Chapter 3 a

1.1K 17 1
                                    

KRRRIIINGGG...!

 

“Halo”

“Kesh!”

“Ya, Cecil”

Can I borrow a gun?” Mata Kesya langsung melotot. Gun?! Buat apa Cecil mau pinjam senjata?

Are you okay, Cil?” tanya Kesya hati-hati.

No! I just want to die!

“Cecil... kenapa sih?”

“Inget Finna?” Dahi kesya mengernyit, dan gambaran soal wanita dengan gigi tonggos dan

rambut panjang keriting tampak bergoyang dombret di pelupuk matanya. Yah, Finna nggak benar-benar bergoyang dombret sih, tapi Kesya nggak punya istilah lain untuk menggambarkan Finna. Senyum menyebalkan dan suara cemprengnya memenuhi rongga kepala Kesya.

“Kenapa dia?” tanya Kesya dengan suara penuh ketakutan.

“Dia datang hari ini...,” jawab Cecil lemah.

Then?” Kesya berdebar menunggu kelanjutan cerita Cecil.

“Dia maksa-maksa jadi panitia untuk acara wedding-ku. Can you imagine that?!” suara Cecil terdengar sudah mau menangis.

Pandangan Kesya langsung berkunang-kunang. Finna, sepupu jauh Cecil yang nyebelin banget. Selalu omdo, omong doang. Orangnya nggak pernah mau kalah. Selalu membanggakan pacarnya yang keturunan Inggris asli, dan dengan nada sinis selalu menambahkan bahwa pacarnya itu bukan Inggris campuran seperti Alo. Padahal Finna tidak pernah sekali pun membawa pacarnya ke acara keluarga. Kesya dan Cecil bahkan meragukan bahwa Finna memang sungguh-sungguh punya pacar. Abis, cuma omong doang! Nggak pernah sekali pun mereka melihat si cowok peranakan Inggris aslinya itu!

Kesya masih ingat pengalaman mengerikan yang pernah dia alami bersama Finna. Waktu itu mereka masih sama-sama SD. Ketika acara pesta perpisahan, Finna bilang dress code yang ditentukan adalah kostum halloween. Jadilah Kesya dan Cecil datang ke pesta perpisahan dengan mengenakan kostum genderuwo dan kostum suster ngesot. Dan apa yang terjadi? Ternyata mereka dikerjain habis-habisan oleh Finna. Tidak ada dress code halloween di pesta perpisahan mereka. Anak-anak perempuan lainnya tampak cantik dan menawan dalam balutan gaun ala putri kerajaan. Finna sendiri tampil lumayan, yah... tidak ada gaun yang dapat membuatnya cantik jelita dalam seketika, apalagi dengan gaun kuning gading yang dijahit mamanya. Waktu itu Kesya menangis tersedu-sedu karena cowok yang disukainya langsung terbirit-birit melihat penampilannya.

“Kesh... kamu masih dengerin aku nggak sih?” Teriakan Cecil membuat Kesya tersadar dari lamunannya.

Seolah baru saja memijakkan kaki di bumi setelah sepuluh tahun berada di bulan, panic attack langsung melanda Kesya. Bayangan mengerikan tentang segala macam aturan konyol, yang pasti akan diterapkan Finna, menari-nari di depan matanya.

The Bridesmaids StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang