Kemilau emas memancar saat seorang gadis mulai membuka matanya perlahan. Sesekali ia mengerjab-ngerjabkan matanya dan berusaha mengumpulkan nyawanya kembali menjadi satu. Segera ia melirik jam dinding yang berada tepat di dinding bagian depan kamarnya.
"Mampus! Jam 6.45 bisa telat nih gue." gerutunya kesal dan langsung meloncat dari ranjangnya dan memasuki kamar mandi. Selesai mandi dia langsung memakai seragam putih abu-abunya karena hari ini adalah hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas.
Setelah selesai memakai seragamnya, dia menyisir rambut cepaknya dan menberinya sedikit gel. Tak lupa dengan menyemprotkan parfum ke beberapa bagian bajunya."Ya ampun, kalo diliat2 ternyata gue keren juga ya. Semoga aja adik-adik kelas gue yang baru pada cantik-cantik ďan seksi hihi."
Nindya Alviani yg biasa di panggil Vian adalah seorang gadis tomboy yang memiliki orientasi seksual berbeda dg remaja seusianya yg lain. Dia lebih menyukai sesamanya dari pada lawan jenisnya. Baginya wanita lebih menarik dan lebih tulus dari laki-laki.
Dia juga pernah berusaha menyukai laki-laki tapi hasilnya nihil. Yaaa mungkin ini adalah takdir yg memang harus di jalaninya. Toh dia merasa, dia tidak mengganggu orang lain.
"Viaaaann! Ngapain aja sih kamu. Ayo cepat berangkat ntar telat loh!" Teriak seorang wanita muda yang biasa di panggil mama olehnya.
"Iya Ma, iya! Ini udah siap kok" ucapnya tak kalah keras.
Dengan cepat Vian langsung berlari menuruni tangga menuju ruang makan."Ma, Vian berangkat dulu ya. Daah Mama muaahh" ucapnya seraya mengecup pipi mamanya lalu berlari menuju bagasi untuk mengambil ninja merah kesayangannya.
"Viaan sarapan dulu sini!" Teriak mamanya dari meja makan karna Vian sudah berlari menuju bagasi.
"Di sekolah aja ma, udah telat nih." Teriaknya tak kalah keras.
Di jalan, Vian sesekali melirik jam tangan yang bertengger di tangan kirinya karna khawatir akan terlambat masuk kelas.
Dari kejauhan dia melihat gerbang masih terbuka. Itu menandakan bahwa bel masuk belum berbunyi."Uhuy, untung belum bel"
Baru saja dia tersenyum kegirangan akhirnya harus pupus karna belum saja dia memasuki gerbang sekolah ternyata bel telah berbunyi dan terpaksa dia harus memohon2 kepada pak satpam agar memperbolehkannya masuk."Paaaakk tunggu!" Kata Vian cepat, sementara yg diajak bicara hanya menatapnya datar.
"Pak jangan ditutup dulu pak, saya kan baru terlambat 1 menit jadi itu sama saja saya belum terlambat."
"Tidak bisa, kamu kan belum sampai masuk melewati gerbang dalam waktu 1 menit itu. Jadi maaf saja." Ucap pak satpam yg terkenal sangat menyebalkan di sekolah elit ini.
Melihat satpam tersebut lengah, Vian langsung menghidupkan motornya dan menyelonong masuk ke dalam parkiran sekolahnya. Satpam tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dasar anak jaman sekarang. Ada aja kelakuannya!" Terdengar hembusan nafasnya pasrah.
"Gara2 satpam nyebelin itu jadi telat banget gini kan gue! Mana jam pertama guru killer itu lagi.Pffft" ia berdecak kesal dan berjalan menuju kantin karena malas mendapat ceramah dan hukuman dari guru matematika yg terkenal killer itu.
Di kantin, Vian langsung duduk di bagian pojok belakang karena disanalah dia akan merasa tidak terganggu dan bisa melihat semuanya dg jelas.
Di keluarkannya sebuah earphone dan memasangnya di telinganya. Lalu ia menenggelamkan wajahnya diatas lengan tangannya yg berada diatas meja.*teeeet
Dengan cepat dia langsung mengangkat wajahnya dan berdiri karena bel pergantian jam telah usai.Bruuk!
Reflek vian segera membalikkan badannya melihat asal suara itu.
"Lo nggak papa? Mangkanya kalo jalan tuh liat2 masak meja segede gini lu nggk ngeliat!" Ucapnya datar, sangaaat datar tetapi tak terkesan membentak.
"Iya tadi ak.." belum selesai berbicara, gadis tomboy itu malah meninggalkannya tanpa sepatah katapun keluar dari mulut tipisnya.
"Nyebelin banget sih jadi cowo! Eh salah kayaknya cewe deh soalnya kan pake rok. Huh dasar cewek jadi-jadian"
*****************
Melinda POV
"Hai, aku Melinda Olivia biasa di panggil Melinda atau Oliv. Terserah kalian mau memanggilku yg mana."
Aku memperkenalkan diri di depan kelas, tidak lupa sambil tersenyum ramah kepada teman2 baruku ini."Hai Melindaaa!" Sapa teman2 sekelasnya berbarengan.
"Boleh minta nomer hpnya nggak?"
"Udah punya pacar belum, aku jomblo loh" kata beberapa teman baru laki-lakiku yg belum aku tau siapa namanya. Aku hanya memutar bola mataku malas.
"Idiiih jangan sombong gitu dong Mel, kan jadi tambah cantik." Katanya lagi yg membuatku malas berlama2 di depan kelas dan ku putuskan kembali ke bangku ku yg berada di deretan nomor 2 dari depan dan nomor 2 dari kanan.
"Ciee udah ada yg naksir aja lo Mel, baru aja sehari." Kata teman sebangku ku yg memang sahabatku sejak aku kelas 7 SMP.
"Ah mending cakep, lah ini?" Kataku asal karena merasa Ifa sengaja menggodaku.
*teeeeetttt
"Eh ini bel istirahat bukan sih? Gue laper nih tadi belum sarapan." Kataku pada Ifa sambil memasang tampang memelasku.
"Ya udah ke kantin aja kali, kan sekarang hari pertama jadi belum ada pelajaran. Dan tolong gak usah masang tampang kaya gitu juga sih Mel. Haha"
"Terus?"
"Terus apaan? Ya sana cepet lah" suruhnya dg santai dan masih sibuk dg handphonenya.
"Huh gak pekaan amat sih jadi sahabat! Udah berapa lama sih lo jadi temen gue! Lo temenin gue dodol.." Aku mulai frustasi menghadapi sahabatku satu ini. Sungguh dia adalah sahabat yg sungguh sangat menyebalkan. Huuuh
"Nggak ah males, jam segini kan kantin masih sepi. Ntar gue nggak bisa tepe2 sama kaka kelas dong:(" dia memang selalu seperti itu, huuh untung saja dia adalah sahabat yang baik.
"Yee emang dasar. Mau di kemanain tuh cowo2 lo yg lain? Yaudah deh gue ke kantin dulu Bye!"
Kataku dg menekan kata Bye! Haha aku juga tidak mengerti apa maksudku melakukan itu. Tapi ya sudahlah hahaAku sangat lapar sekali sehingga aku tidak begitu berkonsentrasi dan terus berjalan menuju kantin. Cacing2 di perutku sudah pada berdemo minta jatah. Karena memang dari pagi aku belum memakan apapun.
Buuuk!
"Aw" aku berteriak tapi tak begitu keras. Aku memegang ujung kakiku dg posisi terduduk karna terasa sangat panas dan ngilu. Aku merasakan ada sepasang kaki di depanku dan ku dongakkan wajahku untuk memastikannya.
"Lo nggak papa? Mangkanya kalo jalan tuh liat2 masa meja segede gini lo nggak ngeliat!" Ucapnya datar. Bahkan sangaaat datar tapi tak terkesan membentak. Aku rasa dia orang yg sangat cuek dan dingin. Dari cara bicara dan raut wajahnya saja aku sudah bisa menebaknya. Lalu ku coba untuk menjelaskan padanya.
"Iya tadi ak.." belum selesai aku berbicara dia malah berbalik dan pergi meninggalkanku. Aku hanya mematung dan berdecak kesal mengapa aku harus bertemu org seperti dia pagi2 begini.
"Nyebelin banget sih jadi cowo! Eh salah kayaknya cewe deh kan pake rok! Huuh dasar cewe jadi-jadian."
Gara-gara kejadian ini aku tidak lagi merasakan cacing2 di perutku menari di dalam sana. Aku jadi kehilangan selera makanku :(
Tapi aku tetap saja beranjak memesan semangkuk bakso dan segelas es teh. Aku hanya ingin berjaga2 bila rasa lapar tadi tiba2 datang lagi.Tbc:) jangan lupa vote dan komennya ya.. happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah, I love her!
RomanceAku begitu mencintaimu, aku cukup berani mencintaimu. Cinta yg semestinya tak ku perhitungkan, cinta yg tak layak aku perjuangkan! Kau yang menabur, kau juga yg menoreh. Mengapa harus sesakit ini?