7

146 20 14
                                    

"Baiklah tunggu sebentar ya!" Ucap si pelayan kemudian melenggang pergi.

"He's so creepy, you know?" Ceplos Luce disertai kekehan.

"Haha. I think he doesn't have a face." Cerocos Luke sambil tertawa.

Luke beranjak dari spotnya, dengan gerakan kilat ia mengecup pipi Luce. Kemudian Luke melengos pergi ke toilet meninggalkan Luce yang sudah dapat dipastikan sedang terkejut akan sikap Luke yang jahilnya tak bisa diselamatkan lagi.

Karena sudah diujung tanduk, Luke langsung masuk ke dalam bilik toilet.

Currr :v

Kira-kira seperti itulah suara air kencing Luke yang menyentuh kloset.

Bodoamat suka-suka authornya:-))

Dari dalam bilik toilet, Luke mendengar suara pintu toilet terbuka dan air yang mengalir dari wastafel.

Setelah selesai melaksanakan panggilan alam-nya. Luke pun keluar. Sekilas ia melihat siluet seseorang yang ia kenal. Luke berjalan mendekat, memastikan bahwa ia tidak salah orang.

"Calum, is that you?"

Yang dipanggil Calum itu membalikkan badan. Pandangan mereka bertemu. Calum membelalakkan matanya, namun setelah itu, ia cepat-cepat menatap Luke datar.

"Calum, lo disini juga?"

Calum tak bergeming, Ia masih menatap Luke datar.

"Baju lo kok kayak pelayan sini?"

"Lo kerja disini?"

Calum berdecak sebal kemudian keluar dan membanting pintu toilet.

***

Luke's POV

Sudah beberapa hari ini, sikap Calum kembali seperti waktu pertama kali kita bertemu. Dingin dan tak tersentuh.

Dia hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan setiap kali ditanya. Atau bahkan tidak menjawab. Tatapannya juga datar. Apa ini karena kejadian di cafe tempo hari?

Dia tiba-tiba pergi saat ditanya. Padahal 'kan aku belum mengetahui kebenarannya. Apa benar ia karyawan di Grace's Café? Atau hanya pelanggan disana?

He's like a puzzle. Difficult to solve.

"Hey Luke! What are you thinking?" Arzay dengan tiba-tiba menaruh kepalanya dipundak Luke.

Luke yang kaget sontak mengucap sumpah serapah. "FUCK YOU MONKEY! FUCK YOU DOG! AH MY GOD! I AM SHOCKED. MUM LIZ HELP ME! A CATFISH TRY TO TEMPT ME!1!1!"

"Penguin doyankan sama lele?" Goda Arzay mengedipkan sebelah matanya.

"Are you sawan? Why your eyes so bad? And penguin doesn't like catfish!" Luke menoyor kepala Arzay hingga ia terjatuh dan terbawa arus dan mengarungi perjalanan sebagai lele.

Author's POV

Seperti biasa, hari ini Calum bekerja di Grace's Café. Sudah 5 hari sejak kejadian Calum kepergok memakai pakaian pelayan Grace's Café oleh Luke, dan setelah kejadian itu juga, Calun tidak mengeluarkan sepatah katapun kepada Luke.

Pandangannya datar jika bertatapan dengan Luke. Calum hanya takut Luke bertanya-tanya tentang pekerjaannya itu --bahkan sebab mengapa ia bekerja.

Calum tak mau Luke atau bahkab semua orang tahu masalahnya, kecuali Maddy.

Ya, hanya Maddy-lah yang mengetahui masalah Calum. Jika ada apa-apa Calum pasti akan curhat dengan teman kerjanya itu.

"Cal, are you okay? if you feel unwell, you can go home." Tanya Maddy. Calum hanya menggeleng.

"Oh c'mon Calum! i know you well. You got a problem, right?"

Calum menghela napas dan mengangguk lemah. "Yeah, you're right."

"Wanna share with me?" Tawar Maddy lembut.

Anggukan Calum membuat kedua sudut bibir Maddy melengkung. "Pulang kerja. Di taman?" Tawar Maddy.

***

Kini, Calum dan Maddy tengah menikmati malam di taman. Keduanya terdiam, tak ada yang memulai obrolan.

Calum merogoh saku skinny jeans-nya, mengambil sesuatu. Benda yang selalu menemani diri-nya. Rokok. Dengan santai Calum mengambil satu batang dan menyalakan korek, mengarahkan kepada kepala rokok. Menyesapnya dalam-dalam dan menghembuskannya lewat hidung serta mulut.

Kepulan asap itu menerpa wajah Maddy. Walau batuk-batuk, Maddy malah menghisap asap itu.

'Apapun yang aku lakukan bersama Calum itu indah.' Kalimat itu yang selalu menghiasi jiwa Maddy saat bersama Calum.

Dengan sabar Maddy menunggu Calum menghabiskan rokoknya. Calum membuang rokoknya ke sembarang arah. Matanya terpejam. Kemudian terbuka. Ia melihat Maddy lekat-lekat.

"Can i hug you?" Tanya Calum.

Maddy mengangguk. Mereka berpelukan cukup lama sampai akhirnya Calum mengakhiri pelukan.

"So, What happened?"

"Luke. He saw me 5 days ago at Grace's Cafe. I guess he thought that i was working there." Curhat Calum.

"Who's Luke? Your friend in Dellaris High School?" Tanya Maddy.

Calum mengangguk lemah. "I'm just afraid if he knows my problems."

"No, he's not." Ucap Maddy.

Calum menatap Maddy heran. "How can you be sure that he woldn't know?"

Maddy bergerak gelisah. "I mean for a while. Because he didn't know for sure the truth, right?"

Calum terdiam. Ia memikirkan perkaraan Maddy barusan. Ada benarnya juga bahwa Luke memang belum tahu kebenarannya. Toh, Calum belum memberi penjelasan kepada Luke. Dan Calum bisa saja berbohong tentang penjelasan itu. Calum menghembuskan nafas lega. Jalan keluar untuk masalah sementara waktu ini kelar. Ya, walaupun hanya sementara waktu.

***

Gak usah sok silent readers deh syg, ku tak suka:-(

Vote? gue doain lo ketemu 4/4
Comment? gue doain lo bisa meluk mereka.

Asik gak tuh?

Salam cinta dari yang tercinta,
Lulu dan Ghina❤

Friend ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang