6

1.2K 67 2
                                    

-||-



W e
H a n g o u t
T o g e t h e r



-||-



Jangan menilai seseorang dari tampilannya.
Karena tidak ada yang pantas menilai seseorang selain Tuhan sang maha pencipta.



-••-



TAHU apa yang ada dipikiranku saat pertamakali sampai di lobi?

Yang pertama kali ada dipikiranku adalah saat nanti dia muncul dihadapanku dia akan muncul dengan mobil Range Rover nya yang sudah bobrok.

Tapi apa yang aku lihat sekarang ini? Sebuah Ferarri warna putih mengkilap dengan dia yang ada di dalamnya memakai kaca mata dan dengan rambut-rambut kecil yang jatuh secara sempurna di wajahnya membuat dirinya terlihat er- tampan?

Ya ampun Bibel, apasih yang kau pikirkan?! Aku menggerutu sambil menepuk jidatku.

Tin. Tin.

"Hei nona. Jadi mau sampai kapan kau akan terus memperhatikanku dari sana? Kau tidak berniat untuk masuk ke mobilku?"

Suara klakson mobilnya dan suaranya yang beerteriak dari dalam mobil membuat aku tersadar dari lamunanku,

"Eh- iya."

"Sebegitu terpesonakah dirimu sampai melihatku tidak berkedip seperti tadi, nona?"

Aku mendengus mendengar tuturannya, pd sekali sih dia. Aku berjalan menghampirinya, dan masuk ke dalam mobil.

"Sudah tidak usah banyak bicara. Kau jalankan saja mobilnya."



-••-



Jalanan di kota Las Vegas hari ini padat dan ramai. Maklum, ini hari adalah hari libur.

Suasana di mobil saat ini sangat hening. Dia tidak mengajakku berbicara dan aku juga tidak berniat untuk membuka pembicaraan. Saat tadi aku melihat ke arahnya, baru aku sadari kalau ada tato harimau di punggung tangan sebelah kirinya. Benar-benar menunjukkan dia seorang berandalan, lihat saja dari style-nya, rambutnya, anting yang bertengger hanya debelah di telinga kirinya, dan tato harimau yang ada di tangannya.

Tapi aku bingung, kenapa seorang berandalan bisa memiliki mobil Range Rover dan saat ini mobil yang aku naiki, Ferarri. Dia mendapatkan itu dari mana? Mencuri? Oh benar-benar.

"Ayo turun," Suara baritone-nya membuyarkan lamunanku. Aku menatap dia yang kini posisinya sudah berada di sebelahku. Kapan dia keluar dan membukakan pintu untukku? Dan, dimana kita sekarang?

"Kita sudah sampai di High Roller. Aku tidak jadi mengajakmu keliling Las Vegas, aku malas dengan lalu lintas nya hari ini. Sangat padat." Dia menjawab seolah dia bisa membaca pikiranku.

Langkah selanjutnya aku mengikuti perkataanya dan mengikutinya yang berjalan di depanku sambil mengge- eh? Tanganku ada ditangannya? Sepertinya aku terlalu banyak melamun kalau bersama dia, sampai aku tidak menyadari gerakan-gerakan nya.

"Sejak kapan aku mengijinkan kau untuk memegang tanganku?" Kataku sambil menangkat tanganku dan dia ke atas.

"Memang nya kenapa? Kau tidak suka? Ini kan hanya berpegangan tangan saja. Kau ini kaku sekali ya?"

Aku mendengus mendengar jawabannya. Ish, anak ini kenapa batu sekali sih?

Aku menghetakkan tanganku yang berada di genggamannya. "Kita saja bahkan belum berkenalan, dan kau berani menyentuh tanganku? Memangnya kau ini siapa?"

A DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang