Chapter4

285 26 0
                                    

Sesampainya aku di gerbang sekolah,aku segera berlari kearah pintu utama, dan lagi aku terpeleset di tangga. dan kini kaki ku yang menyentuh lantai petama, "ah sudahlah, aku harus segera menyusul". Dari jauh aku dapat melihat ruang kesenian dengan pintu terbuka, dan dari jauh aku dapat mendengar suara gitar sedang di mainkan.

"Luke?" Aku mendekati sumber suara, dan akhirnya aku sampai di ruang kesenian sambil memegang erat tangan kananku yang terluka, aku melihat Luke sedang membelakangi pintu dan memainkan gitar mengarah ke jendela "ehm", seketika Luke berhenti bermain, "kau terlambat" hanya itu yang dia ucapkan dengan nada datar, "ya aku minta maaf", Luke menyimpan gitarnya dan ia berbalik menghadapku, "huh, okay, kau sudah terlambat, dan sekarang kau harus menebusnya" ucap Luke sambil menyatukan alisnya dan memfokuskan mata biru nya ke mataku

"Owkayy.... apapun itu?", lalu seketika Luke tersenyum dan mengangkat kedua alisnya, "hah, aku hanya ingin bertanya banyak hal padamu" lalu wajah Luke seakan ingin membicarakan hal serius padaku, aku harap bukan tentang kejadian di Caffe itu. "Um, bertanya apa?" Aku duduk di kursi tepat sebelah Luke.
Luke menghela nafas, "bisa kah kau membantuku memahami ini" ia menyodorkan ku iphone nya dan aku melihat obrolan anonim pada layarnya, dan obrolan itu obrolan bersamaku, ia menunjukan Clue yang ku berikan kemarin. "Um.. apakah hanya dengan ini aku menebus kesalahanku?" Luke mengangguk namun sorotan matanya sangat serius, "okay, bagaimana kalau kita buat kesepakatan?" Ucapku sambil mengembalikan iphone nya, "kesepakatan apa?", "aku akan membantumu memahami clue itu, tapi, setiap clue bernilai 1 lagu, artinya aku akan memberimu jawaban clue itu namun ajari aku satu lagu"

Lalu Luke menyodorkan tangannya seakan ingin berjabat tangan, "deal" ucapnya, aku baru mengangkat sedikt tanganku dan Luke menariknya untuk berjabat, "aku harap kau bisa di percaya, Clarene", "aku harap juga begitu".

"Kapan kau akan mulai mencari Cluenya?" Ucap Luke sambil berseder di kursinya, "um sebenarnya aku bisa memahami Clue yang pertama", Luke kembali membuka iphonenya dan ia mengecek obrolan ku dengannya, "apa itu taman menuntut ilmu?" , "huh.. Perpustakaan", Luke seketika tersenyum pada iphonenya, dan ia mengetik kata kata di obrolan itu, aku seketika berfikir,

Apa yang ia lakukan? Dia akan mengirim pesan?!!

bila ia mengirim pesan pada obrolanku iphoneku akan berbunyi juga, "uhm Luke, aku harus ke kamar mandi",ia hanya mengangguk dan masih tersenyum pada iphonenya.
Aku berlari ke arah kamar mandi sekolah dan segera mengecek iphoneku,
Ya benar saja iphoneku langsung berbunyi.

● aku tau dimana aku akan menemukanmu.
aku tunggu..
● aku tau kau satu sekolah denganku, sungguh aku akan menemukanmu, cepat atau lambat.
i'll wait for you Luke Hemmings

Aku mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku, aku merasa bersalah atas kekecewaannya, namun aku ingin melihat seberapa besar keinginannya untuk bertemu dengan aku yang selama ini sebagai Cunite.

Seketika ada yang mengetuk pintu kamar mandiku, "uh? Siapa itu?" "Luke..lama sekali kau" aku segera menyimpan handphoneku dan membuka pinu kamar mandi. "Oh ya aku hanya sedang.. yaa", "aku tak punya banyak waktu, sesuai janjiku, aku akan mengajarimu satu lagu", "ohaha oke" aku tersenyum padanya, aku sungguh merasa sesuatu yang aneh saat bersama dengan Luke.

Aku dan Luke kembali ke ruang kesenian, Luke memintaku untuk duduk di hadapannya, "majuan" "huh?", "tarik kursimu lebih dekat padaku" "oh uh" aku kemudian menarik kursiku dan kembali duduk, sungguh kini posisiku tepat berada di hadapan Luke, bahkan aku dapat melihat gradasi warna kebiruan mata Luke. Sambil menopang gitarnya, ia menyetel senar gitarnya, ia menggulung baju hitamnya hingga sikut, dan menunjukan otot otot pada tangannya.

"Sekarang kita mulai, aku akan menyanyikan lagu untukmu.. untuknya, aku menulis lagu ini untuk perempuan misterius itu... judulnya OutOfMyLimit"

Suara Luke sangat indah, baru kali ini ada laki laki yang menyentuh hati ku melalui sebuah lagu, dan yang aku tau lagu itu sebenarnya untukku.

Saat menyanyikan Reff, Luke terdengar sangat mendalami lagu ini, tiap tutur katanya sungguh langka menurutku untuk di ucapkan oleh seorang hemmings.

Di sela sela reff Luke selalu kembali memandang mataku dan kembali lagi memandang senarnya, sungguh apa perasaan aneh ini?.

Setelah beberapa menit ia menyanyikan lagu itu, ia menghela nafas lalu mengangkat kepalanya dan melihat tepat ke arah mataku. "So? Suka kah kau lagu itu?" ,

ia menanyakan pendapatku? Wow,

"oh,um, sebelum aku menyatakan pendapatku, boleh kah aku bertanya sesuatu?", luke menganggukan kepalanya sekali, "ohkay, menurutmu, perempuan misterius itu siapa? Dan bagaimana dia menurutmu? Maaf kalau aku ikut campur, aku hanya-"

Seketika ada suara anak laki laki dekat ruangan kesenian, "ssst!Ayo kita foto" *ckrek* , "Hey, kalian! Apa yang kalian lakukan di sini?", seketika keluar 3 laki laki dari belakang pintu, "kami hanya mendengar suara indah datang dari sini, kami pikir ada seorang maestro, namun ternyata hanya ada sepasang kekasih hahaha",

ucap Calum yang sedang berdiri di sebelah Michael dan Ashton, sahabat sahabat akrab Luke sejak SMP, Calum dulu dekat sekali denganku saat SMP, namun semua berubah ketika SMA kami berpisah kelas, "uh, Clarene, maaf aku harus pergi, kita lanjutkan pembicaraan kita nanti" Luke berdiri membelakangiku sambil membawa gitarnya, ia seketika berhenti dan menoleh kebelakang

"oh ya, perempuan itu luar biasa, hanya dia yang aku ingin, aku percaya dia luar biasa", ia mengakhiri perkataannya dan ia tersenyum kecil, aku hanya dapat duduk diam seribu bahasa, aku sangat terpaku dengan pernyataannya, tentang diriku.

Anonymous//[l.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang