Another 5% Part 19

19.7K 1.2K 49
                                    

Rolan begitu terkejut melihat asap membumbung tinggi dan menghitam di bagian belakang rumah sakit. Perhatiannya langsung teralihkan. Dia teringat bahwa sayap untuk menampung pasien-pasien kanker berada di sisi belakang rumah sakit tersebut.   Dia membalikkan badan dan berlari menelusuri lorong-lorong rumah sakit, menuju sisi belakang. Dan kemudian Rolan tertegun.  

Seluruh bagian sayap rumah sakit itu sudah terbakar habis, asap hitam membumbung dari lorong, menciptakan hawa panas membakar yang menyesakkan dada. Orang-orang berkerumun di depan lorong rumah sakit itu dengan wajah kebingungan.  

“Kami tidak tahu kenapa tiba-tiba ada api, ada delapan belas pasien yang dirawat intensif di bagian kanker ini dan entah kenapa mereka semua bisa terbaring di luar sayap yang terbakar ini, mereka tidak ingat apa yang terjadi seolah-olah mereka dipindahkan dalam sekejap.”

  “Apakah kau tidak melihat? Api ini aneh. Api itu hanya membakar dan berhenti tepat di ujung lorong, lalu seolah-olah tidak menjalar lagi, seperti ada yang mengatur.”  

Rolan mengerutkan kening mendengar komentar-komentar panik di sekitarnya. Api ini ada yang mengatur? Pasien-pasien lain tiba-tiba dipindahkan dan begitu saja ada di luar lorong jauh dari kebakaran?   Ini terasa tidak benar.... ini seperti ada yang menggerakkan, apakah jangan-jangan... Gabriel? Seperti yang dikatakan oleh Marco, Gabriel sedang mengincar untuk menantangnya. Apakah api ini peringatan dari Gabriel bahwa perang akan segera dimulai?  

Mata Rolan menelusuri seluruh penjuru ruangan tempat pasien-pasien yang terselamatkan secara ajaib itu dipindahkan dengan kursi roda dan beberapa dengan ranjang dorong ke tempat lain yang lebih aman. Pemadam kebakaran sedang dalam perjalanan, dan beberapa orang berusaha meredakan api dengan air dari selang seadanya sambil menunggu pemadam kebakaran tiba. Suasana tampak hiruk pikuk dan penuh kepanikan, sementara itu Rolan mencari Sabrina. Dan tiba-tiba saja jantungnya terasa berdebar ketika melihat bahwa Sabrina tidak ada di antara pasien-pasien yang selamat itu.  

Dia langsung menyentuh bahu salah satu suster yang dikenalnya, mulai panik.  

“Anda melihat Sabrina suster?”  

Suster itu mengerjap, tampak juga baru menyadari bahwa Sabrina tidak ada di antara mereka, matanya langsung berlumur ketakutan.  

“Aku dari tadi tidak melihat Sabrina.” Matanya memandang ke arah api yang membumbung tinggi dengan asap hitam menggumpal di lorong. “Apakah... apakah Sabrina masih ada di dalam?”  

Rolan seketika itu juga langsung melompat dan menerjang ke arah lorong yang terbakar itu. Suster dan beberapa orang berteriak memperingatinya, mengatakan bahwa api itu terlalu besar untuk ditembus. Tetapi tentu saja, mereka tidak tahu bahwa Rolan punya kekuatan.  

Begitu memasuki api dan asap yang membakar itu, langsung muncul selubung tebal seperti kabut putih yang melindungi Rolan supaya tidak panas dan terbakar, dia juga bisa menarik napas seperti biasa tanpa takut kehabisan oksigen. Rolan melesat seperti busur panas yang ditembakkan menuju ke ujung lorong tempat Sabrina berada.  

Ada suara teriakan di sana.... teriakan Sabrina!   Rolan berdiri di depan pintu kamar Sabrina yang seluruhnya diselubungi api. Dari besarnya api yang membakar itu, tampak jelas kalau api itu berasal dari kamar Sabrina.   Sabrina masih berteriak-teriak di dalam sana, membuat Rolan tidak berlama-lama menunggu, dia mengarahkan telapak tangannya dan pintu itu langsung menghempas membuka. Rolan melesat masuk, dan melihat bahwa Sabrina ada di sana, berteriak-teriak, api membakar sebagian lengannya dan rambutnya, perempuan itu histeris.   Rolan langsung menyentuhkan tangannya ke tubuh Sabrina,  

“Sabrina!” dia berusaha menenangkan Sabrina yang histeris dan meronta-ronta,  berusaha menyingkirkan api dari kulitnya, rambut panjangnya sudah terbakar hampir sepertiganya, dan bekas api meninggalkan jejak luka bakar menyedihkan di kulitnya yang dulunya putih pucat.  

Another 5%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang