Natsu No Owari Ni [✔]

Mata kite kudasai!~Kumohon kembalilah!

(Naruto)

Uhm? Dimana aku?

Aku terbangun di sebuah ruangan serba putih.

Aku mencoba berjalan dan tiba-tiba sebuah benda menghalangiku.

Benda..Transparan..

Kaca?

"Duk..Duk!"aku memukul-mukul kaca itu.

Kaca besar itu menghalangiku.

Aku mencoba memutar arah..
Tapi ternyata aku juga dikelilingi kaca.

Dan kaca itu mengelilingiku.
Sehingga aku seperti terjebak di dalam kotak kaca.

"Duk! Duk! Ukh!"aku terus memukul-mukul kaca itu.

Sampai sudut mataku menangkap sesuatu.

Bayangan seorang wanita dengan rambut indigo panjangnya dan mata Amethystnya menatapku sendu.

Tunggu..

Apakah dia..

"Hinata?!"panggilku.

Wanita berambut indigo itu menoleh dan menatapku.
Tatapannya sendu.

Lalu ia melemparkan senyum indahnya padaku.

Tatapan manik indigonya yang sendu memancingku untuk mengikutinya.

"Hinata! Tunggu!"Aku memukul-mukul kaca itu dengan keras.

Ukh! Kaca ini sangat sulit dipecahkan.

Sampai akhirnya.

Aku melayangkan satu pukylan terkahir ke kaca itu dengan keras dan

Krak!

Praanggg!!

Seketika kaca itu retak dan pecah.

Tak peduli buku-buku jariku yang berdarah,Aku segera bangkit dan mengikuti perginya perempuan yang kuduga Hinata itu.

Sampai aku menemukannya duduk dipinggir sebuah kolam kecil sedang menangis tersedu.

"H-Hina.."lirihku.

Spontan saja ia menoleh,Iris Indigonya yang sendu dan kosong menatapku.

Ia dengan cepat menghapus air matanya dan tersenyum lembut.

"Naruto-kun..Aku bukanlah Hinata yang asli...Aku hanya sebuah bayangan tipia dari pikiranmu.."ucapnya yang tidak dapat kumengerti sama sekali.

"Apa maksudmu?"tanyaku tak mengerti.

Ia hanya tersenyum dan perlahan menghilang.

"Hinata! Tunggu! Dimana Hinata yang asli?!"teriakku.

"Kau harus bisa menemukannya sendiri,Naruto-kun.."ucapnya sebelum ia menghilang menjadi serpihan-serpihan cahaya lavender.

Aku hanya terdiam membeku menatapnya sirna menjadi serpihan cahaya..

Apa maksudnya?

Aku dimana?

Kenapa aku bisa disini?

Tik..

Aku menatap permukaan kolam itu.

Kolam kecil itu berisi air yang putih bersih sebening berlian.

Aku terus memperhatikan alur air itu.

Sampai sesuatu muncul dari situ.

Sebuah bayangan dumana seorang perempuan bersurai indigo sedang digertak dengan perempuan beraurai merah delima..