Selly masih termenung di sana menatap bosnya yang hanya memandanginya dengan datar. Mata Selly melirik gelisah ke arah luar, dari pintu kaca yang mengarah keluar, bisa dilihat bahwa badai hujan sedang hebat-hebatnya, hembusan angin membawa dedaunan bergulung-gulung dan pepohonan bergoyang-goyang menakutkan, belum lagi suara guntur yang terus menerus bersusul-susulan dengan kilat yang menyilaukan.
Ya. Mungkin benar kata Gabriel, diluar sana kemungkinan besar tidak ada taxi karena hujan deras ini. Yang bisa dilakukan Selly hanyalah duduk di dalam ruangan itu dan menunggu, yang berarti menerima ajakan makan malam Gabriel.
Sebelum Selly sempat memutuskan, seorang pelayan datang mendekati mereka dan menyerahkan menu,
"Apakah anda sudah ingin memesan?" gumamnya sambil menunduk sopan.
Gabriel menerima menu itu dan memesan makan malam lengkap dari hidangan pembuka sampai penutup kepada Selly, setelah itu dia menatap Selly sambil mengangkat alisnya, "Apakah kau keberatan dengan menu yang kupesan?"
Selly menggelengkan kepalanya pasrah, dia lapar. Ya. Tanpa sadar perutnya terasa perih, "Tidak."
Gabriel menganggukkan kepalanya, dan pelayan itupun pergi. Lama mereka berdua hanyaduduk dan saling berpandangan.
"Maafkan aku." Gabriel duduk dengan tenang, bersandar di kursinya.
"Untuk apa?"
Gabriel tersenyum, "Karena menghakimi calon suamimu. Yah bagaimanapun juga aku tidak mengenalnya dan tentu saja tidak berhak menilainya." mata lelaki itu menatap Selly dengan ramah, "Kita lupakan saja itu dulu ya, dan menikmati makan malam ini." Mau tak mau Selly menganggukkan kepalanya, dan kemudian Gabriel berdiri dari duduknya, "Tunggu sebentar, ada yang perlu kubicarakan dengan pelayan." Tanpa permisi lagi Gabriel berdiri meninggalkan Selly.
Pandangan mata Selly mengikuti arah perginya Gabriel, lelaki itu mendatangi kepala pelayan dan kemudian menggumamkan sesuatu. Penampilannya yang elegan mungkin telah mendapatkan perhatian si kepala pelayan karena dia mendengarkan perkataan Gabriel dengan serius sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Setelah itu Gabriel kembali lagi ke meja Selly dengan wajah misteriusnya, lelaki itu menyadari Selly bersikap canggung, karena itu dia tidak banyak berbicara. Ketika makanan pembuka mereka datang, Gabriel dan Selly menyantapnya dalam keheningan. Ketika menu makanan utama datang, Gabriel sedikit mengajak Selly bercakap-cakap mengenai pekerjaan juga membahas rasa masakan, suasanya sudah agak cair di antara mereka hingga kemudian mereka selesai menyantap makanan utama.
"Siap untuk makanan penutup?" Gabriel tersenyum misterius, lalu dia melirik ke arah kepala pelayan dan memberikan kode.
Koki utama keluar dari dapur, membawakan sebuh roti tart mungil berwarna putih dengan lilin-lilin warna-warni di atasnya. Seorang pemain musik mengikuti mereka, membawa biola dipundaknya dan memainkan nada "Happy Birthday To You" dengan indahnya.
Selly ternganga, tidak menyangka. Beberapa pengunjung menatap Selly dengan senyuman, mungkin berpikir bahwa Selly begitu beruntung karena pasangan makan malamnya begitu perhatian di hari ulang tahunnya.
Selly menatap ke arah Gabriel, terperangah, sementara Gabriel tersenyum. Kepala koki meletakkan kue ulang tahun itu di meja mereka, lalu membungkuk sambil mengucapkan selamat ulang tahun untuk Selly, dan kemudian berpamitan. Sang pemain biola masih memainkan nada musik ulang tahun untuk Selly sampai selesai, setelah itu dia juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Selly, Selly menganggukkan kepalanya, masih terperangah dan bingung akan kejutan yang tidak disangkanya itu.
Setelah mereka hanya berdua, Selly menatap Gabriel yang tersenyum manis,
"Happy Birthday Selly, ayo ucapkan permohonanmu dan tiup lilinmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another 5%
RomanceBagaimana jika kau bisa mengaktifkan kekuatan otakmu hingga 95% ? Bagaimana jika kau mempunyai kekuatan hampir setara kekuatan Tuhan? Bagaimana jika kehancuran dunia ini ada dalam genggamanmu? dan bagaimana jika pilihannya adalah memiliki kekuatan...