Duh, maaf ya baru bisa update sekarang :(
Kemarin aku kemah :(
Ya udahlah sebagai permintaan maaf aku update dua chapter :)
Btw, hari ini halloween kan? Happy Halloween Day! :)
----
"Isinya adalah eh..."
"Katakan!"
"Ehmmm,"
"Ayo katakan apa isi lelucon konyol itu dungu!"
"Eh isinya privasi! Aku tidak bisa mengatakannya,"
"Apa kau sudah berjanji?" lagi-lagi Thomas bertanya.
"Sudah,"
"Cepat katakan!" suruh Collin dan Melling berbarengan.
"Eh?"
"Kau ini bodoh ya? Aku baru tau, orang bodoh sepertimu bisa masuk Harvard,"
"Kurasa aku tidak bodoh," ujarku sambil menjulurkan lidah. Collin dan Melling merasa tersinggung.
"Ya, kau bodoh! Orang bodoh yang beruntung," kata Melling sambil menahan marah.
"Aku tidak bodoh, aku mendapat beasiswa karena usahaku sendiri!"
"Oh ya?"
"Ya,"
Collin melirik Melling dan Melling juga melakukan hal yang sama. Mereka melipat tangan dan berjalan mendekat ke arahku. Well, ini agak sedikit menakutkan. Tapi aku berusaha untuk berani. Aku juga melipat tanganku.
"Childlish,"
"Elder," aku membalas ejekannya sambil menahan tawa.
Dan sekali lagi aku berhasil membuat Collin tersinggung. Dasar sensitif.
"You still four years old," Melling mengejekku. Sepertinya ia tidak terima kalau tunangannya dihina.
"Yes, that mean i'm genius! You know i'm still four years old! That means i'm more young than you, and i'm smart just because in my young age i can get collage education! In Harvard! Look! I'm so lucky and genius!"
Yes! Aku berhasil membuat muka mereka berdua merah menahan marah atau malu. Mereka ternyata payah.
"Tapi, kita bisa membuktikan di nilai ujian," kata Collin. Wajahnya sudah tidak lagi merah.
"Aku pasti akan menjadi yang terbaik!" ucapku. Astaga. Bodoh Taylor! Itu kan susah! Bodoh Taylor!
Collin dan Melling menertawakanku. Hih, menyebalkan. Disisi lain aku merasa tidak yakin menjadi yang terbaik, disisi lain juga aku sebal dengan mereka berdua.
"Lihatlah! Muka anak kecil ini memerah!" ejek Melling.
"Ya! Oh, lihatlah! Wajahnya seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan! Mau kubelikan mainan apa?"
Aku tidak membalas ejekan mereka. Aku mencoba mengontrol emosi. Rasanya sebuah gunung akan meledak di otakku.
"Oh tidak mau kubelikan mainan? Mau makan es krim? Bagaimana kalau makan es krim yang ada di dekat mall itu? Akan ku bayar khusus untuk anak kecil ini! Lagipula aku yakin keluarga Rogers miskin sekali! Atau jangan-jangan kau tidak pernah makan es krim karena terlalu miskin? Rogers is poor"
What the fuck!
Mereka berani menghina keluargaku.
"Ya sudah! Kita buktikan! Siapa yang nilainya paling terbaik!" seruku lalu pergi berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Collin's family
FanfictionDiscontinued, i'm so sorry -author. But remember for always vote ;)