Chapter3

323 25 0
                                    

○ Hey,Luke...
● Kau mengenalku?...
○ Ya.. aku baru saja melewati Caffe.. aku yakin kau akan kecewa bila kau bertemu denganku, seperti halnya aku.
● kecewa? Huh, sungguh, bukannya barusan kita berjanji tentang apapun yang terjadi?
○ ya, Luke,tapi ini berbeda..
● curang.
○ Curang?
● kau tau siapa aku sekarang, bahkan aku tidak tau siapa kau

Aku mulai berfikir, memang mungkin bila ini permainan aku bermain curang dan sangat tidak dewasa untuk melarikan diri, dan aku berfikir untuk memberikan Luke persyaratan, bila dia dapat memenuhi persyaratan dia dapat menemuiku, bila tidak dia mungkin tidak dapat mengenal Cunite sebagai Clarene.

○ Okay, Luke, aku punya persyaratan bila kau ingin bertemu denganku.
● Apapun akan ku lakukan demi bertemu denganmu
○ ini clue nya,temui aku di "Taman menuntut ilmu" pada saat jam berdenting di Antonim jam 2 sore pada hari dimana jam bigben di bangun.
● huh, aku akan terus mengejarmu, aku akan menemuimu.

Aku tidak membalasnya.
Lalu aku keluar kamar mandi,jantungku berdegup sangat kecang, aku berpikir aku akan membeli hot chocolate dan pergi.
Namun naas, setelah sampai di kasir aku langsung berhadapan dengan Luke.

"Clarene?",Aku tak sanggup membalas ucapannya karna aku takut dia mencurigaiku, "apa yang kau lakukan di sini?" "Umm aku hanya sedang... yaa hanya.. hanya ingin membeli kopi saja" "ouh ya.. kau tidak mungkin dia.." ucap Luke sambil mengecilkan suara.
Aku tau Luke sangat kecewa dengan semuanya

"Hey! Luke!" Aku mengejar Luke keluar Caffe tanpa membeli segelas kopi pun, dia membalikan badannya dan mengangkat kepalanya kearahku.
Aku dapat melihat dari postur tubuhnya bahwa dia sedang berpikir dan kecewa, ia mengantongkan kedua tangannya di jaket hitamnya, dan ia berjalan sambil menundukan kepalanya, "Hei, um" aku berjalan mendekat ke arahnya sembari memikirkan topik pembicaraan, "oh ya, aku dengar kau mahir bermain gitar?" Ia hanya mengangkat sebelah alisnya yang menandakan jawaban 'ya', "okay, minggu depan aku ada ujian untuk menyanyi solo, bolehkah aku meminta bantuan mu?", "umh, aku tidak tau, mengapa perempuan itu sangat menyulitkan" ia menyimpan kedua tangannya di belakang lehernya sambil menundukkan kepala, aku merasa sangat bersalah, namun perasaan takut ini tak berujung.

"Tidak semua perempuan begitu" tegasku padanya, "oyah? Perempuan macam apa yang meremehkan ku, huh"
"Perempuan mana yang kau bicarakan ini?", Luke mengangkat kepala dan melihat langsung ke arah mata coklat ku, "huh, lupakanlah, besok temui aku di sekolah, di ruang kesenian jam 8 pagi, jangan telat" ucap Luke sambil menurunkan tangannya dan kembali mengantonginya, "kau mau mengajari ku?" Jelasku pada Luke, ia mengangkat kedua alisnya dan tersenyum manis padaku, "eehh.. yasudah... terimakasih, aku tidak akan mengecewakanmu kali ini!", lalu seketika ekspresi muka Luke berubah menjadi datar, "kali ini? Memang sebelumnya kapan kau mengecewakanku?".

kau bodoh Clarene! Bodoh sekali! Dia akan mencurigaimu! Ayo berfikir

"Uh ya.. tidak aku hanya... ya sudah aku harus pulang! Selamat tinggal Hemmings!", ia tersenyum padaku, aku meninggalkannya dan segera berlari ke arah halte bus.
Tanpa berfikir panjang aku segera membuat status di timeline Anonku

Aku menyesal.

#SkipBesoknya

NadaDering
Daylight-5SecondOfSummer

"Aduh ya ampun berisik sekali" ucapku sambil mengecek sumber suara, jiwaku masih belum terkumpul semua dari tidurku, aku merangkak ke arah meja di mana aku menge-cas iphone ku, dan seketika aku teringat bahwa aku harus menemui Luke di sekolah.

"Oh god, aku telat!", jam di iphone ku sudah menunjukan jam setengah 8 pagi, sungguh kebiasaanku bangun jam 10 membuatku kelabakan.
Aku segera berlari ke kamar mandi dan seketika aku terpeleset, dan jatuh ke belakang.

"Ah, seriously? Harus jatuh dulu buat memperjuangkan waktu? Damn!" Aku jatuh lumayan keras hingga membuat luka lebam di bagian belakang tanganku.
Tidak peduli akan lukaku, aku segera mandi.

Aku berencana mengenakan baju santai, hanya celana jeans, kaos hitam, dan jaket abu abu.

Aku segera mengambil gitar ku dan menggendongnya di belakang, lalu aku berpamitan dengan ibuku.

"Hey,ini hari minggu, kau mau kemana?" Ucap ibu sambil menyiapkan sarapan, "aku ingin latihan bermain gitar bersama Luke","Luke? Hmmm gadis kecil ibu sudah mendapatkan jodoh rupanya?" "Uh, tidak bu, dia berbeda.. ah lupakan aku sudah telat bu, selamat tinggal"

Aku segera membuka kunci sepedaku dan segera menaikinya, "huh, semoga saja Luke tidak marah bila aku telat".
mengapa aku begitu memikirkan perasaannya?

Anonymous//[l.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang