Calon

57 5 0
                                    

Hari ini, tepatnya sore nanti Rachel akan bertemu dengan calon ke tujuh yang dipilihkan Mama nya.

"Ughh... Rachel benci ini!". Keluh Rachel uring-uringan di kamarnya. "Kira-kira sekarang seperti apa yaa calonnya? Semoga nggak kaya yang sebelum-sebelumnya. Yang pertama ketuaan masa aku dijodohin sama yang umurnya udah 25 tahun itumah om-om namanya. Yang kedua, baik sih cuma pendek aku kan mau nya yang tinggi. Hihi, kaya lee jong suk! Yang ketiga, yaa gitu culun. Akunya amburadul masa pasangannya culun, waduh nanti tambah ancur aja kali yaa. Yang keempat, agak melambai gitu. Yang kelima malah langsung ngajak kawin, dikira aku anak ayam apa yaa langsung ngajak kawin kek gitu! Huh. Nggak ada yang menarik! Ehh... ada sih yang yang terakhir -yang keeanam- lumayan tuh si Doni, tapi aku nggak suka sama sifatnya... dia suka tebar pesona ke temen-temenku!".

Karena waktu sudah menunjukkan jam tiga sore Rachel pun bersiap-siap. Dia sengaja memakai, kaos bergaris hitam putih dilengkapi dengan celana kodok di atas lutut kebanggaannya, rambutnya dikuncir kuda, dan tak lupa ia memakai sandal jepit swalow kesayangannya.

"Hihi, biar aku dikira masih kecil yang sifatnya kekanak-kanakan. Terus dia nggak jadi mau deh dijodohin sama aku. Iyaa bener itu!" Pikir Rachel dalam hati. Rachel pun bergegas ke kafe tempat janjian. Sesampainya di kafe Rachel celingak-celinguk mencari meja no tujuh -tempat yang telah dipesankan Mamanya-. Ketika melihatnya ia pun langsung bergegas duduk. Tapi sepertinya ada yang aneh, terdengar bisik-bisik dari orang sekitarnya.

"Liat deh itu bocah yang pake baju kodok, aneh banget yaa kok dia bisa masuk kafe mahal kaya gini"

"Iyah bener, udah mah pake sendal jepit lagi. Dikira ini jalanan apa tempat buat ngamen!"

"Ayo kita mendingan usir dia!"

Rachel menghiraukan bisik-bisik orang di sekitarnya, dia hanya berdecak sebal. Sebelum gadis-gadis tadi mendatangi mejanya, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di depannya.

"Rachel yaa?". Sapa orang itu ramah.

"Iya, gue Rachel. Elo Kak Evans?". Tanya Rachel dengan memanggilnya Kakak, karena Evans kata Mamanya berumur sembilan belas tahun."Aduhh... kenapa Kak Evans ramah banget yaa? Dia kok nggak elfeel yaa ngeliat pakaian gue kaya bocah ingusan! Iyaa sih dia lumayan cakep dan kayanya baik juga tapi aku nggak mau! Nanti dia kaya si Doni lagi. Liat aja noh belum apa-apa gelagatnya udah tebar pesona ke orang sekitar!". Keluh Rachel dalam hati.

"Iyaa!" Jawab Kak Evans dengan senyuman manisnya yang hampir saja membuat Rachel terpesona, tapi ia langsung memalingkan wajahnya. Obrolan pun berlanjut ngalor-ngidul sampe ke pantai selatan. -hah, lupakan itu. Itu hanya delusi semata!- dan Rachel merasa cocok dengan Evans mungkin ia akan memikirkan unuk menerima Evans dan membatalkan rencananya dengan Mini.

"Chel, Kamu kan cantik. Kenapa kamu ke kafe memakai pakaian seperti gembel! Nggak mungkin Tante nggak mampu beliin baju yang bagus!". Celutuk Evans pedas.

Rachel hanya menjawabnya dengan tersenyum. Sepertinya Rachel harus menarik kata-katanya yang bahwa Evans itu baik dan menerimanya, ternyata nggak lebih hanya memandang semuanya dari penampilan saja.
Tiba-tiba Evans menarik tangannya.

"Yuk. Kita ke mall cari baju buat kamu!". Rachel pun hanya diam saja karena kalau dia menolak di dalam kafe tidak enak, takut membuat keributan. Sesampainya mereka di parkiran Rachel pun langsung melepaskan tarikan tangan Evans.

"Kak, aku nggak mau! Kalo Kakak mau dijodohin sama aku. Yaa Kakak harus terima aku apa adanya dan kalo Kakak mau menolak Kakak bilang saja ke orang tua kita!". Ucap Rachel menggebu-gebu.

"Ehh... bocah ingusan siapa juga yang mau sama elo, gue nggak sudi! Tadi di dalem gue baikin elo cuma jaga image doang dan lagian gue juga udah punya pacar. Yang pastinya nggak pecicilan kayak elo. Udah sana pergi!". Bentak Evans. Karena Rachel merasa di hina dan ditolak -biasanya Rachel yang menolak- Rachel pun langsung pergi dengan menghentakkan kakinya. Dan mencari halte untuk menunggu angkot.

***

Lap keringet!
semoga ada yang mau baca! Vomment nyaa yaaa kawan. Sukron :)

Beauty and HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang