Aku terbangun saat jam yang berada diatas nakasku berdering dengan keras, itu berarti jam sudah menunjukan pukul enam pas. Tiga puluh menit lagi Bintang akan datang menjemputku, aku harus bergegas ke kamar mandi. Aku tidak mau Bintang menunggu lama dan akan membuat kami terlambat.
Akan aku ceritakan sedikit. Dua bulan belakangan ini aku dan Bintang memang dekat. Sejak kejadian di UKS Bintang rutin mengantar jemputku ke sekolah. Jika malam minggu kami jalan berdua entah itu ke pusat perbelanjaan atau sekedar di taman kota.
Tapi entah kenapa aku mulai bingung dengan hubungan kita. Sebatas teman tapi kita sudah layaknya berpacaran. Dianggap pacar tetapi Bintang tidak pernah menyatakan perasaannya secara langsung. Aku gamang. Dan masalah Deyna yang sering bercerita pada Lana jika ia membenciku. Benar benar membenciku karena mendekati Bintang. Aku tidak perduli, aku mencintainya. Ya, aku mencintainya sejak pertama kali dia menggodaku di Cafe saat malam minggu pertama kami jalan berdua. Aku mencintainya dan aku yakin dia juga mencintaiku.
**
Aku menghabiskan waktu 20 menit dikamar mandi. Dan 10 menit untuk menggunakan seragam. Bintang sudah datang sejak 5 menit lalu, menunggu di teras. Dia tidak pernah marah saat aku bangun tidur kesiangan, saat kami terlambat dan terpaksa menghabiskan jam pelajaran pertama dengan menjemur diri di lapangan. Ia selalu mengatakan 'gapapa' dengan garis simetri di bibirnya.
Ya akhir akhir ini aku selalu saja tidur diatas jam 12. Aku insomnia akibat beban pikiran yang terlalu banyak.
"Udah sarapan?" Bintang bangkit dari duduknya saat aku keluar rumah dengan pakaian rapi.
"Gaksempet nanti aja di sekolah" Aku menarik tangan Bintang agar bergegas menaiki motornya untuk menuju sekolah. Bintang hanya tersenyum dan mengacak ngacak rambutku dengan gemas. Aku menyukainya saat ia tidak pernah membantahku, tidak pernah memaksaku, ia hanya mengingatkan agar aku tidak melewatkan sarapanku lagi.
**
Beruntung kami tidak terlambat sampai di sekolah, mungkin karna Bintang yang membawa motor seperti orang kesetanan. Bintang selalu begitu jika dalam keadaan mendesak.
"Thanks ya! Gue kekelas duluan" Aku berlari lari kecil meninggalkan Bintang yang sedang melepas helmnya di parkiran. Jika menunggu Bintang itu berarti aku akan bertemu pak Gio, lakilaki itu selalu datang setelah aku dan Bintang sampai diparkiran.
Aku tidak membenci laki laki itu hanya saja bersikap baik padanya hanya akan sia sia. Aku sudah berdamai dengan masa laluku. Aku mengikhlaskannya untuk pergi meninggalkan ku. Dulu, saat aku masih kelas X aku dekat dengan Pak Gio selayaknya murid dan guru, tetapi lama kelamaan hubungan kami meningkat menjadi berpacaran, tetapi itu tak lama. Hanya satu tahun berhubungan. Dia memutuskan untuk menikah dengan gadis pilihan orang tuanya. Pergi meninggalkan ku dengan luka yang cukup dalam. Dia berhenti mengajar di sekolahku, kata katanya yang sampai sekarang aku ingat sebelum dia menikah adalah 'aku tidak mungkin mempertahankan gadis sma seperti mu. Jadi maafkan aku' itu menyakitkan. amat sangat menyakitkan. Tapi apa peduliku saat sekarang ia kembali mengajar di sekolahku dengan status 'duda' astaga pernikahannya hanya bertahan satu tahun. Istrinya meninggal karena komplikasi hati --setauku dari Lana--. Aku sudah tidak ada perasaan lagi padanya. Hilang dimakan waktu.
"Lan" Aku memanggil Lana yang sedang menenggelamkan wajahnya dibalik lipatan tangan, bahunya bergetar isakan juga terdengar oleh telingaku. Lana menangis.
"Lan lo kenapa?" Aku yang baru saja sampai di kelas segera duduk disamping Lana, menepuk nepuk pungunggnya dengan lembut. Aku tidak tahu alasan Lana menangis, sebelumnya dia tidak pernah menangis didepanku. Lana gadis yang kuat.
"Sha, Dey koma" Lana menangkat wajah dan memperlihatkan mata sembabnya. Tunggu tadi dia mengatakan apa? Deyna koma? Karena apa? Astaga.
"Kenapa bisa?" aku bertanya dengan bibir bergetar, apa yang terjadi pada gadis cantik itu? Apa ini ada hubungannya dengan Bintang dann aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved True
Ficção AdolescenteCinta itu tidak memandang umur,fisik ataupun popularitas. Cinta adalah saat kamu bisa menerima kekurangan kekasihmu tanpa memperdulikan cemoohan orang. Sama seperti yang dirasakan Aresha saat mencintai Bintang, Bintang adalah adik kelas disekolahnya...