorang iblis yang telah lama dipenjara di kerak Bumi dapat berkeliaran, terlebih seseorang yang melakukan kesalahan itu dihukum dengan membawa setengah dari permata sebagai jiwanya. Itulah yang dikhawatirkan Venus kalau melakukan kesalahan fatal seperti itu karena konsekuensinya berat, bahkan hukuman itu berlangsung hingga tujuh turunan (selanjutnya bisa dibaca di bab ini).
Bab ini juga banyak kerombak. Kalau ada yang belum paham, ayo, ditanya. Bantu aku juga dalam memperbaiki Diamond, yaaa.
---
Aku melirik sebuah presensi yang sedari tadi berada di depanku. Wajahnya masam lengkap dengan kerutan tajam di pertengahan alisnya. Dia kakakku, Rio. Semenjak sepulang sekolah, Rio sudah terlihat gelisah saat datang ke rumahku, namun tidak juga memberikan alasannya meskipun aku sudah bertanya beberapa kali. Sesekali kakakku itu akan melihat ke luar jendela kamar, lalu berjalan mondar-mandir seperti setrikaan. Tangannya terlipat di dada, bibirnya terlipat ke dalam, dan netranya tertancap ke lantai kamar seolah itulah objek paling menarik saat ini. Aku yakin sekali kalau pikirannya sedang berkeliaran meskipun raganya bergeming duduk di sofa kecil sudut kamarku.
"Kenapa, Kak? Aku serius nanya, jangan merenung kayak orang depresi gitu," ucapku sebab sudah tidak lagi tahan melihat keuringan Rio.
Rio hanya melirikku sebentar, lalu menggeleng. Jawaban yang tidak memberikan rasa puas sama sekali. Aku angkat bahuku tak acuh, kalau sudah begitu, lebih baik aku diam dan tidak lagi berusaha menanyainya. Foto-foto di laman Instagram ini lebih asyik dilihat daripada wajah kecut kakakku.
Kalau kalian belum tahu siapa aku, maka perkenalkan, namaku Cakka, adik kedua Rio dan tentu, aku berasal dari Venus. Kalian pasti sudah tahu tujuanku ada di Bumi dan bagaimana kehidupan kami selama di sini melalui Rio. Benar, kan? Kalau boleh jujur, saat-saat pertama aku lahir, memang menjadi momen yang sangat menyakitkan. Aku menolak mengingatnya. Tapi, hidup di Bumi tidak seburuk itu, orang-orangnya asyik dan suka bercanda. Bukan berarti di Venus tidak ada yang ramah, ya. Hanya saja, di Bumi—khususnya di negara yang aku tinggali—aku menemukan banyak hal unik. Seperti orang-orang belajar untuk menjadi pintar, bekerja untuk mendapatkan uang, lalu ada banyak sekali jajanan di pinggir jalan. Kalau di Venus, kami mengandalkan kekuatan sihir. Aku sebagai anggota kerajaan tidak bisa sembarangan keluar dari kerajaan, pasti akan ada seorang pengawal yang mengikuti. Dan.. ah! Kalian tahu apa yang paling menarik dari Bumi? Aku mengenal makhluk hidup yang lucu nan menggemaskan bernama anjing. Sial, kenapa ada makhluk seimut itu? Aku ingin memeliharanya, sayang orang tuaku di Bumi tidak memberikan izin. Uh, bagaimana kalau saat aku balik ke Venus, aku membeli sebuah anjing dan membawanya?
Bukan ide yang buruk, kan?
"Cak, pinjam motor."
Astaga, aku terlonjak saat mendapati Rio telah berdiri di samping kasurku dengan tangan tersodor ke arahku. "Untuk apa? Motor kakak ke mana?" tanyaku, masih enggan menuruti permintaannya.
"Terlalu lama kalau aku harus balik ke rumahku dulu. Lebih baik aku pinjam motormu. Mana?"
"Ya ampun, tidak sabaran." Aku menghempaskan ponselku ke tumpukan bantal, berguling ke sisi ranjang satunya untuk mengambil sebuah kunci di atas nakas. Sebelum Rio berhasil mengambil alih, aku menyembunyikan kunci itu di kepalan tangan. "Kasih tahu dulu, Kak Rio mau ke mana? Jujur saja, aku lihat kakak sudah seperti orang gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND [sedang revisi]
FantasyAku harus mencari permata biru itu dan melindunginya dari Zevana. Demi permata itu juga, aku harus turun ke Bumi. Siapa yang tahu, kalau pada akhirnya aku terjebak dalam sebuah permainan? Membawaku melepas apa yang seharusnya aku lindungi dan melind...