Mengenalmu

1.1K 57 0
                                    

Author POV

*teeeetttt

Suara bel telah berbunyi, menandakan semua aktivitas belajar mengajar telah usai.

Semua siswa-siswi di SMA 6 di kota Garut berhamburan keluar gerbang. Sudah banyak yang beranjak pulang dari sana. Hanya saja ada beberapa siswa yg masih betah nongkrong di warung depan sekolah.

Dengan malas, seorang gadis tomboy berjalan menyusuri lorong sekolah. Hanya terlihat beberapa siswa yang lalu lalang karena sekolah sudah berakhir sejak 20 menit yang lalu.

"Kak Vi!" Dengan cepat Vian membalikkan badannya melihat asal suara yg tadi seperti memanggil namanya.

Vian hanya mengernyitkan dahinya, tidak tau siapa orang yg telah memanggilnya ini.

Gadis itu berlari kecil menghampirinya, Vian hanya menatapnya dengan senyum yg dibuat-buat.

"Hai kak, namaku Dini. Kakak NindyAlviani kan?" Katanya tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya.

"Iya. Ada perlu apa?"  Dengan malas dia membalas uluran tangannya.

"Hehe gak ada kok kak. Aku cuma pengen lebih deket aja sama kakak. Aku junior kakak loh dalam marching band sekolah"

"Oh iya, aku boleh minta pin kakak nggak. Boleh ya kak pliiss.. biar aku gak susah kalo mau tanya2 tentang MB" tambahnya lagi dengan wajah memohon dan kedua tangan yang di satukan di depan bibirnya

"72345F8D"

"Yess makasih kakak ganteng. See you yaa. Nanti sore latihan kan" dengan tak henti-hentinya dia tersenyum lebar.

Sedangkan yg diajak bicara hanya mengangguk pelan lalu berjalan menuju parkiran tempat ninja kesayangannya terpakir.

Dengan malas ia menstater dan menarik gas motornya pelan.

Terlihat seorang gadis cantik yang sedang berdiri di halte sekolah. Mungkin dia sedang menunggu seseorang yg akan menjemputnya.

Tanpa sadar Vian mengarahkan setir motornya menuju gadis itu.

"Hei. Perlu tebengan nggak?" Vian mencoba menawarkan tebengan karena yakin dia telah menunggu disini semenjak pulang sekolah tadi.

"Gak usah. Kamu duluan aja"

"Cepet naik! Bahaya jika seorang gadis berada di pinggir jalan sendirian" dengan nada agak terpaksa. Mencoba meyakinkan agar gadis itu mau menerima tawarannya.

"Yaudah. Beneran gak papa?

"Iya ayo cepetan naik!"

Dengan ragu gadis itu berjalan lalu  naik keatas motornya.

"Pegangan kalo gak mau jatuh" bukan bermaksud mengambil kesempatan, tapi agar dia aman saja selama di jalan.

Dengan pasti gadis itu memegang punggung gadis tomboy di depannya.
Jalanan semakin ramai, tapi Vian tetap melajukan sepadanya dg cepat. Menyalip kendaraan besar yg ada di depannya.

"Siniin tangan lo" dengan wajah yg masih fokus ke jalan dan tangan kiri yang menadah ke belakang.

"Buat apaan?"

"Udah siniin tangannya" ucapnya lebih keras.

Ragu-ragu gadis itu memberikan jemari tangannya kepada Vian.
Lalu Vian mengarahkan tangannya untuk memeluknya. Dimintanya juga tangan kanannya. Dia tidak mau mengambil resiko jika nanti dia harus bertanggung jawab jika gadis itu terjatuh.

Nyaman! Hanya perasaan nyaman yang mereka berdua rasakan.
Rasanya, mereka tak ingin kenyamanan ini berlalu begitu cepatnya.

Hening, seakan mereka berdua terserang awkward moment. Tak ada pembicaraan diantara mereka berdua, mereka sama-sama sibuk dg pikiran masing-masing. Hingga Vian memecah keheningan diantara mereka.

Yeah, I love her!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang