Flashback (Azelia)

5.6K 20 2
                                    

" Zee..... Zee..... Main yuk ?" Itu siapa sih manggil - manggil mulu. Ngga tau apa kalo aku tuh capek baru juga pulang sekolah. Kalo itu bukan Raymond mungkin aku udah lempar pake vas bunga dari tadi. Aku langsung melihat keluar dari jendela balkon kamarku.

" Ada apa sih Ray ? Aku capek nih. Mau tidur siang. Kalo mau main entar sore aja yaa." Kataku sambil berteriak.

" Yah kok Zee gitu sih. Ayo dong kita main. Aku lagi pengen ke taman nih Zee. " Aku tidak bisa menolak ajakan Ray. Aku terlalu sayang dengan sahabatku yang satu ini. Eh tunggu aku memang cuma punya satu sahabat kan hehe.

" Yaudah kamu tunggu dulu. Aku mau ganti baju." Aku langsung bergegas ganti baju. Setelah selesai aku langsung turun ke bawah.

" Azel kamu mau kemana ?" Itu suara mamahku. Kalian bingung ya kenapa aku dipanggil Azel. Sebenernya namaku Azelia Lily Prameswari semua orang memanggilku Azelia cuma Ray satu - satunya orang yang manggil aku Zee.

" Aku mau main mah sama Ray. Boleh kan mah ?" Aku menghampiri mamahku yang sedang masak.

" Iya boleh. Hati - hati ya." Mamahku mengangguk setuju. Asik udah 2 hari aku ngga main sama Ray. Aku menuju garasi dan mengambil sepedaku.

" Hai Zee." Ray tersenyum penuh terlihat satu gigi ompongnya yang ada di barisan gigi serinya.

" Halo Ray, kita beneran mau ke taman ?" Ray mengangguk.

" Ayo Zee yang paling lambat sampai sana harus dorong ayunan." Tanpa aba - aba Ray langsung melajukan sepedanya. Huh dasar laki - laki curang.

#####

" Ray capek nih. Gantian dong." Aku menggerutu. Dari tadi aku cuma mendorong ayunannya yang sedang dinaiki oleh Ray. Ini hukuman karena aku kalah balapan sepeda dengan Ray.

" Yah, ayo lagi dong Zee. Kamu kan kuat 5 menit lagi yaa ?" Aku merasa kesal. Aku berhenti mendorong ayunan dan langsung berjalan ke pohon besar dan duduk didekatnya. Ku tarik kakiku sampai menempel didada.

" Engga ah aku capek. " Ray langsung menghampiri aku dan duduk disebelahku.

" Yah. Zee sekarang ngga seru. Ngambek mulu kaya kak Helen." Kak Helen adalah kakanya Ray. Sedangkan aku mempunyai 1 kakak laki - laki namanya kak Davi. Setau aku sih kak Davi sama Kak Helen itu musuh bebuyutan. Mereka berdua ngga pernah akur, beda dengan aku dan Ray kita berdua bersahabat sejak kecil.

" Abisnya Ray jahat. Aku kan juga mau naik ayunan itu."

" Gini deh Ray janji sama Zee. Kalo Ray udah gede Ray bakal bikin ayunan baru disamping ayunan yang itu biar kita bisa main ayunan berdua gimana ?" Aku menatap Ray takjub dengan mata berbinar.

" Ray beneran kan ?" Ray mengacungkan jari kelingkingnya. Dengan cepat aku mengaitkan jari kelingingku dengan kelingkingnya.

" Iya Ray janji. Zee pegang janji Ray yaa." Aku mengangguk cepat. Senyum kekanakan muncul dibibirku.

" Ray itu kotak apa ?" Aku menunjuk kotak berwarna hitam yang daritadi dibawa Ray.

" Oh iya Ray lupa. Tadi kan Ray nonton film sama Kak Helen nah difilm itu ada anak kecil kaya kita bikin permohonan di kertas, terus kertasnya dimasukin ke dalam kotak terus dikubur deh kotaknya."

" Jadi kita juga mau nulis permohonan ?" Ray mengangguk.

" Nih kertas sama pensilnya. Zee boleh tulis apa aja yang Zee mau." Aku mengambil kertas berwarna biru yang diberikan oleh Ray. Kira - kira apa yang akan aku tulis. Sampai saat ini aku ngga tau apa yang aku inginkan.

" Ayo dong Ray aja udah selesai nih " Ray mengacungkan kertasnya. Aku melirik kertas itu kira - kira apa ya yang ditulis Ray.

" Eeiittss. Jangan ngintip. " Aku mengerucutkan bibirku.

" Ray pelit ! ! !"

" Biarin, Wlee." Ray memeletkan bibirnya. Sudahlah aku tulis aja apa yang ada dipikiranku.

" Nih udah, terus apa yang harus kita lakukan ?" Aku memberikan kertasku kepada Ray. Dia mengambil kertasku dan memasukan kertas kami kedalam kotak hitam itu.

" Nah sekarang kita kubur, kamu bantuin aku gali tanah ya ?" Aku langsung membantu Ray menggali tanah di dekat pohon ini. Setelah selesai Ray memasukan kotak itu dan menguburnya.

" Terus kapan kotaknya boleh dibuka?" Aku bertanya kepada Ray, dia terlihat sedang berpikir.

" Hmm, 10 tahun lagi " Aku melongo.

" Itu terlalu lama Ray. Bagaimana kalau besok aja "

" Kamu gimana sih Zee. Kalo besok ngga seru dong. Kita akan datang kesini 10 tahun lagi ditanggal yang sama. Oke ? "

"Oke Ray, aku pasti inget." Jawabku sambil tersenyum lebar, tidak sabar dengan apa yang akan terjadi 10 tahun mendatang.

I Just Want To Be Loved by YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang