Keluhan Rachel

173 9 0
                                    

huaaa... si ingusan dateng lagi dengan cerita baru. Padahal mah gada yang mau baca. Ehh... malah nekat bikin cerita baru. Haduhh... semoga yang ini ada yang mau baca aamiin.
Oke, langsung aja yuukk... cek it out :D

***

Tiga bulan lagi adalah ulang tahun Rachel yang ke tujuh belas tahun. Bukannya Rachel jadi bahagia tapi ia malah sering murung, uring-uringan, galau dan nggak jelas gitu. Itu semua karena Mamanya meminta ketika dia berumur tujuh belas tahun Rachel harus memiliki seorang pacar. Mamanya meminta seperti itu karena ia ketakutan, kalau nanti Rachel putri bungsunya itu akan menjadi perawan tua. Dan karena hal tersebut pun Mamanya selalu mencoba menjodohkan Rachel dengan anak teman-temannya, tapi Rachel dengan akal liciknya selalu mencoba menolaknya.

Pagi itu...

Suara burung berkicau seperti alunan lagu indah terdengar indah ditelinga pendengaran Rachel dan membuatnya semakin malas untuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Rachel, Rachel, Rachel... ayo cepatan bangun!". Ucap Mama sambil mengoyang-goyangkan tubuh Rachel. "Rachel ayo cepatan bangun! Nanti kamu telat lagi. Sekarang udah jam enam!".

Rachel pun terbangun dari tidur cantiknya karena suara kicauan burung yang mengalun indah berubah menjadi suara Mama nya dan seketika ia tersadar dan mata bulat dengan hitam pekatnya terbuka lebar. "Yang bener Ma? Udah jam enam? Kenapa Mama nggak bangunin Rachel dari tadi sih?". Keluh Rachel.

"Mama tuh udah bangunin kamu dari tadi! Tapi kamu nggak bangun-bangun. makannya abis sholat subuh tuh mandi jangan tidur lagi! Yaudah sana mending kamu cepetan mandi".

Rachel pun bergegas ke kamar mandi yang ada dikamarnya. Setelah Rachel mandi dan sudah memakai seragam putih abu-abunya ia pun langsung keluar kamar dan sarapan pagi bersama keluarganya.

"Pagi semuanya...". Seru Rachel riang tapi kemudian langsung melongo ketika melihat meja makan yang hanya ditempati Mamanya.

"Ma, kok udah sepi sih? Papa sama Kak Rissa kemana?". Tanyanya.

"Papa kamu udah pergi dari tadi soalnya ada meeting penting katanya". Jawab Mama. "Kalo Kakakmu tadi udah dijemput sama tunangannya".

"Lho, kok semuanya pada ninggalin Rachel sih? Terus Rachel berangkat sama siapa dong?".

"Tenang aja sayang!". Jawab Mama menenangkan. "Mama udah nyuruh si Doni buat ngejemput dan nganterin kamu kok!".

"Tapi Ma---". Rachel mencoba membantah.

"Pokoknya nggak ada tapi-tapian!". Potong Mama.

Dan Rachel pun menuruti keinginan Mamanya. Jika ia tidak menurutinya pasti urusannya bakal panjang dan Rachel pasti telat pergi ke sekolah.

Sesampainya Rachel disekolah. "Nyebelin banget sih itu orang, pinter banget ngerebut hati Mama gue!!!". Omel Rachel sambil membanting tasnya dimeja dan langsung duduk.

"Yee... ini bocah dateng-dateng langsung ngomel-ngomel nggak jelas!". Ucap Mini sahabatnya Rachel. "Udah datengnya hampir telat lagi!".

"Elo tuh yaa Min, bukannya elo nenangin gue geh, inimah malah bikin gue tambah emosi!". Keluh Rachel.

"Iya-iya maaf deh!". Sesal Mini. "Emangnya elo kenapa Chel?".

"Itu Min, tadi nyokap gue nyuruh si Doni buat nganterin gue lagi. Padahal gue tuh elfeel banget sama tuh orang! Dan kaya nya Mama beneran deh mau ngejodohin gue sama si Doni, Min".

"Elo sabar yaa Chel, elo jangan uring-uringan kaya gini dong!".

"Gimana gue nggak uring-uringan Min? Ini tuh cowok ke enam yang Mama kenalin ke gue selama satu bulan ini! Mama gue tuh beneran niat banget ngejodohin gue. Padahal kan gue ini masih kecil imut lagi... lebih imut dari boneka barbie!".

"Haha... parah lo, narsis abis! Najis gue!". Ejek Mini. "menurut gue ada satu hal yang bikin Mama elo maksain buat ngejodohin elo. Dan mungkin itu juga buat kebaikan elo!". tenang aja Chel, gue akan bantu elo".

"Iyaa sih gue juga mikirnya kaya gitu... tapi gue nggak mau dijodohin Min!"

"Elo tenang aja Chel, gue akan bantu elo".

"Beneran? Caranya?".

"Iyaaa! Gue akan rubah penampilan elo, gue juga akan bantuin cariin elo cowok dan satu lagi elo nggak boleh protes!".

Rachel pun tidak bisa menolaknya daripada ia dijodohin sama orang-orang aneh yang dipilihin Mamanya mendingan ia milih nyari sendiri. Rachel dan Mini pun mengakhiri obrolannya. Karena bel telah berbunyi dan guru pun telah memasuki kelas itu tandanya mereka harus belajar.

***

Huuft, lap keringet. Semoga ada yang baca! Sukron :)

Beauty and HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang