Back to Taylor POV
Selama Lucas dan Hayley pulang, aku lebih sering ke perpustakaan. Kamar menjadi sepi dan menyeramkan. Ranjang Hayley yang tidak dipakai terlihat seperti ranjang mayat.
Kebetulan. Claire. Seorang mahasiswa yang sama sepertiku. Teman sekamarnya pulang untuk beberapa hari. Dia juga merasa takut yang sama sepertiku. Karena itu kadang aku tidur di kamar Claire. Kadang Claire yang tidur di kamarku. Claire juga sama seperti Lucas. Ia pintar sains dan juga bahasa. Dia juga sering membantuku mengerjakan tugas di perpustakaan.
Soal Lucas, ternyata ia pulang lebih lama. Awalnya Lucas bilang ia akan pulang selama dua hari. Lucas pulang selama dua minggu.
Damn It All!
Two weeks later...
Finally!
Lucas, Hayley dan juga teman sekamar Claire pulang. Sekarang aku dan Claire sudah tidak kesepian lagi. Tapi kami tetap mengerjakan tugas bersama dan juga makan bersama. Nama teman sekamar Claire adalah Hana. Juga, ternyata teman sekamar Claire adalah sepupu Hayley. Pantas saja Hayley langsung akrab dengannya.
------
"Hai Lucas!" panggilku saat melihat Lucas sedang merapikan lokernya.
"What's up mate?"
"Jam tiga kau ada kelas?"
"Ya,"
"Sayang sekali,"
"Kenapa?"
"Eh aku ingin mengerjakan tugas sains bersamamu!"
"Bersamaku? Apa telingaku tidak salah mendengar?"
"Tidak! Aku ingin mengerjakan tugas sains bersamamu!"
"Setelah ini kau ada kelas?"
"Ya, kelas bahasa,"
"Setelah kelas bahasa, bagaimana ke starbuck?"
"Starbuck?"
"Ya ke Starbuck,"
"Sorry Lucas, i'd love to but..."
"But..."
"I don't have much money,"
"I'll treat you,"
"Really?"
"Yes!"
"Okay then! Starbuck at eleven!"
Lucas tersenyum lalu pergi berlalu. Aku melirik jam dinding. Jam menunjukkan pukul delapan pagi lebih sepuluh menit. Aku bangun terlalu pagi. Aku segera ke kelas untuk menaruh tas.
Aku membuka pintu kelas bahasa. Hanya beberapa anak yang sudah datang ke kelas. Mereka semua adalah nerds. Aku segera meletakkan tas di bangku paling depan. Alasan duduk di bangku depan adalah agar bisa mendengar penjelasan dengar baik. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk mengalahkan Thomas dan Liz.
------
Jam dinding kelas bahasa telah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi kurang dua menit. Tapi dosen bahasa, mr. Capron datang dua menit lebih awal. Ia langsung menyuruh kami mengeluarkan buku bahasa. Kemudian ia menerangkan pelajaran seperti biasa.
Aku mendengarkan pelajaran mr. Capron sebaik-baiknya. Aku juga mencatat apa saja yang ditulis di papan tulis dengan rapi. Pelajaran bahasa bisa jadi pelajaran yang menyenangkan. Tapi bila seorang Thomas William Collin duduk di sebelahmu, pelajaran ini jadi tidak menyenangkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Collin's family
FanfictionDiscontinued, i'm so sorry -author. But remember for always vote ;)