8

205 18 4
                                    

Besoknya, kegiatan terus berjalan seperti biasa. Hari ini Calum berangkat pagi. Entah setan apa yang sedang merasukinya, sehingga dia tiba 30 menit sebelum sekolah di mulai. Sekolah masih sepi. Ia hanya mendengarkan lagu lewat ipod-nya, sambil mencoba memejamkan mata.

Tiba-tiba dia merasakan bangku sebelahnya di tarik sehingga menyebabkan bangku itu berdecit. Dia tahu itu pasti Luke. Siapa lagi kalau bukan Luke yang duduk di sampingnya? Oh, kalau Arzay ada kemungkinannya, tapi perempuan itu selalu sampai 5 menit sebelum bel berbunyi.

Calum menegakkan tubuhnya, melihat ada Luke yang sedang menaruh tas di bangku sebelah-nya. Keadaan canggung menyelimuti keduanya. Calum menyibukkan diri dengan ponselnya. Luke pura-pura fokus pada buku bacaannya. Calum berdeham memecah keheningan mereka berdua.

"Ehm.. Luke." Panggil Calum.

Luke tersentak. Ini kali pertama, Calum memanggilnya sejak 6 hari yang lalu mereka tidak mengobrol.

"Y-ya?" Luke mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.

"Sorry." Ucap Calum.

"Buat?" Tanya Luke heran.

"Udah ngacanging lo selama 6 hari."

Luke tersenyum. Ia mengacungkan jari temgahnya dan mengarahkannya kepada Calum. Calum mengernyitkan dahinya.

"Middle finger?" Tawar Luke.

Calum mengaitkan jari tengahnya. Mereka tertawa serempak.

Sekarang sudah tak ada lagi yang mendiami satu sama lain.

***

Sekarang hari Jumat. Sepulang sekolah nanti, Calum les kembali dengan Luke. Karena 6 hari yang lalu, Calum berusaha menghindari Luke, selama itu juga Calum tidak les dengan Luke. Sekarang kedua kalinya Calum les dengannya.

Sebenarnya, hari ini Calum piket. Namun, yaa namanya juga Calum. Pasti cabut.

"Calum piket ihh.." Ucap Arzay sambil mengibaskan kemoceng di depan muka Calum.

Hidung Calum mulai gatal, karena terkena bulu dari kemoceng itu. "Ha.. ha.. hatchi.." dan akhirnya, Calum pun bersin.

"Apa sih lu. Sono ah." Usir Calum sambil mendorong Arzay agar menjauh. Tapi Arzay tak putus asa untuk membujuk Calum piket.

"Piket ga lu.." Ancam Arzay sambil terus mengibaskan kemoceng itu di depan muka Calum. Dan Calum pun terus bersin-bersin.

"Arzay! You like an asshole. Go away bitch!" Luke menarik tangan Calum, berlari keluar kelas.

"Luke, Calum! You both in danger!" Teriak Arzay di iringi dengan tawa setannya yang menggelegar menggema di koridor yang sepi.

Luke dan Calum terus berlari sampai di tempat parkir. Mereka bernafas lega karena tidak di kejar oleh nenek sihir satu itu.

"Naik Luke." Ucap Calum setelah duduk di motornya.

"Pake ini." Calum menyerahkan helm kepada Luke. Luke segera memakainya dan duduk di motor Calum.

Bruum

Calum langsung meng-gas motornya.

Luke berteriak di tengah perjalanan. "CALUMM, LES-NYA DI RUMAH GUE AJA."

"KASIH TAU GUE KEMANA ARAH RUMAH LO." Calum balas berteriak.

Luke pun memberitahu arah ke rumahnya. Setelah 15 menit, mereka berhenti di depan rumah besar ber-cat putih.

Luke membuka pintu pagar dan menyuruh Calum memarkirkan motornya di garasi.

Luke membuka pintu rumahnya.

"LUCEE." Luke memanggil Luce setelah membuka pintu rumahnya. Dilihatnya Luce sedang asik menonton TV dengan beberapa makanan di sampingnya.

"Hmm?" Luce menjawabnya dengan gumaman.

"Can you make some sneaks and juice for me and my friend?" Tanya Luke.

"What?" Luce menoleh mendapati kakaknya di depan pintu dengan seorang lelaki yang tampak asing di matanya.

"Your friend?" Tanya Luce pada Luke sambil melirik Calum.

"Yes. Can you make what i say earlier? Please." Pinta Luke.

"Ok." Luce beranjak dari depan TV ke arah dapur.

Luke menyuruh Calum mengikutinya ke kamar-nya.

"LUCE!" Teriak Luke-lagi.

"What's again?" Tanya Luce dengan nada kesal.

"Bring that to my room." Lanjut Luke dengan kekehan kecil di akhir kalimat.

Setelahnya, Luke berlari ke kamar-nya di ikuti dengan Calum di belakangnya.

Luce mendesis melihat sifat kakaknya yang kekanakan.

***

"What we learned last time?" Tanya Luke setelah mereka sudah duduk dengan meja di depan mereka dan alas karpet yang lembut.

"What is it? I've forgotten." Jawab Calum sambil tertawa.

"You bring your book?" Tanya Luke pada akhirnya.

"I don't bring that, 'cause i think we haven't forgive each other today." Calum menjelaskan.

"Ok. We can use paper for today." Luke memutuskan.

Mereka mulai belajar. Luke menjelaskan dan memberi Calum beberapa soal yang harus di kerjakan. Saat Luke sedang menjelaskan pelajaran ke Calum, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Sorry if i'm interrupt you two." Ucap Luce sambil membawa nampan berisi beberapa camilan dan jus ke arah mereka.

"It's okay. By the way, thanks hmm..." Calum berpikir sejenak. "Luce? Your name is Luce, isn't it?" Tanya Calum.

Luce mengangguk. "Yeah, my name is Luce. You?" Tanya Luce sambil menjulurkan tangannya ke arah Calum.

"Calum." Jawab Calum singkat sambil membalas uluran tangan Luce.

"Luke's friend?" Tanya Luce penasaran.

"Not friend, but best friend." Calum bergurau.

Luce maupun Luke tertawa.

"How can you know each other?" Tanya Luce lagi.

"He's my chairmate, Luce." Luke pun menjawab.

Luke menambahkan, "he was very cold when we first met."

Luce tertawa lagi. Calum hanya tersenyum.

"Ok. I have to go now. You two can continue your activities. I will go now." Luce berbalik dengan riang dan menutup pintu kamar dengan perlahan.

Ada satu di diri Luke yang merasa ada kejanggalan dari Luce. Dia menjadi lebih riang dari biasanya. Karena apa?

Apa Luce senang bertemu Calum?

***

Hae❤

Maaf yak lama update, kehabisan ide :(
Semoga cerita ini membuat kalian terhibur.
Maaf kalau cerita kita abal.
Maaf kalau kalian tidak terhibur dengan cerita ini.
Maaf kalau...
Apa sih kan jadi baper :')

JANGAN SOK JADI SILENT READER COI
*author mulai kesal

Udah ah

Salam cinta,
Lulu dan Ghina❤

O iya satu lagi
Adakah yang menonton slfl? ;)

Author satunya ada yang baper karena slfl lo. Semoga VOMMENTS kalian semua membuat dia lebih terhibur. Kita doa kan saja.

Bye~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang