Kehilangan Perasaan

61 13 2
                                    

     "Princess, did you know what is the most complicated thing in this life? (Tuan Putri, tahukah kamu apa hal yang paling rumit di kehidupan ini?)"

     "The most complicated thing in this life? I don't know... (Hal yang paling rumit di kehidupan ini? Aku tidak tahu...)"

     "It's love. (Cinta.)"

     "Love? Why? (Cinta? Kenapa?)

     "Because it will make you try to do anything to make the one you love smile... (Karena cinta membuatmu akan melakukan apapun untuk membuat dia yang kau cintai tersenyum...)"

     Even you have to kill... (Meskipun harus membunuh...)

- 30 Desember 20xx –

Kling~ Kling~

     "Selamat datang~!"

     Aku tersenyum pada pelayan wanita yang menyapaku, lalu berjalan dan duduk di tempat kesukaanku di pojok cafe. Beberapa detik kemudian pelayan itu datang menghampiriku dengan note dan pena di tangannya.

     "Bisa saya tulis pesanan anda?"

     "Hmm... Satu Ice Cappuccino dan Caramel Pancake."

     "Baiklah, mohon tunggu sebentar." Ucap pelayan itu sambil tersenyum, lalu pergi. Beberapa menit kemudian pelayan itu datang membawa pesananku. Aku menghabiskan Caramel Pancake-ku sambil mengenang kejadian-kejadian yang ku lalui bersama Nyonya Lin di sini. Sesekali aku tersenyum, teringat ekspresi dan tingkah khas Nyonya Lin saat panik. Saat Ia mulai bercelotah panjang lebar tentang hal-hal yang mungkin bisa menimpaku dengan wajah bingungnya, juga gerakan tangannya yang sangat tidak beraturan. Senyumku berubah menjadi tawa kecil mengingat semua itu.

     Setelah selesai menghabiskan makananku, aku menatap ke luar kaca. Memperhatikan kendaran yang lalu lalang dan orang-orang yang memenuhi Taman Kota. Sejak kabar Eye Killer meredup, kota ini menjadi seperti dulu. Kota yang ramai dan penuh dengan tawa. Sayang aku tidak bisa kembali seperti dulu...

     Setelah menikmati pemandangan yang ku rindukan itu, aku berjalan ke meja bar untuk membayar.

     "Meja berapa ya?"

     "Meja 9." Ucapku sambil mengeluarkan dompet dari saku celanaku, dan ku sadari penjaga kasir di depanku menatapku. "Ada apa?"

     "Natasha? Natasha Bleu?"

     "I...ya." Ucapku ragu-ragu.

      "Senang bertemu denganmu! Aku pelayan pertama Nyonya Lin, Xiao Ling." Kata pelayan itu sambil mengulurkan tangannya. "Aku mengenalmu dari Nyonya Lin, Ia selalu membicarakanmu saat tidak bekerja. Aku sempat khawatir karena kau tidak pernah ke sini sejak kejadian itu..." Pelayan bernama Xiao Ling itu menatapku sambil tersenyum lega.

     "Aku hanya sedang membiasakan diri..." Ucapku sambil tersenyum lembut.

     "Nyonya Lin sangat sayang padamu, Ia selalu menganggapmu seperti anaknya sendiri."

     "Aku tahu itu." Jawabku sambil tertawa kecil. Aku menoleh ke kiri, tempat foto Nyonya Lin yang sedang tersenyum terpajang di dinding. "Dan aku selalu menganggapnya seperti ibuku sendiri..."

oOo

     Aku keluar dari café Nyonya Lin, memasuki jalan tikus yang ada di samping café agar lebih cepat sampai ke Perpustakaan Kota. Setelah aku berjalan beberapa langkah, aku melihat segerombolan pemuda berdiri menghalangi jalanku.

     'Ck, merepotkan saja...' Pikirku sambil berbalik menghindari masalah.

     "Hei, hei, mau ke mana cantik?"

     Aku mendesau dan mengabaikan pemuda yang menyapaku dan berjalan lebih cepat. Tak ku sangka pemuda itu menyusulku dan berdiri menghalangiku.

     "Sombong sekali... Tidak mau bermain dengan kami dulu?" Ucapnya sambil melangkah mendekatiku. Aku tidak bergerak sedikit pun. Aku menatap pemuda itu, lalu tersenyum kecil. "Waaah, kau makin cantik saat tersenyum." Aku sudah siap memotong jari pemuda itu dengan pisau lempar di sakuku saat tangannya hendak menyentuh wajahku. Tapi seseorang menghentikan pemuda itu.

     "She's with me, so go away. (Dia bersamaku, jadi pergilah.)"

     "Apa-apaan-"

Krek!

     "AW!!!"

     "I said go away... (Aku bilang pergi...)"

     Pemuda itu menarik tangannya yang sepertinya retak atau patah, dan dalam sekejap Ia dan teman-temannya berlarian pergi meninggalkan kami. Aku menatap punggung penolongku yang sekarang sedang berdiri di depanku. Rambut coklatnya, tinggi tubuhnya dan hoodie putih kesukaannya...

     "I can handle it, Ryan. (Aku bisa menanganinya, Ryan.)"

     "Yes you can, but I won't allowed you to. ( Ya kau bisa, tapi aku tidak akan membiarkanmu melakukannya.)" Ryan berbalik, mata hijaunya menatapku dengan senyum lembut ciri khasnya. Aku benci setiap kali melihat mata dan senyumnya... Ada perasaan aneh yang muncul, rasa sedih, kecewa, marah... Aku tidak tahu apa yang ku rasakan sebenarnya... "Princess? (Tuan Putri?)"

     "Stop call me Princess... (Berhenti memanggilku Tuan Putri...)" Kataku lirih.

     "What? (Apa?)"

     "Stop call me Princess! I'm not your Princess! (Berhenti memanggilku Tuan Putri! Aku bukan Tuan Putrimu!)" Dalam sekejap emosiku memuncak. Aku marah, tapi entah mengapa ada perasaan sedih terselip dalam emosiku. Aku menatap Ryan dan Ryan juga menatapku. Wajahnya terlihat begitu sedih... Aku mengalihkan pandanganku lalu berkata dengan suara lemah. "A knight wouldn't hurt his own princess... (Seorang ksatria tidak akan melukai Tuan Putrinya sendiri...)"

     "I... I- (Aku... A-)"

     "And I won't stop. I'll kill him... (Dan aku tidak mau berhenti. Aku akan membunuhnya...)" Aku kembali menatap Ryan. "Will you stop me again Ryan? (Apakah kau akan menghentikanku lagi Ryan?)" Ada sedikit nada berharap di ucapanku. Kami saling menatap selama beberapa saat, hingga Ryan tersenyum lemah dan memelukku.

     "I'm sorry, Natasha. I can't... (Maafkan aku, Natasha. Aku tidak bisa...)" Aku merasa sesak saat Ryan mengatakan itu. Aku terus bertanya 'Mengapa?'. Tanpa ku sadari air mataku sudah menetes dan aku menangis di pelukan Ryan. Ryan memelukku semakin erat, lalu ku rasakan pelukannya melonggar. Saat aku membuka mataku, Ryan sudah tidak ada lagi di hadapanku. Yang tersisa hanyalah gema saat Ia membisikkan maaf di telingaku...

     "Once again... I open my eyes without you beside me... (Sekali lagi... Aku membuka mataku tanpa kau di sisiku...)"

________________________

Note :

Maaf baru bisa upload lagi... TwT

Aku (masih) sibuk kuliah...

Banyak rapat, tugas, kuis OAO

Pusing demi apa... TAT

Next diusahakan secepatnya! >-<

Sabar pembaca, tinggal satu atau dua chapter lagi!!!
Btw, happy 500+ read! <3


Black WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang