PART 6

2.4K 109 4
                                    

~~Maliq Pov~~


Aku MALIQ ZAMIAN. Aku hanya seorang manusia biasa, sama dengan yang ada diluar sana. Aku hanya seorang anak lelaki biasa, sama dengan anak lelaki seusiaku kebanyakan. Tapi, keluargaku yang menjadikan aku berbeda dari manusia yang ada diluar sana, berbeda dari anak lelaki seusiaku. Aku tak pernah mengenal sosok seorang Ayah. Jangan merasakan kasih sayang dan hangatan pelukan ayah. Melihat langsung atau lewat selembar photo saja tak pernah. Aku sudah bosan menanyakan tentang ayah pada ibu, karena yang aku dapatkan hanya cacian dan sumpah serapah. Mungkin aku terlahir tanpa Ayah. Atau ada peristiwa dimasa lalu yang aku tak tahu.

Aku MALIQ ZAMIAN. Anak lelaki yang selalu dipandang aneh oleh lingkungan sekitarku dan juga lingkungan sekolah. Padahal, aku juga hanya seorang anak manusia, sama dengan mereka. Ketika kecil, aku di asingkan warga. Sempat aku tak mau sekolah karena aku diledek oleh teman temanku, katanya mataku mengeluarkan cahaya. Seperti hantu. Bahkan diantara mereka sering mengatakan aku mahluk jadi jadian. Disaat anak seusiaku bermain bola diluaran sana. Tertawa bersama teman temanya. Aku hanya mengurung seorang diri dikamar. Menghabiskan hari hari yang seharusnya menjadi masa indah hanya dirumah. Aku tak boleh menangis saat itu, karena cambuk milik ibu akan mendarat dipunggunku jika itu terjadi, lagipula aku seorang anak lelaki, tak pantas rasanya anak lelaki meneteskan air mata? Itulah yang aku dengar dari orang orang. Meskipun hatiku menantangnya. Karena biar bagaimanapun sekuat kuatnya anak lelaki, ia hanyalah manusia biasa.

Dirumah, Aku hanya keluar kamar untuk makan atau sekedar mengambil minum. Sementara ibu dan kakak-ku ATHAR hanya melakukan kegiatan aneh yang entah kapan mereka mulai. Mungkin mereka sudah melakukan itu sebelum aku terlahir kedunia ini

Aku MALIQ ZAMIAN. Disaat hari dan waktu tertentu. Anak anak seusiaku kadang pergi ketempat ibadah yang mereka yakini. Sementara ibu dan kakaku, tak pernah mengajak aku ke Masjid, Gereja, Pura, Vihara atau apa itu namanya. Aku ingin sama dengan mereka mempunyai satu panutan yang mereka yakini. Dan panutan itulah bekal hidup yang sebenarnya.

Seiring berjalanya waktu aku mulai tumbuh dewasa. Saat itulah ibu mulai membebaskan aku berpegian keluar menikmati keindahan alam semesta. Dan saat itu juga ibu dan kak athar mulai mengajariku kegiatan yang mereka lakukan dari dulu. Semula aku menolak, karena kegiatan itu menurutku menjijikan. Aneh. Dan membuat keruh pandanganku. Tapi jika aku menolaknya, Kak Athar dan ibu akan sangat murka padaku. Terpaksa aku menurut. Menyatu dengan mereka. Melakukan kegiatan aneh. Dan aku tau sekarang, itu adalah sebuah Ritual yang diturunkan nenek moyang ibu. Kata ibu, seharusnya aku bangga dilahirkan dari rahim seorang wanita pilihan yang dipercaya untuk meneruskan ritual itu. Ritual itu akan menjadikan seorang anak mansia berbeda dari yang lainya .Akan lebih kuat, kebal dan abadi hingga dunia ini musnah. Mungkinkah?

Semula aku tak bisa melakukan ritual itu. Bayangkan saja, aku harus meminum darah ayam hitam yang dicampur dengan darah manusia. Bukan Cuma itu aku kadang memakan bubuk kopi, bunga melati, kemenyan dan masih banyak lagi yang bentuknya aneh. Aku tersiksa, tapi didikan ibu tak menjadikan aku seorang anak yang cengeng. Toh sekarang aku sudah terbiasa melakukan ritual itu. Bahkan badanku akan terasa lemah jika tak melakukan ritual itu. Energi yang ada ditubuhku seakan terkuras habis jika aku tak melakukan ritual yang semula ku anggap aneh.

ZHANGKUNG itulah nama ritual yang setiap malam keliwon aku lakukan. Zangkung sendiri artinya tinggi. Tak bisa dipungkiri tubuhku memang terasa lebih kuat jika aku melakukan ritual itu. Aku seperti memiliki kekuatan. Dan cahaya biru yang ada di dua bola mataku itu menandakan aku telah menyatu dengan Ritual Zhangkung.

Ketika usiaku genap memasuki angka tujuh belas tahun. Ibu memberikan aku sebuah cincin yang warnanya sama dengan cahaya yang mendiami kedua bola mataku. Bentuknya sama seperti yang dipakai oleh kak athar.

RITUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang