Hari ini adalah hari terakhir ujian, selama 4 hari pula Aresha tidak bertemu dengan Bintang. Sesuai perjanjian selama UN berlangsung mereka tidak boleh berhubungan walaupun hanya sekedar sms.
Setelah ini akan ada acara coret coret baju yang diadakan dilapangan sekolah. Takut terjadi sesuatu diluar sana, akhirnya pihak sekolah mengijinkan murid muridnya melakukan kegiatan corer coret disekolah saja. Acara ini dibebaskan oleh semua tingkatan kelas. Kelas X-XII boleh mengikutinya.
Aresha dapat melihat disana terdapat Bintang dengan teman temannya. Ingin menghampiri tapi segan. Mengabaikan tapi rindu ini sudah membuncah ingin disalurkan. Baju Aresha masih putih cemerlang sedangkan lihatlah kaos Lana. Sudah penuh dengan pilok dan tanda tangan temannya. 2 minggu lagi Ijazah akan dibagikan. 2 minggu lagi ia berada di Indonesia. 2 Minggu lagi bersama Bintang. Tak mau membuang buang waktu Aresha mendekati gerombolan Bintang yang kebanyakan anak IPS, anak IPS memang terkenal dengan kerusuhan dan tidak bisa diaturnya
"Tang, pacar lu Tang"
"Cantik juga ya kakak Aresha"
"Mau aja sama Bintang dilangit. Kejauhan"
Mau aja sama Bintang dilangit. Kejauhan
Aresha diam mencerna katakata Zeno, Bintang memang ada dilangit tak ada satu orangpun yang bisa menggapai Bintang. Terlalu sulit untuk dijangkau. Jauh.
"Gausah dipikirin, asbun tu anak" Bintang menggiring Aresha kekantin, mengabaikan teriakan teman temannya yang minta ditonjok.
"Udah makan?" Bintang duduk dihadapan Aresha dengan cengiran lebar. Lakilaki ini pasti mikir jorok.
'Tuck'
Aresha menggetok kening Bintang dengan sendok yang berada diatas meja. "Mikirin apa lo hah?" Bintang hanya tertawa terbahak bahak memegangi pelipisnya yang lumayan sakit digetok Aresha.
"Mikirin kamu sayang"
"Sayang pala lo peyang"
"Cium dong" Bintang menunjuk nunjuk pipinya dengan telunjuk, meminta ciuman ringan dipipinya.
"Cium ini aja nih" Aresha menyerahkan botol saos pada pipi Bintang, otomatis pipinya merah oleh saos.
"Timezone yu Sha" ajakan Bintang langsung diangguki semangat oleh Aresha. Ia bosan, seharian hanya berdiam diri menatap teman temannya yang asik sendiri.
"Bayarin loh" Bintang hanya tertawa mendengar katakata Aresha tapi tak urung mengangguk juga.
Mereka berjalan berdampingan menuju parkiran. Tiba tiba Aresha berhenti. Bintang menatap Aresha bingung.
"Gendong sampe parkiran. Mager jalan nih" Aresha tersenyum manis kearah Bintang, mencoba merayu agar Bintang bersedia menggendongnya sampai parkiran yang lumayan jauh dari kantin.
"Cium asal" Bintang mencoba melakukan penawaran. Enak saja tidak ada bayaran sama sekali.
"Oke" Aresha mencium sekilas pipi Bintang yang membuat lakilaki itu mesem mesem gak jelas, setelah itu dengan semangat Bintang mengangkat tubuh Aresha dipunggungnya.
Mereka seakan menulikan telinga saat melewat lapangan yang cukup ramai, teman teman Bintang sudah kiww kiww tidak jelas. Tapi peduli apa, Bintang tetap menggendong Aresha sampai parkiran.
"Turun" Bintang menurunkan tubuh Aresha diluar parkiran, menunggu Bintang yang hendak mengeluarkan motornya dengan susah payah. Parkiran ramai sekali memang.
"Naik" Bintang menginterupsikan Aresha agar naik di jok belakang. Dengan patuh Aresha naik dan motor Bintang melaju ke pusat perbelanjaan.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved True
Teen FictionCinta itu tidak memandang umur,fisik ataupun popularitas. Cinta adalah saat kamu bisa menerima kekurangan kekasihmu tanpa memperdulikan cemoohan orang. Sama seperti yang dirasakan Aresha saat mencintai Bintang, Bintang adalah adik kelas disekolahnya...