PART 1

7.5K 204 3
                                    

"Kakak bawain ya ndra.."

Fathan berusaha mengangkat tas besar yang ada dihadapan andra. Namun andra sepertinya masih kuat mengangkat tas besar itu walau sesekali ia berhenti untuk menghela nafasnya atau melenturkan otot otot tanganya.

"Gak usah" kata andra dengan ketus tanpa melihat ke arah fathan

"Loh kenapa?"

"Itu kalo mau bantuin mendingan punya anak cewek sana. Lagian aku cowok masa gak kuat angkat beginian"

Kali ini fathan tersenyum mendengar kata kata andra barusan. Lalu tatapanya tertuju pada peserta putri yang masih sibuk membawa barang barangya dari mobil menuju tendanya masing masing. Ada juga yang masih sibuk mendirikan tenda disana. Fathan langsung meninggalkan andra, kali ini tanpa sepatah katapun.

**

"Gila jadi yang gue bawa ini mie instant semua? Sebanyak ini" andra baru saja membuka tas besar yang dibawanya tadi.

"Ia ndra hehe, lagian dihutan kayak gini kita mau makan apa coba.? Nasi padang.? Ayam goreng.? Atau soto ayam? Gak ada, Cuma ini menu andalan kita. Udahlah gak usah protes. Kalian semua kan yang nyerahin soal makanan sama gue" dion berusaha membela diri, memang benar sepuluh temanya itu telah menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya soal makanan pada anak lelaki bertubuh tinggi dengan perut sedikit buncit itu.

"Tapi gak harus mie instant semua dion ndut" faisal ikut dibuat geram kali ini. Seementara teman teman yang lain hanya tertawa cekikikan sambil menggelengkan kepala. Andra langsung keluar dari tenda, matanya terasa sudah kenyang ketika melihat tumpukan mie instant yang tadi ia keluarkan dari tas besar itu, Ya, walaupun ia belum memakanya satu pun. Anak lelaki pemilik lesung pipi dengan mata sedikit sipit itu langsung membantu surya dan adit yang tengah sibuk mendirikan obor didepan tenda mereka sebagai cahaya dimalam nanti.

"Mau minum ndra?" Suara itu? Ya lagi lagi suara pria itu.Pria yang sangat peduli pada andra bukan hanya sekarang bahkan disaat andra memakai seragam merah putih bahkan ketika ia masih menggunkan sepeda roda tiga. Hanya saja pria ini tak sadar jika andra kecilnya kini sudah tembuh menjadi sosok lelaki remaja yang kuat, tangguh dan sangat tak suka dianggap enteng.

"Bawa kok. Gak usah repot repot" kali ini andra menjawabnya dengan dihiasi senyuman dari lesung pipinya itu walau sangat terlihat senyuman itu sangat terpaksa.

"Yaudah, kakak khawatir. kamu kan gampang kecapekan orangnya"

"Gak usah khawatirin saya, saya bukan anak kecil kok" Andra semakin kesal mendengar ucapan fathan barusan. Meskipun pada kenyataanya memang benar. Tapi andra tak ingin dibuat skak oleh fathan didepan teman temanya itu. Nampak dion menahan tawanya didalam tenda sana. Kata kata andra barusan memang sedikit sadis jika dilontarkan terhadap seniornya. Apalagi fathan adalah pradana ambalan di sekolah ini. Tak heran jika ia sangat disegani dan dihormati oleh peserta pengukuhan penegak yang berada dibumi perkemahan ini. Hanya andra yang tak terlihat sedikitpun menghormati sang pradana ambalan itu. Dan sepertinya fathan sendiri tak mengharapkan itu dari lelaki pemilik nama lengkap Andra Alfattah.

"Jutek banget sih ndra sama ka fathan? Kata faisal ketika sang pradana ambalan itu pergi

"Gue kesel sal, dia itu selalu anggap gue anak kecil. Padahal siapa dia coba sodara bukan apa bukan. Cuma tetangga sebelah gue aja tapi gayanya udah kayak nyokap bokap gue"

"Ya harusnya lu bersyukur dia peduli sama lu"

"Ia sal, tapi dia kadang bawel"

"Ya itu karena dia.."

"Dia apa?"

"Enggak, gak papa"

"Lu kok malah belain dia"

RITUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang