16

806 56 3
                                    

-||-



P e r m i n t a a n
M a a f
d i
T e r i m a



-||-



cinta datang karena terbiasa.



-••-



Drtt Drtt..

KONSENTRASI Xavier yang sedang serius mengecek pekerjaan nya dirumah itu terpecahkan saat ada pesan yang masuk ke ponselnya.

Dia menggerutu sebal, "Siapasih yang malam-malam begini mengirimiku pesan, awas saja kalau tidak penting." Katanya seraya mengambil ponsel dan membuka pesan.

Axel (Club):

Aku hanya ingin memberi tahu, Dane sedang disini, dan dia menghabiskan 4 botol bir. Lebih parah dari sebelum-sebelumnya, aku harap kau cepat kesini dan membawanya pulang. Aku khawatir dengan anak itu.

Xavier berdecak sebal setelah membaca siapa yang mengiriminya pesan itu. Namun sesegera mungkin dia bangkit mengambil kunci mobilnya dan tergesa-gesa berniat ingin menghampiri Dane ke club.

"Tidak pernah apa barang sedetik saja anak itu tidak merepotkanku." Gerutu Xavier sebal, lalu menancap gas kencang saat sudah berada di dalam mobil.



-••-



Beruntung karena sudah malam jalanan tidak macet, jadi Xavier hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke club ini.

Dia lalu jalan tergesa-gesa memasuki club, tidak perlu menunjukkan kartu pengenal karena orang-orang disini sudah sangat tau siapa Xavier dan Dane.

Baru saja Xavier memasuki club, beberapa meter dari posisi Xavier sekarang terlihat Dane yang sedang berusaha jalan dengan limbung mencari pegangan dan menceracau tidak jelas karena mabuk.

Ck. Xavier berdecak kesal, dia lalu setengah berlari menghampiri Dane.

Baru dia berniat ingin mengeluarkan kata-kata kasarnya pada Dane tetapi sesaat kemudian tubuh Dane yang limbung itu jatuh tapi Xavier tidak sempat menangkapnya, jadi Dane terjatuh dan menimbulkan suara cukup keras.

"Auch, sorry dude aku tidak sempat menangkapmu. Pasti sakit sekali." Kata Xavier lalu mengangkat Dane dan dilihatnya dia memejamkan mata.

"Sialan, dia pingsan. Ah, makin merepotkanku saja kau." Kata Xavier lalu berusaha mengangkat Dane dan membopongnya lalu membawanya pulang ke apartemen Dane.



-••-



Saat ini Bibel sedang menikmati angin malam di balkonnya, semilir angin itu membuat rambutnya mengenai wajahnya.

Pikirannya saat ini sedang berkelana jauh, memikirkan seseorang yang sudah berhasil membuat hatinya luluh tapi sekaligus juga sudah membuat hatinya sakit. Dia menghembuskan nafas kasar, matanya kosong menatap lurus kedepan.

"Bahkan setelah kemarin kau kuabaikan lalu kau menyuruh Xavier untuk datang kesini kau tidak menghubungiku lagi kan?" Bibel bergumam sendiri dan menyunggingkan senyum yang terlihat sini dan miris.

"Bodohnya aku yang percaya dengan kata-kata manismu, harusnya aku tahu seorang pria brengsek sampai kapanpun tetap akan menjadi brengsek." Kata Bibel dengan gurat kekecewaan yang sangat terlihat dimatanya.

Bibel lalu membayangkan bagaimana sifat Dane yang selalu berbicara lembut, bersikap lembut, dan memperlakukan seolah-olah Bibel adalah wanita yang paling beruntung di dunia.

A DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang