-||-
K e s i a l a n
-||-
Perasaan benci dan cinta itu hanya di pisahkan oleh satu garis tipis. Jadi berhati-hatilah.
-••-
KAGET dan hampir terjungkal kebelakang saat mengetahui siapa yang ada di depanku saat ini.
Untuk apa orang ini kesini? Dan kenapa dia bisa tahu tempat tinggalku disini? Oh Tuhan, bahkan aku baru sadar kalau kami satu koridor, tapi kenapa dari sekian banyaknya nomor apartemen, dia tiba-tiba dia nyasar ke kamarku?
Aku memperhatikannya dari atas sampai bawah. Urakan. Itu yang terlitas saat pertamakali aku melihat nya. Ralat, maksudku kedua kali aku melihatnya. Suara baritone nya membuyarkan lamunanku.
"Sudah puas memandangiku, nona?"
Kurang ajar. Aku ketahuan memandanginya. Astaga, aku sangat benci dengat sifat orang seperti dia ini. Aku hanya menjawabnya dengan alis yang terangkat dan memasang wajah sedingin mungkin.
"Ehrm," aku berusaha menormalkan tenggorokanku yang entah kenapa tiba-tiba terasa kering.
"Kau mencari siapa?"
Sepersekian detik wajahnya terlihat, kaget atau heran mungkin? Mungkin dia sudah tahu kalau aku yang menolongnya kemarin malam.
"Eh, aku mencari gadis yang kemarin menolongku. Apa kau yang menolongku kemarin? Aku tahu itu dari Mr. Black." Sial. Kenapa Mr. Black harus memberitahunya. Bahkan aku sama sekali tidak berharap bertemu lagi dengannya setelah kemarin malam. Karena aku sudah menduga pasti akan seperti ini jika dia tahu siapa yang telah menolongnya. Bodohnya kau Bibel, harusnya kau kemarin tidak perlu menolongnya.
"Hei, nona. Kau melamun lagi." Dia berkata sambil mengibaskan tangannya tepat di depan wajahku,
"Eh, ya. Benar yang kau katakan, aku yang menolongmu kemarin. Aku hanya kasihan padamu karna tidak ada orang yang mau menolongmu kemarin. Apa penjelasan itu sudah cukup?" Aku sengaja berkata dengan memasang wajah dingin.
"Oh, oke. Santai saja, aku hanya ingin berterimakasih dan mengetahui siapa yang menolongku kemarin. Jadi ya, terimakasih karena sudah mau menolongku kemarin. Kalau begitu aku permisi." Aku hanya mengangguk menanggapi perkataan nya, lalu yang dilakukannya selanjutnya adalah pergi menjauh dari depan pintu kamarku.
Aku langsung menutup pintu saat dia pergi dari hadapanku. Mengganggu jam istirahat saja. Berandalan tak berguna.
-••-
[ D a n e ]
Benar-benar wanita yang sombong. Aku bertanya baik-baik tapi dia malah menjawab dengan ketus, tahu begitu aku tidak akan datang ke tempatnya tadi.
Tapi kalau dilihat-lihat dia cantik dan manis juga.
Berpenampilan menarik, check. Cantik, check. Tinggi, check. Manis, check. Hanya satu mungkin kekurangannya, sifatnya yang dingin. Tapi justru sifat dinginnya itu yang membuat dirinya menarik dimataku.
Aku jadi berniat untuk mendekatinya. Aku sudah banyak kenalan wanita yang sifat dan parasnya cantik seperti dia. Tapi entah kenapa, yang satu ini berbeda. Membuat aku penasaran.
-••-
[ B i b e l ]
Sudah 4 hari aku di Las Vegas dan selama itupun aku sudah berhasil membereskan permasalahan di kantor cabang yang berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Destiny
Romance"Yes. I am an alcoholic. Is there a problem for you?" -Dane Rush Garfield "I am an workaholic. Is there a problem for you?" -Summer Bibel Collins [Written In Bahasa] ©Copyright, 2015 by Livia Febri