3

206 23 1
                                    

Luke's POV

Hari ini aku ada kerja kelompok. Rekan kelompok-ku adalah Calum, Ale, dan Arzay. Entahlah aku baru 6 hari mengenal mereka.

Jam 8 pagi nanti mereka akan datang ke rumahku.

Baru sejenak aku memikirkannya, suara klakson motor sudah terdengar dari depan rumah, aku bergegas membuka pintu dan kulihat ia sedang melepas helm. Dia tersenyum padaku, senyuman pertama yang ia tunjukan padaku. Senyum yang manis.

Lalu, aku suruh dia masuk ke dalam rumah. Aku mempersilakan dia duduk sebentar di ruang tamu sembari aku membuatkan minum.

Author's POV

-di kamar-

"Gimana kalo kita bagi tugas?" Calum memecah keheningan diantara mereka.

"Gue kerjain bagian ini, lo cari bagian ini."

Luke hanya mengangguk tanda setuju.

Setelahnya, mereka mulai sibuk mengerjakan tugas masing-masing.

"Yang lain kemana? Kenapa belum dateng-dateng? Lo kira tangan gue gak cape apa nulis tugas seabrek gini?" Ucap Calum yang tak mengalihkan pandangan-nya dari tugas yang sedang ia kerjakan. Ya, ucapan yang nyolotnya tiada tara.

Luke menghela napas. "Aku pun tak tahu" jawab Luke sesekali melirik Calum.

Lama-lama lirikan itu menjadi tatapan. Calum yang sadar bahwa dirinya di lihati, membalas pandangan Luke. Pandangan mereka bertemu. Mereka berpandangan saat ini juga.

'Matanya sangat indah, begitu memikat. Eh apa-apaan sih aku ini.' Batin Luke.

'Mata biru-nya bagaikan air pantai yang damai. Begitu menghipnotis.' Calum membatin.

"Tadaaaaa, gue datengg" teriak Arzay histeris.

Luke dan Calum langsung mengalihkan pandangannnya ke arah lain.

"Cie cie cie, kalian tatap-tatapan ya? Uhuk uhuk" Arzay langsung berkoar tak nyelaw.

"Sorry sorry, kita dateng telat, tadi macet" ucap Ale.

"Ya udah gapapa. Kalian kerjain bagian ini ya" jawab Luke.

"Ok" jawab mereka berdua berbarengan.

Calum's POV

Entah mengapa perasaan gue jadi aneh. Gue terkenal dingin dengan sifat gue, namun mengapa perasaan gue jadi aneh gini, ketika gue natap mata dia. Dan lo tau yang gue maksud itu siapa? Dia itu LUKE. Padahal kalau gue mau, gue bisa ngegebet cewek-cewek cantik diluar sana, yang montok, bohay, bisa memuaskan. Tapi, kenapa perasaan aneh ini harus tertuju pada dia.

Jangan-jangan gue/?!1!1!1

Luke's POV

Tadi itu tatapan matanya sungguh indah. Bahkan lebih indah daripada seorang perempuan cantik, seperti Aleisha. Kenapa ada gelenjar aneh pada diri Luke saat menatapnya tadi Ya Tuhan?

Sadarkan Luke Ya Tuhan, bahwa Luke masih normal. Luke ga hom--

Eh, apa tadi? Apa jangan-jangan aku beneran homo!1!1!1

***

Hai hai Vanilla Latte kembali membawa part ke 3 dari Friend Complex.

Jangan lupa di vote+comment

Hope you enjoy this, guys

Friend ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang