SEPARATE

119 7 0
                                    

"Tang, lu seriusan sama cewek itu?" Zeno --teman sebangku Bintang-- menolehkan wajah dengan tatapan mupeng abis.

"Kapan si gue becanda" Bintang kembali menatap lurus kedepan sana, saat ini mereka sedang berada dibelakang gedung olahraga. Tempat yang paling jarang dikunjungi oleh siswa siswi.

"Kuliah itu gasebentar loh. Lo yakin mau nunggu dia?"

"Kan dia pasti sesekali balik ke Indonesia"

"Kalo disana dia punya pacar lagi gimana?" Katakata Zeno barusan sukses membuat Bintang melotot tajam kearah lakilaki tampan ini, enak saja dia mengatai Aresha gadis yang tidak setia. Bintang percaya Aresha akan tetap menjaga hatinya hanya untuk Bintang.

"Brengsek lo Zen" Zeno terkekeh melihat perubahan ekspresi Bintang menjadi kesal.

"Mau?" Zeno mengulurkan tangannya untuk menawarkan rokok pada Bintang, tapi lakilaki itu malah mendecih seraya menggeleng. "Udah enggak gue" Zeno menarik kembali tangannya, mengambil satu batang lalu menyulutkan api pada rokoknya. Menghisap asap kematian yang terasa nikmat bagi sang pecandu.

"Nyokap lo masih sakit Zen?" Bintang tahu betul keadaan keluarga Zeno yang sudah semrawut. Ibunya mengidap penyakit jiwa yang sekarang sedang proses penyembuhan di rumah sakit. Sedangkan Ayahnya menikah lagi dengan gadis yang diketahui bekas pacar Zeno. Menyedihkan memang lakilaki ini, hidupnya semakin runyam dengan datangnya perempuan bernama Siska yang mengaku mengandung anak milik Zeno. Bintang hanya bisa menghela napas prihatin tanpa mampu membantu.

"Udah 1 minggu gue gak kerumah sakit" Zeno menghisap kembali rokoknya, menatap Bintang dengan wajah memelas, jika seperti ini pasti Zeno ada maunya.

"Tang, tolongin gue" Bintang mengernyit bingung saat seorang Zeno meminta pertolongan, selama 4 tahun berteman dari smp lakilaki ini pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri. Tidak pernah meminta bantuan siapapun, tidak mau dikasihani lebih tepatnya.

"Apa?"

"Gue suka sama Deyna" Bintang menahan napasnya saat mendengar penuturan Zeno. Satu tahun belakangan ini Bintang tidak melihat tanda tanda Zeno mendekati Deyna, melihat kembali Deyna yang membenci lakilaki disampingnya ini. 'Pembuat onar' itu julukan Deyna pada Zeno setiap dikelas. Bertengkar adalah rutinitas yang tidak pernah terlewatkan setiap harinya.

"Trus apa yang harus gue bantu?" Bintang mengerti jika hati manusia bisa saja berubah seratus delapan puluh derajat, Tuhan si pembolak balik hati manusia.

"Bantu gue berubah" Zeno menghempaskan rokoknya, melempar juga bungkus rokok beserta korek api kedalam tong sampah yang berada didepannya. Wanita baik untuk lakilaki yang baik kan? Deyna adalah wanita yang baik, walaupun belum sebaik gadis yang berhijab diluar sana, maka dari itu ia ingin berubah menjadi lakilaki baik agar mendapatkan gadis baik pula.

"Gue pasti bantu" Bintang menepuk bahu Zeno dengan optimis, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Bintang yakin Lakilaki tampan disampingnya ini mampu berubah. Seperti dirinya yang berubah demi Aresha. Harus kaliah tahu, Dulunya Bintang tidak jauh Brengsek dari Zeno, bahkan lebih brengsek lagi. Bermain wanita adalah hobbynya, tapi cukup ia saja yang tahu masa lalunya. Aresha tak boleh tahu.

**

"Happy Birthday" Seseorang menciumi pipinya berulang ulang, hari masih malam, bahkan keadaan kamarnya pun masih gelap gulita.

Bintang mengerjap ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan pupilnya dengan cahaya lilin yang berada dihadapannya. Terlihat seorang gadis dengan baju merah muda berada tepat disampingnya dengan senyuman manis.

Bintang tersenyum saat mengetahui gadis itu adalah Aresha, Bintang melupakan jika hari ini adalah hari ulang tahunnya, gadis ini penuh dengan kejutan.

Beloved TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang