Another 5% Part 2

41.1K 1.8K 25
                                    

Rolan menoleh dan melihat Shelly yang memandangnya dengan terkejut di pintu. Wajah Selly pucat pasi, perempuan itu benar-benar cemas. Selly segera meletakkan jeruknya di meja terdekat dan menghambur menghampiri Rolan,

  "Rolan! Astaga! Kau bisa berdiri?" jemarinya menyentuh lengan Rolan, mencoba menopangnya.

Tetapi entah kenapa lengan Rolan yang biasanya kuyu dan rapuh kini terasa begitu kuat dan kokoh. Selly mengerutkan keningnya. Dia mendongak dan menatap wajah Rolan, lelaki ini terasa berbeda. Bahkan pancaran wajahnyapun berbeda. Rolan sama sekali tidak tampak seperti orang sakit. Yah sebelumnya Selly maklum karena pengobatan terus menerus telah mempengaruhi kondisi Rolan, kulitnya menjadi kuyu dan kering, rambutnyapun menipis. Tetapi sekarang, lelaki di depannya ini tampak seperti Rolan yang dulu, Rolan sebelum sakitnya semakin parah.


Rolan tersenyum lembut, menatap Selly, kemudian meraih jemari mungil perempuan itu dan mengecupnya,  

"Jangan kuatirkan aku sayang, aku sudah sembuh."  

Sudah sembuh? Bagaimana mungkin? Selly menatap Rolan bingung, tetapi kemudian bergumam tegas,  

"Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadamu Rolan, tetapi baiknya kau tidur demi kesehatanmu. Jangan mencoba berdiri sendiri lagi tanpa pengawasan suster atau aku, mengerti?"  

Rolan hanya terkekeh, tampak geli melihat sikap tegas Selly. Tetapi dia tidak membantah. Tubuhnya terasa ringan dan kuat, sama sekali tidak ada rasa sakit, sama sekali tidak ada rasa nyeri. Pendengarannya sempurna, pengelihatannya luar biasa tajam, seluruh inderanya seakan-akan dilahirkan kembali, dengan kualitas yang beratus-ratus kali lebih baik.  

"Oke-oke." Rolan setengah melompat menaiki ranjangnya, membuat Selly memekik kaget, dia kemudian berbaring masih tersenyum lebar, tidak mempedulikan tatapan cemas Selly,   "Jangan cemberut lagi dong. Aku sudah berbaring bukan?"  

Lama Selly menatap Rolan dengan pandangan bingung bercampur tanda tanya. Tetapi perempuan itu kemudian menghela napas panjang dan mendesah. Seharusnya dia tidak boleh protes kalau Rolan tampak sehat dan seceria ini, seharusnya dia bersyukur atas kesempatan ini. Mungkin efek obatnya pada akhirnya berfungsi baik pada Rolan sehingga bisa mengurangi rasa sakitnya.  

Selly menatap wajah Rolan yang tersenyum lebar menatapnya dan hatinya dipenuhi rasa syukur, diserapnya senyum itu dan disimpannya dalam ingatannya yang terdalam. Dia akan membutuhkan semua kenangan manis itu nanti, ketika yang terburuk yang paling ditakutkannya terjadi. Tetapi tentu saja Selly tidak akan memikirkannya dulu. Sekarang, di saat yang terbaik ini, dimana Rolan tampak begitu sehat dan ceria, Selly akan berbahagia bersamanya.  

Sementara itu Rolan mengamati seluruh perubahan ekspresi Selly dengan seksama. Dia tahu, Selly pasti sedang kebingungan. Tetapi tentu saja Rolan tidak akan bisa menjelaskan semuanya kepada Selly bukan? Selly pasti tidak akan percaya kalau dia bercerita tentang pertemuannya dengan lelaki tua itu, dan kemudian kemungkinan fungsi otaknya diaktifkan sampai 95% yang membuat tubuhnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Dia belum punya bukti medis karena hasil labnya belum keluar, jadi kemungkinan besar Selly akan menuduhnya berhalusinasi. Nanti, mungkin setelah hasil lab-nya keluar, Rolan mungkin bisa menjelaskan semuanya kepada Selly.  

Senyum Selly kemudian melebar, lalu mengambil lagi kantong jeruk di tangannya, dia melangkah mendekati ranjang Rolan dan duduk di samping ranjang,  

"Aku membawakan jeruk." gumamnya dalam senyum lembutnya yang biasa. Senyum lembutnya yang bisa meneduhkan hati Rolan seketika.  

"Aku mau." Rolan berbisik serak. Mengamati wajah Selly dengan penuh cinta. Ah. Betapa rasa cintanya kepada perempuan ini sama kuatnya seperti ketika dia menyadari perasaannya. Selama ini dia tumbuh bersama Selly, meskipun Selly adalah anak pelayan di rumahnya, tetapi  mereka dekat dan Rolan selalu menganggap Selly adik kesayangannya, melindungi dan menyayanginya sepenuh hati. Dan kemudian ketika mereka dewasa, Rolan menyadari bahwa Selly sudah mengambil hatinya dan tak bisa diminta kembali. Cintanya kepada Selly begitu besar, apalagi setelah Selly menunjukkan betapa besar cinta dan setianya, menjaga dan merawat Rolan bahkan di kondisi sakitnya yang paling buruk sekalipun.  

Another 5%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang