17

799 45 0
                                    

-||-



K e b o h o n g a n



-||-



kebohongan yang ditutup-tutupi serapat dan sedalam mungkin pada akhirnya akan tercium juga.



-••-



SETELAH cukup lama berpelukan, Bibel akhirnya memutuskan untuk melepaskan pelukannya dengan Dane, lalu dia melihat wajah Dane yang memberengut karena pelukannya dilepas.

"Ck, kenapa di lepas? Kau tidak betah berpelukan dengan pacarmu ini, hm?" Kata Dane dengan sarat mata yang berpura-pura sedih. Bibel terkikik geli melihat Dane yang seperti itu.

"Tidak usah lebay seperti itu. Uhm, jadi, Flo itu dijodohkan denganmu? Tapi, kau tidak suka dengannya kan?" Kata Bibel dengan was-was.

"Tadi kau sudah dengar kan apa yang aku katakan, kalau aku mencintaimu. Kau masih ragu?"

"Kau bertanya seolah-olah kau cemburu. Eh, kau memang cemburu kan?" Lanjut Dane sambil mengerling ke arah Bibel.

"Ih, apa sih, tid-tidak. Untuk apa aku cemburu?" Bibel menjawab pertanyaan Dane dengan terbata-bata.

"Kalau kau memang tidak cemburu, kenapa kau menjawab pertanyaanku dengan terbata-bata seperti itu, hm?" Ucap Dane dengan sorot mata dan wajah yang menggoda Bibel.

Bibel tidak menanggapi ucapan Dane, dia malah mencubit perut Dane yang membuat Dane yang sedang tertawa meringis karena cubitan Bibel.

Dalam hati Dane senang, karena akhirnya wanita yang dicintainya ini membalas perasaannya. Dane belum pernah merasakan perasaan yang seperti ini sebelumnya, Dane bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan nya dengan Bibel, wanita yang sudah berhasil meluluhkan hatinya.

"Katamu tadi, kau terpaksa menerima perjodohanmu dengan Flo karena kau takut uang yang diberikan oleh kakekmu itu terhenti? Lalu kenapa kau tidak bekerja saja, Dane? Bukankah itu solusi dari masalah yang sedang kau hadapi?" Ucap Bibel tiba-tiba yang langsung membuat tubuh Dane menegang, dia tidak suka membicarakan masalah ini. Dane tidak suka membicarakan masalah yang menurutnya sepele seperti ini.

"Aku tidak bisa, B." Jawab Dane singkat.

"Tapi kenapa Dane? Kalau kau memang tidak bisa karena kau tidak mau bekerja di perusahaan kakekmu, kau bisa bekerja diperusahaan Papaku, lagipula kebetulan juga Papa memiliki cabang di sini." Ucap Bibel sambil menatap kedalam mata Dane, dia sengaja berbicara seperti itu, memancing siapa tahu Dane bisa menceritakan kenapa dia membenci lingkup dunia pekerjaan, lagipula apa salahnya dengan dunia pekerjaan?

Hening diantara mereka, Dane berkutat dengan pikirannya sendiri dan Bibel menunggu apa yang akan dikatakan Dane.

"Aku mempunyai alasan kenapa aku bersikap seperti ini, B. Aku harap kau mengerti aku. Sudahlah lupakan saja, apa kau mau berjalan-jalan? Kau tidak bosan didalam terus?" Jawab Dane setelah keheningan yang cukup lama.

Dane mengalihkan pembicaraan, dan Bibel menyadari itu, menyadari jika Dane mengalihakan pembicaraan.

"Baiklah. Aku mengerti jika kau belum siap cerita padaku, tapi aku harap dalam waktu dekat ini kau akan bercerita padaku, Dane." Kata Bibel yang tidak ditanggapi oleh Dane, bukannya malah menanggapi kata-kata Bibel, Dane malah bangkit menuju pintu sambil berbicara setengah berteriak pada Bibel.

"Ayo, B. Cepat kesini, kita jalan-jalan hari ini. Aku tunggu kau diluar ya."

Bibel mendesah karena perkataannya tidak dijawab Dane, dan akhirnya memilih mengikuti perkataan Dane. Lalu berjalan ke arah pintu, memghampiri Dane.

A DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang